26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Bertanya ke Bengkel, Minta Wartawan Jangan Ngekor

Setelah sempat menghilang, akhirnya Bupati Mandailing Natal (Madina) Hidayat Batubara berhasil diringkus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di rumah seorang pengacara Jalan Perjuangan No 45 Kompleks Veteran, Lau Dendang, Percut Seituan, Deliserdang.

PENYIDIK: Seorang tim penyidik KPK saat keluar dari rumah Bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara  digeledah KPK  Jalan Sei Asahan Medan, Selasa (14/5) lalu.
PENYIDIK: Seorang tim penyidik KPK saat keluar dari rumah Bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara yang digeledah KPK di Jalan Sei Asahan Medan, Selasa (14/5) lalu.

Namun, sebelum berhasil meringkus Hidayat Batubara, tim dari KPK sempat salah jalan Kemarin, Rabu (15/5), Sumut Pos sempat mengikuti rombongan tim KPK yang menaiki tiga unit mobil keluar dari Gedung Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) Sumut sekira pukul 14.30 WIB. Mobil tersebut berjalan beriringan.

Toyota Innova Silver BK 1414 JS berada di barisan depan, lalu di belakangannya ada mobil Toyota Innova hitam BK 1525 QF. Di dalam kendaraan itu ada 2 personel Brimob berpakaian dan bersenjata lengkap. Sedangkan Toyota Avanza BK 1327 KG berada di posisi paling belakang.

Selanjutnya, iring-iringan kendaraan itu melintas di Jalan Pancing dan masuk Jalan Perjuangan. Di tengah Jalan Perjuangan, mobil tersebut sempat berhenti di sebuah bengkel sepeda motor. Sopir dan seorang petugas KPK mengenakan pakaian berwarna putih keluar dari mobil itu. “Iya, memang mereka nanya di mana Jalan Perjuangan 45, rumah pengacara. Jadi saya bilang sama mereka, mana ada di sini Jalan Perjuangan 45, Masjid Perjuangan 45 ada. Dia nggak bilang nomor 45,” kata seorang mekanik di bengkel itu.

Kemudian, rombongan KPK bergerak pelan melintasi Jalan Perjuangan. Iringan mobil itu berbelok ke Jalan Purwo lalu berbalik ke Jalan Gurilla menuju Jalan Pancing. Dari Jalan Pancing, tiga kendaraan yang membawa tim KPK itu membelok ke kiri ke Jalan Letda Sudjono. Tepat di persimpangan Jalan Mandala By Pass, mereka berpencar. Namun, Innova Silver meluncur lurus menuju arah Tembung. Sementara itu dua kendaraan di belakangnya membelok ke kiri ke arah Universitas Negeri Medan (Unimed). Dari depan Unimed, kedua kendaraan menuju jalan di Tol Belmera.

Namun, petugas KPK itu tampaknya telah mengetahui bahwa mobil mereka tengah dibuntuti. Di kawasan inilah petugas KPK menghentikan wartawan yang mengikutinya. Mereka memelas minta tolong agar tidak diikuti. Bahkan mereka juga tidak bersedia diikuti dari jauh. “Tolonglah, ini belum selesai. Kami masih kerja. Kami nggak mau mengambil risiko. Di Kejatisu saja, tunggu di sana,” ucap seorang petugas KPK berambut plontos berkemeja merah dengan corak garis vertikal.

Kemudian, mobil tersebut langsung tancap gas dan menghilang dari pandangan wartawan. Belakangan diketahui, hanya sekitar 1 km dari lokasi itu, mereka meringkus Bupati Madina Hidayat Batubara. Dirinya ditangkap di rumah seorang pengacara, tepatnya di Jalan Perjuangan No 45, Kompleks Veteran, Laut Dendang, Percut Seituan, Deliserdang.

Meski KPK menyatakan tak ingin mengambil risiko, penangkapan itu ternyata tidak hanya mereka yang tahu. Ketua Ikatan Mahasiswa IMA Madina Irwandi Nasution dan rekan-rekannya ternyata sudah ada di sana. Mereka bahkan membawa kamera video. “Kami ada di sana. Tak ada perlawanan waktu ditangkap, kemudian dia dinaikkan ke Innova hitam yang ada Brimobnya. Bau Hidayat di mana pun tercium kita,” kata Irwandi kepada Sumut Pos.

Belakangan diketahui rumah pengacara tersebut adalah rumah Hamdani Harahap, kuasa hukum Hidayat Harahap. Namun, Hamdani yang dikonfirmasi mengenai hal tersebut membantahnya. Dirinya mengaku tidak ada bertemu dengan Hidayat Batubara. “Tidak benar itu, tidak ada Bupati Madina ditangkap di rumah saya. Saya saja sedang berada di luar, jadi itu tidak benar,” kata Hamdani ketika dikonfirmasi melalui selular.

Saat disinggung lebih jauh mengenai penangkapan itu, Hamdani mulai emosi. Dengan nada tinggi, Hamdani meminta Sumut Pos agar menanyakan hal itu langsung kepada Bupati Madina. “Gak tau saya. Info dari mana itu Adinda? Tanyakan lah sama Bupatinya. Jangan sama saya. Bukan rumah saya itu,” ucapnya langsung menutup telepon.

Dari informasi yang didapat, ada sekitar 5 mobil jenis mini bus datang ke rumah bercat putih itu. Namun, proses penangkapan berlangsung cukup cepat karena petugas yang masuk ke dalam rumah, langsung meringkus dan memboyong tersangka ke dalam mobil dan selanjutnya pergi.

Ketika Sumut Pos menyambangi rumah itu, keadaan sudah sepi. Bahkan, di hari yang sudah senja itu, rumah tersebut tampak gelap tanpa penerangan cahaya lampu. Hanya sebuah sepeda motor Honda Supra X BK 2968 KG tampak parkir di halaman rumah itu.

Saat Sumut Pos mencoba mewawancarai beberapa warga sekitar, diketahui kalau 5 unit mobil jenis minibus itu, tiba di rumah Hamdani Harahap sekitar pukul 15.30 WIB. Selanjutnya, 3 unit mobil parki di halaman rumah dan warung yang berada tepat di seberang depan rumah itu. Sementara 2 unit mobil lagi, parkir tepat di depan gerbang masuk rumah Hamdani Harahap.

Hanya sekitar 10 menit berada di dalam rumah, tampak dari dalam rumah petugas yang mengenakan PIN berlambang KPK dan sejumlah perwira polisi berpakaian Dinas, memboyong 3 orang tersangka. Setelah dimasukkan ke dalam mobil, selanjutnya ketiga orang itu dibawa. Begitu juga dengan sebuah mobil jenis minibus warna silver yang parkir di halaman rumah dan diduga milik ketiga tersangka yang diboyong itu, juga turut dibawa petugas.

“Saya lihat mobil jenis Avanza atau Xenia warna silver itu, sudah ada di halaman rumah itu sejak subuh. Saat petugas datang, saya lihat 3 orang beserta mobil itu, diboyong petugas. Saya tahunya itu penangkapan tersangka korupsi, dari polisi yang pakaian dinas itu,” ungkap seorang wanita yang enggan menyebut namanya, yang tinggal di depan rumah Hamdani Harahap.

Sementara itu, salah seorang wanita mengaku isteri Hamdani Harahap, tiba-tiba hadir di rumah itu. Selanjutnya, wanita yang mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 BK 5058 AAG itu, memberi sedikit penjelasan pada Sumut Pos. Disebutnya, dirinya tidak mengetahui kalau yang ditangkap di rumahnya itu merupakan Bupati Madina. Dia mengaku, hanya sempat menyediakan makan malam pada 3 orang yang diboyong petugas KPK itu, dan selanjutnya meninggalkan ketiga orang itu tidur siang.

“Sebelum suami saya pergi kerja, dia pesan kalau akan ada 3 orang temannya datang. Sekitar pukul 11.30 WIB, mereka datang dan saya hidangkan makan siang. Setelah itu, saya tinggal tidur siang. Sekitar pukul 15.00 WIB saya terbangun, saya sempat dengar keributan di dalam rumah saya. Saat saya lihat ke luar, ternyata 3 teman suami saya itu sudah dibawa petugas, “ ungkap wanita berjilbab yang enggan menyebut namanya itu.

Saat disinggung lebih jauh, kronologis penangkapan itu. Wanita enggan menjelaskan dengan alasan hendak menunaikan Salat Magrib. Tampak, dia memasuki halaman rumahnya dan selanjutnya menyalakan aliran listrik melalui meteran listrik yang berada di samping rumahnya. Selanjutnya, wanita itu memasukkan sepeda motor yang dikendarainya itu ke dalam garasi yang ada di rumahnya dan mengunci pintu gerbang rumahnya. (far/mag-10)

Setelah sempat menghilang, akhirnya Bupati Mandailing Natal (Madina) Hidayat Batubara berhasil diringkus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di rumah seorang pengacara Jalan Perjuangan No 45 Kompleks Veteran, Lau Dendang, Percut Seituan, Deliserdang.

