31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Budi Waseso Bilang, Hitung Harga Senjata Koleksinya tak Gampang

Komjen Pol Budi Waseso. Foto: Imam Husein/Jawa Pos/dok.JPNN
Komjen Pol Budi Waseso. Foto: Imam Husein/Jawa Pos/dok.JPNN

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepala Bareskrim Mabes Polri Komjen Budi Waseso mengakui bila selama ini belum pernah menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN)-nya ke KPK.

Hal itu dikarenakan dirinya kesulitan dan tidak ingin ada kesalahan dalam membuat LHKPN. “Barang-barang saya agak susah dihitung nilainya,” paparnya, seperti dikutib Jawa Pos (induk JPNN).

Dia menjelaskan bahwa dirinya memiliki hobi berburu, karena itu juga sebagai pemburu memiliki koleksi senjata berburu. Nah, koleksi senjata berburu ini sulit dinilai harganya.

“Kalau untuk senjata koleksi tentu berbeda, saya hargai segini. Eh, ternyata lebih mahal. Karena itu saya inginnya komunikasi dengan pabriknya untuk memastikan harganya berapa,” ujarnya.

Koleksi lainnya, lanjut dia adalah koleksi mobil antik. Koleksi semacam itu tentu memiliki penafsiran yang berbeda terkait harganya. “Saya juga tidak mau ada kesalahanlah,” tuturnya.

Setelah semua dihitung, dia memastikan akan secepatnya untuk menyerahkan LHKPN. “Ada juga harta tidak bergerak seperti tanah dan rumah, walau sekarang saya tinggal di rumah mertua di Cibubur,” jelasnya.(gun/idr)

Komjen Pol Budi Waseso. Foto: Imam Husein/Jawa Pos/dok.JPNN
Komjen Pol Budi Waseso. Foto: Imam Husein/Jawa Pos/dok.JPNN

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepala Bareskrim Mabes Polri Komjen Budi Waseso mengakui bila selama ini belum pernah menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN)-nya ke KPK.

Hal itu dikarenakan dirinya kesulitan dan tidak ingin ada kesalahan dalam membuat LHKPN. “Barang-barang saya agak susah dihitung nilainya,” paparnya, seperti dikutib Jawa Pos (induk JPNN).

Dia menjelaskan bahwa dirinya memiliki hobi berburu, karena itu juga sebagai pemburu memiliki koleksi senjata berburu. Nah, koleksi senjata berburu ini sulit dinilai harganya.

“Kalau untuk senjata koleksi tentu berbeda, saya hargai segini. Eh, ternyata lebih mahal. Karena itu saya inginnya komunikasi dengan pabriknya untuk memastikan harganya berapa,” ujarnya.

Koleksi lainnya, lanjut dia adalah koleksi mobil antik. Koleksi semacam itu tentu memiliki penafsiran yang berbeda terkait harganya. “Saya juga tidak mau ada kesalahanlah,” tuturnya.

Setelah semua dihitung, dia memastikan akan secepatnya untuk menyerahkan LHKPN. “Ada juga harta tidak bergerak seperti tanah dan rumah, walau sekarang saya tinggal di rumah mertua di Cibubur,” jelasnya.(gun/idr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/