32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Cegah Covid-19, Usai Nyoblos Jari Tak Lagi Dicelup ke Tinta

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus mempersiapkan protokol kesehatan Covid-19 saat pencoblosan pada Pilkada serentak, 9 Desember 2020.

CELUP: Seorang pemilih mencelupkan jarinya ke tinda usai mencoblos. Di Pilkada 2020, pencelupan jari ke tinta ditiadakan untuk mencegah Covid-19.
CELUP: Seorang pemilih mencelupkan jarinya ke tinda usai mencoblos. Di Pilkada 2020, pencelupan jari ke tinta ditiadakan untuk mencegah Covid-19.

Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik mengatakan, nantinya akan disiapkan ruang khusus bagi masyarakat yang suhu tubuhnya di atas 37,3 derajat celcius. Mereka tidak akan bercampur dengan masyarakat yang mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS).

“Nah, untuk mereka yang memiliki suhu tubuh yang 37,3 derajat celcius ya, itu kami siapkan di sekitar TPS itu ada ruang khusus, ruang khusus yang tertutup. Tertutup maksudnya tidak menyatu dengan lingkungan sekitarnya,” kata Evi dalam diskusi secara virtual di Jakarta, Rabu (14/10).

Nantinya, sebelum masyarakat masuk ke TPS, akan ada petugas yang mengecek suhu tubuh pemilih. Jika di atas 37,3 derajat celcius, maka akan langsung diarahkan ke ruang khusus tersebut. “Sehingga tidak berdekatan dengan petugas kita dan pemilih yang lain. Nah, ini kami siapkan dan termasuk alat-alat lainnya seperti tisu dan lainnya yang dibutuhkan di TPS,” katanya.

Evi menuturkan, baju hazmat juga disediakan di setiap TPS di seluruh Indonesia. Pencegahan-pencegahan penularan Covid-19 terus dilakukan oleh KPU.

Nantinya di setiap TPS tersebut juga disediakan tempat cuci tangan, sabun, hand sanitizer, alat pengukur suhu, face shield, makser dan tempat sampah. Selain itu, sebelum pemungutan suara dilakukan, TPS juga akan disemprot disinfektan.

Evi menambahkan, saat masyarakat berada di dalam TPS, diatur jaraknya satu meter. Sehingga bisa mencegah adanya risiko penularan Covid-19 di TPS. “Jadi pemilih pun sudah kami siapkan dan ini akan kami sosialisasikan dalam rangka untuk menggunakan hak pilih,” katanya.

Masyarakat yang telah mencoblos juga tidak lagi mencelupkan jari tangannya ke tinta. Namun, petugas akan meneteskan tinta ke tangan pemilih sebagai tanda telah melakukan pencoblosan kepala daerah. “Sehingga tidak bersentuhan langsung dengan tinta yang akan digunakan oleh banyak orang,” tuturnya.

Evi menambahkan, simulasi terkait protokol kesehatan saat pecoblosan rutin digelar oleh KPU setiap pekan. Kalaupun masih ada yang kurang, maka sosialisasi akan terus disempurnakan. “Ini dalam rangka sosialisasi tetapi juga untuk meyakinkan publik bahwa TPS nanti pada hari pemungutan suara di tanggal 9 Desember aman dan akan bisa dilakukan dengan protokol kesehatan,” pungkasnya. (jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus mempersiapkan protokol kesehatan Covid-19 saat pencoblosan pada Pilkada serentak, 9 Desember 2020.

CELUP: Seorang pemilih mencelupkan jarinya ke tinda usai mencoblos. Di Pilkada 2020, pencelupan jari ke tinta ditiadakan untuk mencegah Covid-19.
CELUP: Seorang pemilih mencelupkan jarinya ke tinda usai mencoblos. Di Pilkada 2020, pencelupan jari ke tinta ditiadakan untuk mencegah Covid-19.

Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik mengatakan, nantinya akan disiapkan ruang khusus bagi masyarakat yang suhu tubuhnya di atas 37,3 derajat celcius. Mereka tidak akan bercampur dengan masyarakat yang mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS).

“Nah, untuk mereka yang memiliki suhu tubuh yang 37,3 derajat celcius ya, itu kami siapkan di sekitar TPS itu ada ruang khusus, ruang khusus yang tertutup. Tertutup maksudnya tidak menyatu dengan lingkungan sekitarnya,” kata Evi dalam diskusi secara virtual di Jakarta, Rabu (14/10).

Nantinya, sebelum masyarakat masuk ke TPS, akan ada petugas yang mengecek suhu tubuh pemilih. Jika di atas 37,3 derajat celcius, maka akan langsung diarahkan ke ruang khusus tersebut. “Sehingga tidak berdekatan dengan petugas kita dan pemilih yang lain. Nah, ini kami siapkan dan termasuk alat-alat lainnya seperti tisu dan lainnya yang dibutuhkan di TPS,” katanya.

Evi menuturkan, baju hazmat juga disediakan di setiap TPS di seluruh Indonesia. Pencegahan-pencegahan penularan Covid-19 terus dilakukan oleh KPU.

Nantinya di setiap TPS tersebut juga disediakan tempat cuci tangan, sabun, hand sanitizer, alat pengukur suhu, face shield, makser dan tempat sampah. Selain itu, sebelum pemungutan suara dilakukan, TPS juga akan disemprot disinfektan.

Evi menambahkan, saat masyarakat berada di dalam TPS, diatur jaraknya satu meter. Sehingga bisa mencegah adanya risiko penularan Covid-19 di TPS. “Jadi pemilih pun sudah kami siapkan dan ini akan kami sosialisasikan dalam rangka untuk menggunakan hak pilih,” katanya.

Masyarakat yang telah mencoblos juga tidak lagi mencelupkan jari tangannya ke tinta. Namun, petugas akan meneteskan tinta ke tangan pemilih sebagai tanda telah melakukan pencoblosan kepala daerah. “Sehingga tidak bersentuhan langsung dengan tinta yang akan digunakan oleh banyak orang,” tuturnya.

Evi menambahkan, simulasi terkait protokol kesehatan saat pecoblosan rutin digelar oleh KPU setiap pekan. Kalaupun masih ada yang kurang, maka sosialisasi akan terus disempurnakan. “Ini dalam rangka sosialisasi tetapi juga untuk meyakinkan publik bahwa TPS nanti pada hari pemungutan suara di tanggal 9 Desember aman dan akan bisa dilakukan dengan protokol kesehatan,” pungkasnya. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/