26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Positif Corona di Indonesia jadi 117 Kasus, Jokowi: Saatnya Beraktifitas di Rumah

CORONA: Presiden Joko Widodo memaparkan langkah-langkah penanganan virus corona, dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3).
CORONA: Presiden Joko Widodo memaparkan langkah-langkah penanganan virus corona, dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jumlah pasien positif terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah menjadi 117 kasus hingga Minggu (15/3). Angka ini bertambah 21 kasus baru dari pengumuman yang dilakukan Sabtu. Merespon hal itu, Presiden Joko Widodo meminta segenap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona. Salahsatu caranya, dengan mulai beraktivitas di rumah.

“SAATNYA kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah,” ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3).

Menurut Jokowi, langkah ini perlu dilakukan agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan lebih maksimal. “Agar penyebarannya bisa kita hambat dan stop,” ujar Kepala Negara. Menjaga diri dari kerumunann

disebut sebagai salahsatu cara efektif dan efisien dalam menekan penyebaran Covid-19. “Yang penting saat ini adalah social distancing, bagaimana kita menjaga jarak (dari kerumunan),” tutur Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga meminta semua orang untuk mulai bekerja sama dan saling tolong-menolong agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan baik. “Inilah saatnya bekerja bersama-sama, saling tolong-menolong dan bersatu padu. Gotong royong, kita ingin ini jadi gerakan masyarakat agar masalah Covid-19 bisa ditangani maksimal,” ujar Jokowi.

Presiden juga meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk bersikap tenang. “Kepada seluruh rakyat Indonesia, saya minta untuk tetap tenang, tidak panik, dan tetap produktif dengan meningkatkan kewaspadaan,” ujar Joko Widodo.

Dengan bersikap tenang dan tidak panik, Jokowi menilai bahwa penyebaran Covid-19 ini bisa dengan lebih mudah dihambat dan dihentikan.

Dalam menangani penyebaran virus corona atau Covid-19, Jokowi memastikan bahwa pemerintah akan terus berkomunikasi dengan Badan Kesehatan Dunia atau WHO. “Dan menggunakan protokol kesehatan WHO, serta konsultasi dengan ahli kesehatan masyarakat dalam mengatasi penyebaran Covid-19,” ucapnya.

Saat ini, Jokowi menjelaskan, pemerintah telah membentuk Gugus Tugas yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo. Pembentukan gugus tugas dilakukan untuk mensinergikan semua unsur lembaga, baik itu pusat dan daerah, dalam menangani Covid-19.

Salahsatu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah kondisi geografinya yang tersebar sebagai negara kepulauan. “Sebagai negara besar dan kepulauan, tingkat penyebaran Covid-19 ini derajatnya bervariasi daerah satu dengan yang lain,” ucap Jokowi. “Saya minta seluruh gubernur, bupati, dan wali kota untuk terus memantau dan menelaah semua,” kata dia.

Pemda Tetapkan Status Masing-masing

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga meminta seluruh kepala daerah di Indonesia untuk memonitor penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di daerah masing-masing. Melalui monitoring itu, kepala daerah diminta segera menentukan status daerahnya.

“Saya minta kepada seluruh gubernur, bupati dan wali kota untuk terus memonitor kondisi daerahnya dan berkonsultasi dengan pakar medis dalam menelaah setiap situasi yang ada,” ujar Presiden. “Kemudian, terus berkonsultasi dengan BNPB, untuk menentukan status daerahnya apakah siaga darurat atau tanggap bencana non alam,” lanjut dia.

Berdasarkan status kedaruratan itu, Presiden Jokowi memerintahkan pemerintah daerah dengan dibantu TNI-Polri dan kementerian terkait, untuk melakukan langkah efektif dan efisien dalam menahan laju penyebaran Covid-19.

Beberapa kebijakan yang dapat diambil, yakni meliburkan proses belajar mengajar di sekolah dan universitas dan mengimbau mereka belajar di rumah dan memperbolehkan ASN bekerja dari rumah. Untuk kebijakan soal ASN, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pelayanan prima ke masyarakat tidak boleh kendur.

