26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Cerita Hari Terakhir B20 Summit Bertabur Para Pesohor

Elon Dialog di Tengah Lampu Mati, Anne Dorong Hak Perempuan

A little less conversation, a little more action, please All this aggravation ain’t satisfactioning me
A little more bite and a little less bark
A little less fight and a little more spark
Close your mouth and open up your heart and, baby, satisfy me..

Dinda JuwitaBadung

Lagu A Little Less Conversation dari ‘King of Rock and Roll’ Elvis Presley membuka sesi dialog bersama bos Tesla Elon Musk. Dalam acara Business 20 atau B20 pada rangkaian KTT G20 Elon memang dijadwalkan menjadi salah satu narasumber kunci.

Ia berdialog secara virtual bersama CEO dan Presdir Bakrie & Brothers Anindya Bakrie. Membuka sesi dialog bertajuk Navigating Future Disruption of Global Technological Innovation, kehadiran Elon langsung menjadi primadona. “Ladies and gentlemen, no need introduction. Please welcome, Elon Musk,” jelas Anindya.

Sejumlah delegasi dan peserta langsung meringsek maju ke bangku depan. Sambil berlomba mengangkat smartphone dan mengabadikan momen itu tentunya.

Disambut puluhan ribu pasang mata, Elon justru mengawali cerita bahwa sesi dialog itu dilakukannya di tengah kondisi listrik yang padam. Orang terkaya di dunia itu mengaku kaget melihat dirinya sendiri. “Saya baru saja melihat (wajah saya lewat) videonya, sangat aneh. Saya berada di sini dalam kegelapan, dikelilingi oleh lilin, sangat aneh,” katanya disambut tawa para hadirin.

Menanggapi itu, Anindya pun melontarkan guyonan pada lawan bicaranya. “Mangkanya, lebih baik kamu ke sini. Di sini terang, di sana gelap,” selorohnya.

Batik Bomba asal Sulawesi Tengah menjadi pilihan dress code Elon kemarin. Anindya mengapresiasi pilihan busana Elon. “Kami mengirimkan itu 15 ribu km mengelilingi dunia buatmu. Batik yang Anda pakai itu berasal dari Sulawesi Tengah, dari sebuah desa kecil tempat di mana ada banyak nikel di sana,” imbuh Anindya.

Elon pun mengaku menyukai batik hijau yang dikenakannya itu. Layaknya kedua karib, bos Bakrie itu banyak melontarkan jokes-jokes kepada lawan bicaranya kemarin. Tak ada kekakuan di antaranya keduanya. Anindya mengomandoi sesi dialog dengan sangat santai nan menghibur. “Mengapa kamu tidak terbang saja ke Bali lalu relaks di sini?” tanya Anindya.

“Kamu kan tahu, pekerjaan saya makin banyak akhir-akhir ini,” jawab Elon sambil menertawakan dirinya sendiri.

Anindya juga bertanya, bagaimana perasaan Elon menjadi pemilik media setelah orang terkaya di dunia tersebut membeli Twitter. Elon pun menjawab bahwa Twitter bukanlah media, namun sebuah medium. Meski fungsinya hampir mirip dengan media.

Anak pertama dari Aburizal Bakrie dan Tatty Murnitriati itu juga langsung menanggap Elon dengan bahasan-bahasan penting. Mulai dari Twitter, Tesla, SpaceX, hingga The Boring Company. Elon mengaku potensi Indonesia sangat besar. Terlebih dalam hal generasi muda yang besar, hingga sumber daya alam yang melimpah.

Anindya menceritakan, saat dirinya mengunjungi fasilitas SpaceX di Boca Chica, Texas, dirinya mendengar bahwa tempat terbaik untuk meluncurkan roket adalah dari khatulistiwa. Elon pun mengamini hal itu.

Ia pun membuka kemungkinan untuk membangun platform peluncuran roket SpaceX di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini terkait dengan rencananya menggunakan stasiun peluncuran untuk transportasi ke seluruh penjuru dunia. “Roket bisa membuat perjalanan dilakukan di tempat manapun di dunia kurang dalam waktu satu jam saja,” imbuh pria yang memutuskan drop out saat menempuh Ph. D di universitas Stanford lantaran sibuk mengembangkan perusahaannya itu.

