JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Salah satu ketakutan pemerintah dalam kondisi perlambatan ekonomi seperti sekarang ini adalah anjloknya daya beli masyarakat. Hal tersebut pun sudah mulai terjadi. Akibat menurunnya konsumsi, harga sejumlah bahan pokok ikut turun. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyatakan, setidaknya sebanyak 10 komoditas pangan mengalami penurunan harga, selama dua pekan pertama di bulan September ini.
“Dari 22 komoditas yang kita pantau, itu ada 10 komoditas pangan yang harganya turun dalam waktu dua minggu ini,” kata Suryamin di Gedung BPS, kemarin (14/9).
Suryamin melanjutkan, komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain, daging ayam, daging sapi, susu kental manis, cabai rawit, minyak goreng, hingga gas elpiji.
Dia menuturkan, komoditas pangan yang mengalami penurunan harga paling tajam adalah daging ayamn
yang turun hingga 8,04 persen, kemudian bawang merah yang minus 12,31 persen dan cabai merah yang harganya turun sampai 9,08 persen.
Suryamin mengakui penurunan harga sejumlah komoditas tersebut disebabkan penurunan konsumsi masyarakat, pasca lebaran. Namun, ada juga beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, meski nilainya tidak signifikan. Diantaranya, beras, tempe, telur ayam ras, ikan bandeng, ikan kembung hingga emas.
“Kenaikan harga yang cukup lumayan adalah harga bawang putih sebesar 6,39 persen lalu emas yang mengalami kenaikan 2,79 persen dan juga tempe yang naik sebesar 3,84 persen,” paparnya.
Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, pada momen lebaran adalah waktu puncak konsumsi masyarakat. Sehingga, usai lebaran, daya beli masyarakat pun langsung menurun.
“Konsumsi tinggi kan hanya pada waktu hari raya. Lebaran sudah lewat, jadi konsumsi yang tinggi, ya tidak terjadi lagi, sudah kembali ke pola yang normal,” paparnya di Gedung BPS, kemarin.
Di samping penurunan konsumsi pasca lebaran, Sasmito mengatakan, beberapa komoditas pangan yang mengalami turun harga, sebelumnya sudah dinaikkan harganya. Dia mencontohkan daging ayam yang harganya sempat melambung mencapai Rp 75 ribu per kilogram. Akibatnya, masyarakat pun beralih mengonsumsi ikan.
“Jadi saya kira kemungkinan pertama memang sudah naik duluan (harga daging ayam). Jadi pas naik, orang mengurangi konsumsi, mungkin pada waktu itu dia pindah ke ikan atau sumber protein lainnya,” paparnya.
Dengan adanya penurunan harga sejumlah komoditas tersebut, diprediksi inflasi bulan ini juga bakal rendah. Seperti diketahui, sepanjang tahun ini, tren inflasi memang cenderung rendah, yakni berada di bawah level satu persen. Pada bulan lalu, inflasi hanya mencapai 0,39 persen. Bahkan, sempat terjadi deflasi pada awal bulan. Pada Januari, terjadi deflasi sebesar 0,24 persen, sementara deflasi pada Februari sebesar 0,36 persen. (ken/jpg/ril)
Harga Komoditas yang Turun:
1. Daging ayam minus 8,04 persen
2. Daging sapi minus 1,55 persen
3. Minyak goreng minus 1,55 persen
4. Susu kental manis minus 0,26 persen
5. Gula pasir minus 1,16 persen
6. Tepung terigu minus 0,49 persen
7. Cabai rawit minus 4,23 persen
8. Cabai merah minus 9,08 persen
9. Bawang merah minus 12,31 persen
10. Gas elpiji 3 Kilogram (Kg) minus 0,18 persen dan 12 Kg minus 0,01 persen
Harga komoditas yang naik, adalah :
1. Beras naik 1,30 sampai 1,54 persen
2. Bawang putih 6,39 persen
3. Tempe 3,84 persen
4. Telur ayam ras 0,96 persen
5. Ikan bandeng 0,48 persen
6. Ikan kembung 1,61 persen dan
7. Emas mengalami kenaikan 2,79 persen