28 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Jenazah Gosong di Atap Rumah

no picture

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – WARGA Jalan Cendrawasih kembali heboh. Sekira pukul 15.30 WIB pada Jumat (15/3), satu lagi jenazah ditemukan sekira 20 meter dari lokasi meledaknya bom di kediaman Abu Hamzah. Namun kondisi mayat sudah gosong dan berada di atap rumah warga.

Menurut warga sekitar, mayat tersebut ditemukan seorang warga saat hendak membersihkan puing-puing rumahnya. “Sewaktu mau membersihkan rumah. Dilihat ada mayat di atap, langsung dilaporkannya,” kata seorang pria yang tak ingin namanya disebutkan.

Hal tersebut dibenarkan Kabag Humas Polres Sibolga Iptu Ramadhansyah Sormin. “Iya benar, sekarang sudah dibawa oleh tim DVI,” kata Sormin.

Namun dia tidak merinci seputar penemuan tersebut. Sehingga, belum diketahui identitas jenazah tersebut.

Amatan, dari postur jenazah, diperkirakan usianya masih balita. Namun, belum diketahui apakah mayat tersebut merupakan anak Abu Hamzah yang hingga kini belum jelas kebaradaannya. Kondisi mayat saat ditemukan dalam keadaan gosong tanpa kepala dan tangan. Posisinya telungkup di atap rumah warga. Hampir seluruh tubuh gosong menjadi arang, hanya kaki sebelah kanan yang nampak masih utuh.

Kesedihan Mendalam Warga

Pasca ledakan bom bunuh diri istri dari terduga teroris Abu Hamzah bersama anaknya Ab, menyisakan kesedihan bagi warga Jalan Cendrawasih, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas. Meski telah diperbolehkan untuk menempati rumah, namun banyak yang memilih tetap mengungsi ke rumah keluarga terdekat.

Sebagian warga masih belum yakin dengan keamanan daerah sekitar TKP. Mereka merasa masih ada bom yang tertanam di sekitar rumah terduga teroris. Sementara sebagian lainnya masih trauma, mengingat kerasnya dentuman ledakan bom yang mereka saksikan sendiri. Terlebih terhadap warga yang berdampingan rumah dengan terduga teroris.

Seperti yang dirasakan Poltak Siahaan, meski rumahnya terbilang masih layak dihuni, namun dia dan keluarganya lebih memilih untuk mengungsi sementara. “Ah, gak tahu-tahu kita itu, lebih baguslah mengungsi dulu,” katanya sambil membenahi barang-barang yang mau dibawa.

Menurutnya, risiko besar bila memaksakan diri untuk tetap tinggal di sekitar lokasi ledakan. Melihat, kerusakan yang terjadi pada rumahnya akibat goncangan ledakan tersebut. “Di belakang rusak semua, belum berani saya memeriksanya. Tapi, kulihat parah. Walapun dibilang besok sudah bebas, sudah dibuka pembatasnya, tapi kami masih belum berani tinggal disini,” pungkasnya.

Senada dikatakan seorang wanita, yang sedang mencari barang-barang yang masih layak dipakai di puing-puing rumahnya yang rusak parah, yang berada persis disebelah rumah Abu Hamzah. “Habis semua, gak ada yang tinggal,” kata wanita yang tidak ingin disebutkan namanya ini kepada wartawan.

Termasuk katanya seluruh ijazahnya dari mulai SD sampai Perguruan Tinggi. “Kebetulan, saya waktu itu lagi mengajar. Jadi, gak sempat mengambil apa-apa. Ijazah dari mulai SD sampai sarjana habis. Gak ada yang selamat,” ketusnya.

Sama dengan Poltak, dia dan keluarganya berencana akan tinggal sementara di rumah keluarga dekat mereka. “Mengungsilah dulu kami. Kalau ijazah, terpaksa harus mengurus lagi ke medan” pungkasnya.

Amatan, tak hanya mereka, masih banyak warga lainnya yang mengemasi barang-barang mereka untuk segera mengungsi dari sekitar lokasi ledakan bom. Sementara, korban yang rumahnya rata dengan tanah, masih berusaha mengais tumpukan reruntuhan bangunan, mencari barang-barang yang masih layak dipakai.

Untuk radius 100 meter dari lokasi ledakan, polisi masih membatasi warga yang masuk. Hanya warga yang tinggal di sekitar yang diperbolehkan keluar masuk dari lokasi ledakan.

Sebelumnya, pihak kepolisian melalui pengeras suara masjid mengimbau kepada seluruh warga untuk tetap berhati-hati. Bilamana ada yang menemukan benda yang mencurigakan, agar tidak menyentuh dan langsung melaporkannya.ke petugas yang masih berjaga disekitar lokasi kejadian. (ts/smg)

no picture

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – WARGA Jalan Cendrawasih kembali heboh. Sekira pukul 15.30 WIB pada Jumat (15/3), satu lagi jenazah ditemukan sekira 20 meter dari lokasi meledaknya bom di kediaman Abu Hamzah. Namun kondisi mayat sudah gosong dan berada di atap rumah warga.

Menurut warga sekitar, mayat tersebut ditemukan seorang warga saat hendak membersihkan puing-puing rumahnya. “Sewaktu mau membersihkan rumah. Dilihat ada mayat di atap, langsung dilaporkannya,” kata seorang pria yang tak ingin namanya disebutkan.

Hal tersebut dibenarkan Kabag Humas Polres Sibolga Iptu Ramadhansyah Sormin. “Iya benar, sekarang sudah dibawa oleh tim DVI,” kata Sormin.

Namun dia tidak merinci seputar penemuan tersebut. Sehingga, belum diketahui identitas jenazah tersebut.

Amatan, dari postur jenazah, diperkirakan usianya masih balita. Namun, belum diketahui apakah mayat tersebut merupakan anak Abu Hamzah yang hingga kini belum jelas kebaradaannya. Kondisi mayat saat ditemukan dalam keadaan gosong tanpa kepala dan tangan. Posisinya telungkup di atap rumah warga. Hampir seluruh tubuh gosong menjadi arang, hanya kaki sebelah kanan yang nampak masih utuh.

Kesedihan Mendalam Warga

Pasca ledakan bom bunuh diri istri dari terduga teroris Abu Hamzah bersama anaknya Ab, menyisakan kesedihan bagi warga Jalan Cendrawasih, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas. Meski telah diperbolehkan untuk menempati rumah, namun banyak yang memilih tetap mengungsi ke rumah keluarga terdekat.

Sebagian warga masih belum yakin dengan keamanan daerah sekitar TKP. Mereka merasa masih ada bom yang tertanam di sekitar rumah terduga teroris. Sementara sebagian lainnya masih trauma, mengingat kerasnya dentuman ledakan bom yang mereka saksikan sendiri. Terlebih terhadap warga yang berdampingan rumah dengan terduga teroris.

Seperti yang dirasakan Poltak Siahaan, meski rumahnya terbilang masih layak dihuni, namun dia dan keluarganya lebih memilih untuk mengungsi sementara. “Ah, gak tahu-tahu kita itu, lebih baguslah mengungsi dulu,” katanya sambil membenahi barang-barang yang mau dibawa.

Menurutnya, risiko besar bila memaksakan diri untuk tetap tinggal di sekitar lokasi ledakan. Melihat, kerusakan yang terjadi pada rumahnya akibat goncangan ledakan tersebut. “Di belakang rusak semua, belum berani saya memeriksanya. Tapi, kulihat parah. Walapun dibilang besok sudah bebas, sudah dibuka pembatasnya, tapi kami masih belum berani tinggal disini,” pungkasnya.

Senada dikatakan seorang wanita, yang sedang mencari barang-barang yang masih layak dipakai di puing-puing rumahnya yang rusak parah, yang berada persis disebelah rumah Abu Hamzah. “Habis semua, gak ada yang tinggal,” kata wanita yang tidak ingin disebutkan namanya ini kepada wartawan.

Termasuk katanya seluruh ijazahnya dari mulai SD sampai Perguruan Tinggi. “Kebetulan, saya waktu itu lagi mengajar. Jadi, gak sempat mengambil apa-apa. Ijazah dari mulai SD sampai sarjana habis. Gak ada yang selamat,” ketusnya.

Sama dengan Poltak, dia dan keluarganya berencana akan tinggal sementara di rumah keluarga dekat mereka. “Mengungsilah dulu kami. Kalau ijazah, terpaksa harus mengurus lagi ke medan” pungkasnya.

Amatan, tak hanya mereka, masih banyak warga lainnya yang mengemasi barang-barang mereka untuk segera mengungsi dari sekitar lokasi ledakan bom. Sementara, korban yang rumahnya rata dengan tanah, masih berusaha mengais tumpukan reruntuhan bangunan, mencari barang-barang yang masih layak dipakai.

Untuk radius 100 meter dari lokasi ledakan, polisi masih membatasi warga yang masuk. Hanya warga yang tinggal di sekitar yang diperbolehkan keluar masuk dari lokasi ledakan.

Sebelumnya, pihak kepolisian melalui pengeras suara masjid mengimbau kepada seluruh warga untuk tetap berhati-hati. Bilamana ada yang menemukan benda yang mencurigakan, agar tidak menyentuh dan langsung melaporkannya.ke petugas yang masih berjaga disekitar lokasi kejadian. (ts/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/