Para hadirin pun terlihat sangat menikmati jalannya diskusi. Dialog 20 menit itu amat menghibur. Tema dialog itu pun juga dibumbui oleh cerita-cerita seperti bagaimana beberapa kelompok manusia masih memercayai bumi datar, hingga seputar visi Elon dalam kehidupan.

Anindya melanjutkan, Elon adalah gambaran manusia ‘global citizen’. Sebab, ia lahir di Afrika Selatan, belajar dan berkarir di AS, hingga sukses menjalankan sejumlah bisnisnya. Tentu banyak yang ingin menjadi Elon.

Pria yang berulang tahun setiap 28 Juni itu memberikan jawaban bijaksana. “Orang-orang itu sebenarnya nggak ingin menjadi saya. Mereka itu ingin seperti saya saja. Itu dua hal yang berbeda,” jawaban itu disambut tepuk tangan dan anggukan para hadirin.

Sebelum melanjutkan jawabannya, Elon berdiam beberapa saat. Berkontemplasi sejenak dan kembali melanjutkan jawabannya. “Jadi menurut saya, sebagai manusia kita harus melakukan upaya yang bermanfaat. Terutama memberi manfaat bagi umat manusia di bumi ini. Menurut saya, itu saja sudah baik. Jadi ya, maksimalkan kebermanfaatan kita bagi seluruh umat manusia. Itu saja. Ya, itu deh,” katanya sambil menutup sesi itu disambut riuh tepuk tangan.

Sebagai komando, Anindya pun menceritakan kepada Elon alasan mengapa ada lagu Elvis diputar ketika sesi dialog akan dimulai. Bagi Anindya, lirik lagu A Little Less Conversation mencerminkan sosok Elon. Sedikit bicara, banyak aksi. “Walaupun Anda melakukan sesi dialog ini di tengah kondisi gelap gulita dengan lilin,” katanya.

Mendengar alasan itu, Elon pun tertawa. “Ini adalah momen yang sangat lucu,” tutup Elon.

Tak lama berselang, sesi itu dilanjutkan dengan pidato dari Jeff Bezos. Bos Amazon itu melakukan pidato lewat rekaman video.

Jeff menuturkan, dunia usaha dan pemerintah boleh jadi tengah menghadapi berbagai ancaman global seperti pandemi akibat Covid-19, konflik, dan perubahan iklim.

Menurut Jeff, inovasi, pendidikan, kewirausahaan, dan kebijakan publik yang lebih baik bertanggung jawab atas pencapaian yang diperoleh hari ini. Jeff sempat menyinggung kerja sama pertama perusahaan di Indonesia, yang sepakat dengan PLN untuk 210 megawatt energi terbarukan di seluruh proyek tenaga surya skala utilitas di Indonesia.

Pria berkepala plontos itu mengajak perusahaan lain untuk bergabung dalam komitmen janji iklim. “Kami akan melindungi planet ini dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Kami akan melakukan keduanya,” katanya.

Beberapa jam berselang, nama lain yang banyak dinanti hadirin adalah kehadiran Anne Hathaway. Anne menjadi pembicara pada sesi bertajuk Investing in Inclusive Growth for A Resilient Future. Ia merupakan UN Women Goodwill Ambassador.

Pada pidatonya, Anne membawa pesan khusus dengan tema Unlocking The Full Potential of Women in The Economy. “Pandemi memberi dampak yang sangat berat bagi perempuan dan anak-anak. Terlebih banyak muncul kekerasan domestik,” ujarnya.

Anne melanjutkan, perempuan juga banyak kehilangan pekerjaan. Kisah pilu itu harus ditambah dengan tekanan ekonomi yang dipicu peningkatan harga berbagai kebutuhan.

Perempuan menghadapi kerumitan yang lebih kompleks. Apalagi, perempuan harus mengerjakan pekerjaan rumah sembari menghidupi keluarganya. “Perempuan bekerja sebanyak USD 512 miliar jam tanpa dibayar. Ini statistiknya selama pandemi,” tutur peraih Piala Oscar melalui perannya di film Les Misérables itu.

Pada kesempatan itu, ia mendorong agar Presidensi G20 Indonesia ikut melibatkan peran perempuan dalam ekonomi. Berbagai rekomendasi yang dihasilkan juga diharapkan mengakomodir isu-isu strategis terutama bagi perempuan dan anak. “Kita harus merestorasi apa yang hilang di perempuan dan anak. Kita harus optimalkan inklusivitas perempuan. Saya mendesak Anda meletakkan perempuan di jantung pemulihan ekonomi,” tutupnya disambut tepuk tangan hadirin. (dee/jpg)

A little less conversation, a little more action, please All this aggravation ain’t satisfactioning me
A little more bite and a little less bark
A little less fight and a little more spark
Close your mouth and open up your heart and, baby, satisfy me..