PENYIDIK: Seorang tim penyidik KPK saat keluar dari rumah Bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara  digeledah KPK  Jalan Sei Asahan Medan, Selasa (14/5) lalu.
PENYIDIK: Seorang tim penyidik KPK saat keluar dari rumah Bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara yang digeledah KPK di Jalan Sei Asahan Medan, Selasa (14/5) lalu.

Namun, sebelum berhasil meringkus Hidayat Batubara, tim dari KPK sempat salah jalan Kemarin, Rabu (15/5), Sumut Pos sempat mengikuti rombongan tim KPK yang menaiki tiga unit mobil keluar dari Gedung Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) Sumut sekira pukul 14.30 WIB. Mobil tersebut berjalan beriringan.

Toyota Innova Silver BK 1414 JS berada di barisan depan, lalu di belakangannya ada mobil Toyota Innova hitam BK 1525 QF. Di dalam kendaraan itu ada 2 personel Brimob berpakaian dan bersenjata lengkap. Sedangkan Toyota Avanza BK 1327 KG berada di posisi paling belakang.

Selanjutnya, iring-iringan kendaraan itu melintas di Jalan Pancing dan masuk Jalan Perjuangan. Di tengah Jalan Perjuangan, mobil tersebut sempat berhenti di sebuah bengkel sepeda motor. Sopir dan seorang petugas KPK mengenakan pakaian berwarna putih keluar dari mobil itu. “Iya, memang mereka nanya di mana Jalan Perjuangan 45, rumah pengacara. Jadi saya bilang sama mereka, mana ada di sini Jalan Perjuangan 45, Masjid Perjuangan 45 ada. Dia nggak bilang nomor 45,” kata seorang mekanik di bengkel itu.

Kemudian, rombongan KPK bergerak pelan melintasi Jalan Perjuangan. Iringan mobil itu berbelok ke Jalan Purwo lalu berbalik ke Jalan Gurilla menuju Jalan Pancing. Dari Jalan Pancing, tiga kendaraan yang membawa tim KPK itu membelok ke kiri ke Jalan Letda Sudjono. Tepat di persimpangan Jalan Mandala By Pass, mereka berpencar. Namun, Innova Silver meluncur lurus menuju arah Tembung. Sementara itu dua kendaraan di belakangnya membelok ke kiri ke arah Universitas Negeri Medan (Unimed). Dari depan Unimed, kedua kendaraan menuju jalan di Tol Belmera.

Namun, petugas KPK itu tampaknya telah mengetahui bahwa mobil mereka tengah dibuntuti. Di kawasan inilah petugas KPK menghentikan wartawan yang mengikutinya. Mereka memelas minta tolong agar tidak diikuti. Bahkan mereka juga tidak bersedia diikuti dari jauh. “Tolonglah, ini belum selesai. Kami masih kerja. Kami nggak mau mengambil risiko. Di Kejatisu saja, tunggu di sana,” ucap seorang petugas KPK berambut plontos berkemeja merah dengan corak garis vertikal.

Kemudian, mobil tersebut langsung tancap gas dan menghilang dari pandangan wartawan. Belakangan diketahui, hanya sekitar 1 km dari lokasi itu, mereka meringkus Bupati Madina Hidayat Batubara. Dirinya ditangkap di rumah seorang pengacara, tepatnya di Jalan Perjuangan No 45, Kompleks Veteran, Laut Dendang, Percut Seituan, Deliserdang.

Meski KPK menyatakan tak ingin mengambil risiko, penangkapan itu ternyata tidak hanya mereka yang tahu. Ketua Ikatan Mahasiswa IMA Madina Irwandi Nasution dan rekan-rekannya ternyata sudah ada di sana. Mereka bahkan membawa kamera video. “Kami ada di sana. Tak ada perlawanan waktu ditangkap, kemudian dia dinaikkan ke Innova hitam yang ada Brimobnya. Bau Hidayat di mana pun tercium kita,” kata Irwandi kepada Sumut Pos.