“Kemudian menunda kegiatan yang melibatkan peserta banyak orang dan meningkatkan pelayanan pengetesan infeksi Covid-19 dan pengobatan secara maksimal dengan memanfaatkan kemampuan rumah sakit daerah bekerja sama dengan swasta,” ujar Presiden.

Presiden memerintahkan seluruh kepala daerah untuk mengalokasikan anggaran serta menggunakannya secara efektif dan efisien demi menghadapi wabah virus corona. “Saya sudah memerintahkan untuk memberikan dukungan anggaran memadai untuk digunakan secara efektif dan efisien,” ujar Presiden Jokowi.

Terkait anggaran ini, pemerintah merujuk pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Ia mengatakan, berdasarkan undang-undang tersebut, pemerintah pusat dan pemerintah daerah dimungkinkan untuk memprioritaskan penggunaan anggaran secara cepat.

Kementerian Keuangan, lanjut Presiden Jokowi, juga telah mengeluarkan peraturan dan pedoman untuk penyediaan anggaran yang diperlukan seluruh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta gugus tugas penanganan Covid-19.

“Peraturan ini memberikan landasan hukum agar pihak relevan dapat mengunakan anggarannya dan mengajukan kebutuhan anggarannya untuk menangani tantangan penyebaran Covid-19,” kata dia.

Bahan Pokok Mencukupi

Di atas semuanya, Presiden Joko Widodo memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok cukup memadai dalam rangka menghadapi wabah virus corona atau penyakit Covid-19. “Pemerintah memastikan ketersediaaan bahan kebutuhan pokok yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Presiden.

Pandemi Covid-19 ini, lanjut dia, berdampak pada perlambatan ekonomi dunia secara masif dan signifikan, termasuk Indonesia.

Pemerintah pun melakukan langkah cepat untuk mengantisipasi beberapa dampaknya. Selain itu, kata Presiden Jokowi, pemerintah juga telah memberikan insentif kebijakan ekonomi sebagaimana yang telah diumumkan Menteri Perekonomian dan jajarannya. Insentif kebijakan ekonomi itu adalah untuk menjaga kegiatan dunia usaha yang telah berjalan agar tetap berjalan seperti biasa.

“Saya dan seluruh jajaran kabinet terus bekerja keras untuk menyiapakan dan menjaga dari penyebaran Covid-19 dan meminimalkan implikasinya untuk ekonomi Indonesia,” kata dia.

Presiden selanjutnya meyakinkan, bahwa para menteri di kabinetnya tetap bekerja penuh seperti biasa walaupun ada salah seorang di antaranya yang positif terinfeksi virus corona ( Covid-19). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi diketahui terinfeksi Covid-19 sebagai kasus 76.

“Sebagaimana kemarin telah disampaikan, bahwa salah satu menteri kami terdeteksi positif terinfeksi Covid-19,” ujar jar .

Kendati demikian, langkah-langkah antispatif terhadap para menteri lainnya disebutkannya sudah dilakukan. “Langkah-langkah antisipatif telah dilakukan, dan saya yakinkan bahwa para menteri tetap bekerja penuh seperti biasa,” lanjut dia.

Presiden Jokowi mengatakan, akhir-akhir ini, justru para menteri telah bekerja lebih keras walaupun dilakukan dengan cara daring. Terutama untuk mengatasi isu kesehatan dan dampak perekonomian akibat wabah Covid-19. “Hari-hari ini para menteri bekerja lebih keras, walaupun sebagian dilakukan dengan cara online, untuk mengatasi isu kesehatan dan mengatasi dampak perekonomian akibat Covid-19 ini,” kata dia.

Seirama dengan Presiden Jokowi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta seluruh kepala daerah untuk menunda pelaksanaan perjalanan ke luar negeri. Kebijakan itu diperuntukkan bagi gubernur, bupati, maupun wali kota serta ketua DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari paparan virus corona yang tengah mewabah di dunia.

“Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus corona (Covid-19) sebagai pandemi,” tulis Tito, Minggu (15/3).

“Sehubungan dengan hal tersebut, jika tidak sangat urgent sekali dimohon kepada kepala daerah/wakil kepala daerah, ketua dan anggota DPRD provinsi/kabupaten/kota beserta pejabat di daerah agar menunda pelaksanaan perjalanan ke luar negeri untuk menghindari terpapar virus corona (Covid-19),” tulis dia.

Lebih dari 1.000 Spesimen

Hingga kemarin, jumlah pasien positif terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah menjadi 117 kasus.

“Hari ini kita dapatkan 21 kasus baru, di mana 19 di antaranya di Jakarta, 2 di Jawa Tengah,” kata Juru bicara penanganan virus corona, Achmad Yurianto, seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Minggu.

Yuri mengatakan, penambahan kasus di Jakarta merupakan hasil penelusuran terhadap kontak dari kasus sebelumnya.

Sebelumnya, Yurianto mengatakan, kasus positif Covid-19 di Indonesia per Sabtu (14/3) siang mencapai 96. 6 Jumlah itu bertambah 27 kasus dari sehari sebelumnya atau Jumat (13/3). Salah satu pasien positif tersebut adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang kini dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Dari jumlah pasien yang positif, terdapat delapan pasien dinyatakan sembuh. Pasien dinyatakan sembuh setelah dua kali negatif pada pemeriksaan virus corona.

Menurut Yuri, Covid-19 bisa sembuh karena peningkatan imun tubuh. Dia menegaskan, pasien yang meninggal karena ada faktor penyakit pendahulu. Hingga kini jumlah pasien yang meninggal sebanyak lima orang. Adapun, hingga saat ini ada lima orang yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif virus corona atau Covid-19.

Sementara itu, lebih dari 1.000 spesimen terkait virus corona yang telah diperiksa. Spesimen itu dikirim ke Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes). (kps/bbs/net)

CORONA: Presiden Joko Widodo memaparkan langkah-langkah penanganan virus corona, dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3).
CORONA: Presiden Joko Widodo memaparkan langkah-langkah penanganan virus corona, dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jumlah pasien positif terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah menjadi 117 kasus hingga Minggu (15/3). Angka ini bertambah 21 kasus baru dari pengumuman yang dilakukan Sabtu. Merespon hal itu, Presiden Joko Widodo meminta segenap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona. Salahsatu caranya, dengan mulai beraktivitas di rumah.

“SAATNYA kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah,” ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3).

Menurut Jokowi, langkah ini perlu dilakukan agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan lebih maksimal. “Agar penyebarannya bisa kita hambat dan stop,” ujar Kepala Negara. Menjaga diri dari kerumunann

disebut sebagai salahsatu cara efektif dan efisien dalam menekan penyebaran Covid-19. “Yang penting saat ini adalah social distancing, bagaimana kita menjaga jarak (dari kerumunan),” tutur Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga meminta semua orang untuk mulai bekerja sama dan saling tolong-menolong agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan baik. “Inilah saatnya bekerja bersama-sama, saling tolong-menolong dan bersatu padu. Gotong royong, kita ingin ini jadi gerakan masyarakat agar masalah Covid-19 bisa ditangani maksimal,” ujar Jokowi.

Presiden juga meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk bersikap tenang. “Kepada seluruh rakyat Indonesia, saya minta untuk tetap tenang, tidak panik, dan tetap produktif dengan meningkatkan kewaspadaan,” ujar Joko Widodo.

Dengan bersikap tenang dan tidak panik, Jokowi menilai bahwa penyebaran Covid-19 ini bisa dengan lebih mudah dihambat dan dihentikan.