Dinda JuwitaBadung

Lagu A Little Less Conversation dari ‘King of Rock and Roll’ Elvis Presley membuka sesi dialog bersama bos Tesla Elon Musk. Dalam acara Business 20 atau B20 pada rangkaian KTT G20 Elon memang dijadwalkan menjadi salah satu narasumber kunci.

Ia berdialog secara virtual bersama CEO dan Presdir Bakrie & Brothers Anindya Bakrie. Membuka sesi dialog bertajuk Navigating Future Disruption of Global Technological Innovation, kehadiran Elon langsung menjadi primadona. “Ladies and gentlemen, no need introduction. Please welcome, Elon Musk,” jelas Anindya.

Sejumlah delegasi dan peserta langsung meringsek maju ke bangku depan. Sambil berlomba mengangkat smartphone dan mengabadikan momen itu tentunya.

Disambut puluhan ribu pasang mata, Elon justru mengawali cerita bahwa sesi dialog itu dilakukannya di tengah kondisi listrik yang padam. Orang terkaya di dunia itu mengaku kaget melihat dirinya sendiri. “Saya baru saja melihat (wajah saya lewat) videonya, sangat aneh. Saya berada di sini dalam kegelapan, dikelilingi oleh lilin, sangat aneh,” katanya disambut tawa para hadirin.

Menanggapi itu, Anindya pun melontarkan guyonan pada lawan bicaranya. “Mangkanya, lebih baik kamu ke sini. Di sini terang, di sana gelap,” selorohnya.

Batik Bomba asal Sulawesi Tengah menjadi pilihan dress code Elon kemarin. Anindya mengapresiasi pilihan busana Elon. “Kami mengirimkan itu 15 ribu km mengelilingi dunia buatmu. Batik yang Anda pakai itu berasal dari Sulawesi Tengah, dari sebuah desa kecil tempat di mana ada banyak nikel di sana,” imbuh Anindya.

Elon pun mengaku menyukai batik hijau yang dikenakannya itu. Layaknya kedua karib, bos Bakrie itu banyak melontarkan jokes-jokes kepada lawan bicaranya kemarin. Tak ada kekakuan di antaranya keduanya. Anindya mengomandoi sesi dialog dengan sangat santai nan menghibur. “Mengapa kamu tidak terbang saja ke Bali lalu relaks di sini?” tanya Anindya.

“Kamu kan tahu, pekerjaan saya makin banyak akhir-akhir ini,” jawab Elon sambil menertawakan dirinya sendiri.

Anindya juga bertanya, bagaimana perasaan Elon menjadi pemilik media setelah orang terkaya di dunia tersebut membeli Twitter. Elon pun menjawab bahwa Twitter bukanlah media, namun sebuah medium. Meski fungsinya hampir mirip dengan media.

Anak pertama dari Aburizal Bakrie dan Tatty Murnitriati itu juga langsung menanggap Elon dengan bahasan-bahasan penting. Mulai dari Twitter, Tesla, SpaceX, hingga The Boring Company. Elon mengaku potensi Indonesia sangat besar. Terlebih dalam hal generasi muda yang besar, hingga sumber daya alam yang melimpah.

Anindya menceritakan, saat dirinya mengunjungi fasilitas SpaceX di Boca Chica, Texas, dirinya mendengar bahwa tempat terbaik untuk meluncurkan roket adalah dari khatulistiwa. Elon pun mengamini hal itu.

Ia pun membuka kemungkinan untuk membangun platform peluncuran roket SpaceX di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini terkait dengan rencananya menggunakan stasiun peluncuran untuk transportasi ke seluruh penjuru dunia. “Roket bisa membuat perjalanan dilakukan di tempat manapun di dunia kurang dalam waktu satu jam saja,” imbuh pria yang memutuskan drop out saat menempuh Ph. D di universitas Stanford lantaran sibuk mengembangkan perusahaannya itu.

Para hadirin pun terlihat sangat menikmati jalannya diskusi. Dialog 20 menit itu amat menghibur. Tema dialog itu pun juga dibumbui oleh cerita-cerita seperti bagaimana beberapa kelompok manusia masih memercayai bumi datar, hingga seputar visi Elon dalam kehidupan.

Anindya melanjutkan, Elon adalah gambaran manusia ‘global citizen’. Sebab, ia lahir di Afrika Selatan, belajar dan berkarir di AS, hingga sukses menjalankan sejumlah bisnisnya. Tentu banyak yang ingin menjadi Elon.

Pria yang berulang tahun setiap 28 Juni itu memberikan jawaban bijaksana. “Orang-orang itu sebenarnya nggak ingin menjadi saya. Mereka itu ingin seperti saya saja. Itu dua hal yang berbeda,” jawaban itu disambut tepuk tangan dan anggukan para hadirin.

Sebelum melanjutkan jawabannya, Elon berdiam beberapa saat. Berkontemplasi sejenak dan kembali melanjutkan jawabannya. “Jadi menurut saya, sebagai manusia kita harus melakukan upaya yang bermanfaat. Terutama memberi manfaat bagi umat manusia di bumi ini. Menurut saya, itu saja sudah baik. Jadi ya, maksimalkan kebermanfaatan kita bagi seluruh umat manusia. Itu saja. Ya, itu deh,” katanya sambil menutup sesi itu disambut riuh tepuk tangan.

Sebagai komando, Anindya pun menceritakan kepada Elon alasan mengapa ada lagu Elvis diputar ketika sesi dialog akan dimulai. Bagi Anindya, lirik lagu A Little Less Conversation mencerminkan sosok Elon. Sedikit bicara, banyak aksi. “Walaupun Anda melakukan sesi dialog ini di tengah kondisi gelap gulita dengan lilin,” katanya.

Mendengar alasan itu, Elon pun tertawa. “Ini adalah momen yang sangat lucu,” tutup Elon.

Tak lama berselang, sesi itu dilanjutkan dengan pidato dari Jeff Bezos. Bos Amazon itu melakukan pidato lewat rekaman video.

Jeff menuturkan, dunia usaha dan pemerintah boleh jadi tengah menghadapi berbagai ancaman global seperti pandemi akibat Covid-19, konflik, dan perubahan iklim.

Menurut Jeff, inovasi, pendidikan, kewirausahaan, dan kebijakan publik yang lebih baik bertanggung jawab atas pencapaian yang diperoleh hari ini. Jeff sempat menyinggung kerja sama pertama perusahaan di Indonesia, yang sepakat dengan PLN untuk 210 megawatt energi terbarukan di seluruh proyek tenaga surya skala utilitas di Indonesia.

Pria berkepala plontos itu mengajak perusahaan lain untuk bergabung dalam komitmen janji iklim. “Kami akan melindungi planet ini dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Kami akan melakukan keduanya,” katanya.

Beberapa jam berselang, nama lain yang banyak dinanti hadirin adalah kehadiran Anne Hathaway. Anne menjadi pembicara pada sesi bertajuk Investing in Inclusive Growth for A Resilient Future. Ia merupakan UN Women Goodwill Ambassador.

Pada pidatonya, Anne membawa pesan khusus dengan tema Unlocking The Full Potential of Women in The Economy. “Pandemi memberi dampak yang sangat berat bagi perempuan dan anak-anak. Terlebih banyak muncul kekerasan domestik,” ujarnya.

Anne melanjutkan, perempuan juga banyak kehilangan pekerjaan. Kisah pilu itu harus ditambah dengan tekanan ekonomi yang dipicu peningkatan harga berbagai kebutuhan.

Perempuan menghadapi kerumitan yang lebih kompleks. Apalagi, perempuan harus mengerjakan pekerjaan rumah sembari menghidupi keluarganya. “Perempuan bekerja sebanyak USD 512 miliar jam tanpa dibayar. Ini statistiknya selama pandemi,” tutur peraih Piala Oscar melalui perannya di film Les Misérables itu.

Pada kesempatan itu, ia mendorong agar Presidensi G20 Indonesia ikut melibatkan peran perempuan dalam ekonomi. Berbagai rekomendasi yang dihasilkan juga diharapkan mengakomodir isu-isu strategis terutama bagi perempuan dan anak. “Kita harus merestorasi apa yang hilang di perempuan dan anak. Kita harus optimalkan inklusivitas perempuan. Saya mendesak Anda meletakkan perempuan di jantung pemulihan ekonomi,” tutupnya disambut tepuk tangan hadirin. (dee/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/