Belakangan diketahui rumah pengacara tersebut adalah rumah Hamdani Harahap, kuasa hukum Hidayat Harahap. Namun, Hamdani yang dikonfirmasi mengenai hal tersebut membantahnya. Dirinya mengaku tidak ada bertemu dengan Hidayat Batubara. “Tidak benar itu, tidak ada Bupati Madina ditangkap di rumah saya. Saya saja sedang berada di luar, jadi itu tidak benar,” kata Hamdani ketika dikonfirmasi melalui selular.

Saat disinggung lebih jauh mengenai penangkapan itu, Hamdani mulai emosi. Dengan nada tinggi, Hamdani meminta Sumut Pos agar menanyakan hal itu langsung kepada Bupati Madina. “Gak tau saya. Info dari mana itu Adinda? Tanyakan lah sama Bupatinya. Jangan sama saya. Bukan rumah saya itu,” ucapnya langsung menutup telepon.

Dari informasi yang didapat, ada sekitar 5 mobil jenis mini bus datang ke rumah bercat putih itu. Namun, proses penangkapan berlangsung cukup cepat karena petugas yang masuk ke dalam rumah, langsung meringkus dan memboyong tersangka ke dalam mobil dan selanjutnya pergi.

Ketika Sumut Pos menyambangi rumah itu, keadaan sudah sepi. Bahkan, di hari yang sudah senja itu, rumah tersebut tampak gelap tanpa penerangan cahaya lampu. Hanya sebuah sepeda motor Honda Supra X BK 2968 KG tampak parkir di halaman rumah itu.

Saat Sumut Pos mencoba mewawancarai beberapa warga sekitar, diketahui kalau 5 unit mobil jenis minibus itu, tiba di rumah Hamdani Harahap sekitar pukul 15.30 WIB. Selanjutnya, 3 unit mobil parki di halaman rumah dan warung yang berada tepat di seberang depan rumah itu. Sementara 2 unit mobil lagi, parkir tepat di depan gerbang masuk rumah Hamdani Harahap.

Hanya sekitar 10 menit berada di dalam rumah, tampak dari dalam rumah petugas yang mengenakan PIN berlambang KPK dan sejumlah perwira polisi berpakaian Dinas, memboyong 3 orang tersangka. Setelah dimasukkan ke dalam mobil, selanjutnya ketiga orang itu dibawa. Begitu juga dengan sebuah mobil jenis minibus warna silver yang parkir di halaman rumah dan diduga milik ketiga tersangka yang diboyong itu, juga turut dibawa petugas.

“Saya lihat mobil jenis Avanza atau Xenia warna silver itu, sudah ada di halaman rumah itu sejak subuh. Saat petugas datang, saya lihat 3 orang beserta mobil itu, diboyong petugas. Saya tahunya itu penangkapan tersangka korupsi, dari polisi yang pakaian dinas itu,” ungkap seorang wanita yang enggan menyebut namanya, yang tinggal di depan rumah Hamdani Harahap.

Sementara itu, salah seorang wanita mengaku isteri Hamdani Harahap, tiba-tiba hadir di rumah itu. Selanjutnya, wanita yang mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 BK 5058 AAG itu, memberi sedikit penjelasan pada Sumut Pos. Disebutnya, dirinya tidak mengetahui kalau yang ditangkap di rumahnya itu merupakan Bupati Madina. Dia mengaku, hanya sempat menyediakan makan malam pada 3 orang yang diboyong petugas KPK itu, dan selanjutnya meninggalkan ketiga orang itu tidur siang.

“Sebelum suami saya pergi kerja, dia pesan kalau akan ada 3 orang temannya datang. Sekitar pukul 11.30 WIB, mereka datang dan saya hidangkan makan siang. Setelah itu, saya tinggal tidur siang. Sekitar pukul 15.00 WIB saya terbangun, saya sempat dengar keributan di dalam rumah saya. Saat saya lihat ke luar, ternyata 3 teman suami saya itu sudah dibawa petugas, “ ungkap wanita berjilbab yang enggan menyebut namanya itu.

Saat disinggung lebih jauh, kronologis penangkapan itu. Wanita enggan menjelaskan dengan alasan hendak menunaikan Salat Magrib. Tampak, dia memasuki halaman rumahnya dan selanjutnya menyalakan aliran listrik melalui meteran listrik yang berada di samping rumahnya. Selanjutnya, wanita itu memasukkan sepeda motor yang dikendarainya itu ke dalam garasi yang ada di rumahnya dan mengunci pintu gerbang rumahnya. (far/mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/