Dalam menangani penyebaran virus corona atau Covid-19, Jokowi memastikan bahwa pemerintah akan terus berkomunikasi dengan Badan Kesehatan Dunia atau WHO. “Dan menggunakan protokol kesehatan WHO, serta konsultasi dengan ahli kesehatan masyarakat dalam mengatasi penyebaran Covid-19,” ucapnya.

Saat ini, Jokowi menjelaskan, pemerintah telah membentuk Gugus Tugas yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo. Pembentukan gugus tugas dilakukan untuk mensinergikan semua unsur lembaga, baik itu pusat dan daerah, dalam menangani Covid-19.

Salahsatu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah kondisi geografinya yang tersebar sebagai negara kepulauan. “Sebagai negara besar dan kepulauan, tingkat penyebaran Covid-19 ini derajatnya bervariasi daerah satu dengan yang lain,” ucap Jokowi. “Saya minta seluruh gubernur, bupati, dan wali kota untuk terus memantau dan menelaah semua,” kata dia.

Pemda Tetapkan Status Masing-masing

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga meminta seluruh kepala daerah di Indonesia untuk memonitor penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di daerah masing-masing. Melalui monitoring itu, kepala daerah diminta segera menentukan status daerahnya.

“Saya minta kepada seluruh gubernur, bupati dan wali kota untuk terus memonitor kondisi daerahnya dan berkonsultasi dengan pakar medis dalam menelaah setiap situasi yang ada,” ujar Presiden. “Kemudian, terus berkonsultasi dengan BNPB, untuk menentukan status daerahnya apakah siaga darurat atau tanggap bencana non alam,” lanjut dia.

Berdasarkan status kedaruratan itu, Presiden Jokowi memerintahkan pemerintah daerah dengan dibantu TNI-Polri dan kementerian terkait, untuk melakukan langkah efektif dan efisien dalam menahan laju penyebaran Covid-19.

Beberapa kebijakan yang dapat diambil, yakni meliburkan proses belajar mengajar di sekolah dan universitas dan mengimbau mereka belajar di rumah dan memperbolehkan ASN bekerja dari rumah. Untuk kebijakan soal ASN, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pelayanan prima ke masyarakat tidak boleh kendur.

“Kemudian menunda kegiatan yang melibatkan peserta banyak orang dan meningkatkan pelayanan pengetesan infeksi Covid-19 dan pengobatan secara maksimal dengan memanfaatkan kemampuan rumah sakit daerah bekerja sama dengan swasta,” ujar Presiden.

Presiden memerintahkan seluruh kepala daerah untuk mengalokasikan anggaran serta menggunakannya secara efektif dan efisien demi menghadapi wabah virus corona. “Saya sudah memerintahkan untuk memberikan dukungan anggaran memadai untuk digunakan secara efektif dan efisien,” ujar Presiden Jokowi.

Terkait anggaran ini, pemerintah merujuk pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Ia mengatakan, berdasarkan undang-undang tersebut, pemerintah pusat dan pemerintah daerah dimungkinkan untuk memprioritaskan penggunaan anggaran secara cepat.

Kementerian Keuangan, lanjut Presiden Jokowi, juga telah mengeluarkan peraturan dan pedoman untuk penyediaan anggaran yang diperlukan seluruh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta gugus tugas penanganan Covid-19.

“Peraturan ini memberikan landasan hukum agar pihak relevan dapat mengunakan anggarannya dan mengajukan kebutuhan anggarannya untuk menangani tantangan penyebaran Covid-19,” kata dia.

Bahan Pokok Mencukupi

Di atas semuanya, Presiden Joko Widodo memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok cukup memadai dalam rangka menghadapi wabah virus corona atau penyakit Covid-19. “Pemerintah memastikan ketersediaaan bahan kebutuhan pokok yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Presiden.

Pandemi Covid-19 ini, lanjut dia, berdampak pada perlambatan ekonomi dunia secara masif dan signifikan, termasuk Indonesia.

Pemerintah pun melakukan langkah cepat untuk mengantisipasi beberapa dampaknya. Selain itu, kata Presiden Jokowi, pemerintah juga telah memberikan insentif kebijakan ekonomi sebagaimana yang telah diumumkan Menteri Perekonomian dan jajarannya. Insentif kebijakan ekonomi itu adalah untuk menjaga kegiatan dunia usaha yang telah berjalan agar tetap berjalan seperti biasa.

“Saya dan seluruh jajaran kabinet terus bekerja keras untuk menyiapakan dan menjaga dari penyebaran Covid-19 dan meminimalkan implikasinya untuk ekonomi Indonesia,” kata dia.

Presiden selanjutnya meyakinkan, bahwa para menteri di kabinetnya tetap bekerja penuh seperti biasa walaupun ada salah seorang di antaranya yang positif terinfeksi virus corona ( Covid-19). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi diketahui terinfeksi Covid-19 sebagai kasus 76.

“Sebagaimana kemarin telah disampaikan, bahwa salah satu menteri kami terdeteksi positif terinfeksi Covid-19,” ujar jar .

Kendati demikian, langkah-langkah antispatif terhadap para menteri lainnya disebutkannya sudah dilakukan. “Langkah-langkah antisipatif telah dilakukan, dan saya yakinkan bahwa para menteri tetap bekerja penuh seperti biasa,” lanjut dia.

Presiden Jokowi mengatakan, akhir-akhir ini, justru para menteri telah bekerja lebih keras walaupun dilakukan dengan cara daring. Terutama untuk mengatasi isu kesehatan dan dampak perekonomian akibat wabah Covid-19. “Hari-hari ini para menteri bekerja lebih keras, walaupun sebagian dilakukan dengan cara online, untuk mengatasi isu kesehatan dan mengatasi dampak perekonomian akibat Covid-19 ini,” kata dia.

Seirama dengan Presiden Jokowi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta seluruh kepala daerah untuk menunda pelaksanaan perjalanan ke luar negeri. Kebijakan itu diperuntukkan bagi gubernur, bupati, maupun wali kota serta ketua DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari paparan virus corona yang tengah mewabah di dunia.

“Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus corona (Covid-19) sebagai pandemi,” tulis Tito, Minggu (15/3).

“Sehubungan dengan hal tersebut, jika tidak sangat urgent sekali dimohon kepada kepala daerah/wakil kepala daerah, ketua dan anggota DPRD provinsi/kabupaten/kota beserta pejabat di daerah agar menunda pelaksanaan perjalanan ke luar negeri untuk menghindari terpapar virus corona (Covid-19),” tulis dia.

Lebih dari 1.000 Spesimen

Hingga kemarin, jumlah pasien positif terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah menjadi 117 kasus.

“Hari ini kita dapatkan 21 kasus baru, di mana 19 di antaranya di Jakarta, 2 di Jawa Tengah,” kata Juru bicara penanganan virus corona, Achmad Yurianto, seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Minggu.

Yuri mengatakan, penambahan kasus di Jakarta merupakan hasil penelusuran terhadap kontak dari kasus sebelumnya.

Sebelumnya, Yurianto mengatakan, kasus positif Covid-19 di Indonesia per Sabtu (14/3) siang mencapai 96. 6 Jumlah itu bertambah 27 kasus dari sehari sebelumnya atau Jumat (13/3). Salah satu pasien positif tersebut adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang kini dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Dari jumlah pasien yang positif, terdapat delapan pasien dinyatakan sembuh. Pasien dinyatakan sembuh setelah dua kali negatif pada pemeriksaan virus corona.

Menurut Yuri, Covid-19 bisa sembuh karena peningkatan imun tubuh. Dia menegaskan, pasien yang meninggal karena ada faktor penyakit pendahulu. Hingga kini jumlah pasien yang meninggal sebanyak lima orang. Adapun, hingga saat ini ada lima orang yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif virus corona atau Covid-19.

Sementara itu, lebih dari 1.000 spesimen terkait virus corona yang telah diperiksa. Spesimen itu dikirim ke Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes). (kps/bbs/net)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/