26 C
Medan
Monday, March 10, 2025

Kans SMA Non-Unggulan Lebih Besar

Soal Penghapusan Jalur Ujian Tulis SNMPTN

JAKARTA-Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmaloka meminta kepada pemerintah untuk dapat mengubah aturan mengenai kuota jalur undangan yang berdasarkan tingkat akreditasi sekolah. Ia menyarankan agar sekolah berakreditasi rendah sebaiknya juga diberikan kesempatan lebih besar untuk dapat berpartisipasi dalam seleksi jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013.

“Ke depannya sebaiknya PTN juga harus bisa memberikan kesempatan kepada siswa berprestasi di sekolah-sekolah yang nonunggulan. Sehingga, kesempatan untuk mengikuti jalur undangan tidak didominasi oleh sekolah unggulan saja,” ungkap Akhmaloka di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Kamis (15/3).

Jika jalur ujian tulis SNMPTN dihapus, Akhmaloka memastikan peluang bagi sekolah nonunggulan akan mendapat kuota jalur undangan menjadi lebih besar. “Misalkan saja, kuota 60 persen dari ujian tulis yang dialihkan ke jalur undangan, maka akan membuka kesempatan yang luas bagi sekolah untuk mendaftarkan siswa-siswa berprestasi di sekolah nonunggulan,” terangnya.

Untuk diketahui, aturan yang berlaku saat ini, bagi sekolah yang belum terakreditasi hanya diberi jatah lima persen dari jumlah siswa untuk dapat ikut jalur undangan. Lalu sekolah dengan akreditasi C hanya 15 persen, akreditasi B sebanyak 30 persen, sedangkan untuk sekolah akreditasi A paling banyak, yakni 50 persen.

“Nah dengan begitu, maka ke depannya sekolah baik unggulan dan non unggulan bisa memiliki kesempatan yang sama. Namun ini belum diputuskan dan masih dalam tahap pembahasan,” jelasnya.

Kadisdik Medan Belum Tahu Nasib SMAN 5 Medan

Sementara itu, soal jalur undangan bermasalah yang menimpa SMAN 5 Medan belum juga mendapat titik terang. Tim yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan untuk menelusuri pernyataan tegas panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), sudah berangkat ke Jakarta untuk menemui Ketua SNMPTN pusat sejak, Selasa (13/3) lalu.

“Sudah saya perintahkan tim yang terdiri dari Kepala Sekolah SMAN 5 dan Komite Sekolah menghadap Ketua SNMPTN pusat yang kebetulan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) dua hari lalu, Selasa (13/3),” kata Kadisdik Medan, Rajab Lubis, kemarin.

Dijelaskannya, tujuan tim menghadap ketua SNMPTN tak lain untuk meminta penjelasan dan klarifikasi terkait pernyataan tegas bahwa SMAN 5 Medan dalam daftar blacklist bukan lantaran siswa yang pernah diterima lewat jalur undangan tidak melakukan daftar ulang alias tidak mengisi kursi yang didapat. Namun, semata-mata karena adanya manipulasi nilai yang dikirim saat mendaftar di jalur undangan itu.

“Untuk hasilnya, saya belum tahu. Saya sendiri masih menunggu jawaban dari tim untuk menjelaskan hasil pertemuan itu kepada saya,” jelasnya.
Saat disinggung berapa lama tim berada disana dan kembali ke kota Medan, Rajab memastikan kalau tim hanya dua hari di Jakarta dan akan tiba ke kota Medan, kemarin. “Rencananya tim tiba hari ini, (kemarin, Red). Kalau untuk pasti waktunya (jam), saya belum tahu,” jelasnya.  (cha/jpnn/adl)

Soal Penghapusan Jalur Ujian Tulis SNMPTN

JAKARTA-Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmaloka meminta kepada pemerintah untuk dapat mengubah aturan mengenai kuota jalur undangan yang berdasarkan tingkat akreditasi sekolah. Ia menyarankan agar sekolah berakreditasi rendah sebaiknya juga diberikan kesempatan lebih besar untuk dapat berpartisipasi dalam seleksi jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013.

“Ke depannya sebaiknya PTN juga harus bisa memberikan kesempatan kepada siswa berprestasi di sekolah-sekolah yang nonunggulan. Sehingga, kesempatan untuk mengikuti jalur undangan tidak didominasi oleh sekolah unggulan saja,” ungkap Akhmaloka di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Kamis (15/3).

Jika jalur ujian tulis SNMPTN dihapus, Akhmaloka memastikan peluang bagi sekolah nonunggulan akan mendapat kuota jalur undangan menjadi lebih besar. “Misalkan saja, kuota 60 persen dari ujian tulis yang dialihkan ke jalur undangan, maka akan membuka kesempatan yang luas bagi sekolah untuk mendaftarkan siswa-siswa berprestasi di sekolah nonunggulan,” terangnya.

Untuk diketahui, aturan yang berlaku saat ini, bagi sekolah yang belum terakreditasi hanya diberi jatah lima persen dari jumlah siswa untuk dapat ikut jalur undangan. Lalu sekolah dengan akreditasi C hanya 15 persen, akreditasi B sebanyak 30 persen, sedangkan untuk sekolah akreditasi A paling banyak, yakni 50 persen.

“Nah dengan begitu, maka ke depannya sekolah baik unggulan dan non unggulan bisa memiliki kesempatan yang sama. Namun ini belum diputuskan dan masih dalam tahap pembahasan,” jelasnya.

Kadisdik Medan Belum Tahu Nasib SMAN 5 Medan

Sementara itu, soal jalur undangan bermasalah yang menimpa SMAN 5 Medan belum juga mendapat titik terang. Tim yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan untuk menelusuri pernyataan tegas panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), sudah berangkat ke Jakarta untuk menemui Ketua SNMPTN pusat sejak, Selasa (13/3) lalu.

“Sudah saya perintahkan tim yang terdiri dari Kepala Sekolah SMAN 5 dan Komite Sekolah menghadap Ketua SNMPTN pusat yang kebetulan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) dua hari lalu, Selasa (13/3),” kata Kadisdik Medan, Rajab Lubis, kemarin.

Dijelaskannya, tujuan tim menghadap ketua SNMPTN tak lain untuk meminta penjelasan dan klarifikasi terkait pernyataan tegas bahwa SMAN 5 Medan dalam daftar blacklist bukan lantaran siswa yang pernah diterima lewat jalur undangan tidak melakukan daftar ulang alias tidak mengisi kursi yang didapat. Namun, semata-mata karena adanya manipulasi nilai yang dikirim saat mendaftar di jalur undangan itu.

“Untuk hasilnya, saya belum tahu. Saya sendiri masih menunggu jawaban dari tim untuk menjelaskan hasil pertemuan itu kepada saya,” jelasnya.
Saat disinggung berapa lama tim berada disana dan kembali ke kota Medan, Rajab memastikan kalau tim hanya dua hari di Jakarta dan akan tiba ke kota Medan, kemarin. “Rencananya tim tiba hari ini, (kemarin, Red). Kalau untuk pasti waktunya (jam), saya belum tahu,” jelasnya.  (cha/jpnn/adl)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru