25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Effendi Simbolon Panen Kecaman

Kritik Tokoh Adat Batak karena Mangulosi Dahlan Iskan

MEDAN- Mengkritik pemberian ulos bulang-bulang oleh sejumlah tokoh adat Batak kepada Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, Calon Gubernur Sumatera Utara, Effendi Simbolon panen kecaman.

SILANGIT: Dahlan Iskan foto bersama TB Silalhi (dua dari kanan) saat penyerahan Bandara Silangit dari Kementerian Perhubungan  PT AP II, belum lama ini.//mustafa ramli/jawa pos/jpnn
SILANGIT: Dahlan Iskan foto bersama TB Silalhi (dua dari kanan) saat penyerahan Bandara Silangit dari Kementerian Perhubungan ke PT AP II, belum lama ini.//mustafa ramli/jawa pos/jpnn

Sejumlah tokoh adat dan budayawan Batak mengaku tersinggung dan balik menuding Effendi sebagai sosok yang tidak paham apa yang dia omongkan “Kita sangat menyesalkan pernyataan seperti itu. Kita (tokoh masyarakat Tapanuli Utara) menyerahkan ulos bulang-bulang kepada Bapak Menteri BUMN, Dahlan Iskan, karena beliau seorang pemimpin yang memberikan perhatian untuk mendukung pembangunan di tanah Batak, khususnya di kawasan Tapanuli.

Salahsatunya dengan meningkatkan pembangunan Bandara Silangit,” kata Ompu Garuda Purba, tokoh adat Batak di Taput yang mengulosi dan menyerahkan tongkat tunggal panaluan kepada Dahlan Iskan, Jumat (11/1) lalu. Saat acara itu, tokoh Batak yang juga penasihat Presiden SBY, TB Silalahi, turut hadir.

Ompu Garuda menyebut, Dahlan Iskan telah menunjukkan komitmennya membangun Bandara Silangit menjadi Bandara Internasional. Di mana kehadiran Bandara Silangit tentu akan sangat mendukung perekonomian masyarakat Batak di kawasan Tapanuli.

“Pemberian ulos tersebut sebenarnya bukan atas nama pribadi Dahlan Iskan. Melainkan atas nama dirinya (Dahlan Iskan) sebagai salah satu pemimpin di negara ini, yakni Menteri BUMN,” sambungnya.

Atas pernyataan Efendi Simbolon tersebut, Ompu Garuda mengatakan, sangat menyesalkannya. “Bisa saja itu pernyataan politik, tapi kita tidak mau masuk ke dalam politik. Karena kita bukan orang politik. Dan apa yang ditafsirkan oleh Effendi Simbolon atas pemberian ulos itu sudah beda dengan apa yang ada dalam pikiran kita. Yang jelas, pak Dahlan Iskan itu telah berbuat di Tapanuli,” tandasnya.

Senada dengan Ompu Garuda, salah satu tokoh pemuda pemerhati pembangunan di kawasan Tapanuli, Hotbin Purba mengatakan, Effendi Simbolon tidak pantas melecehkan keputusan yang sudah diambil oleh tokoh adat Batak. “Harusnya Efendi Simbolon berkaca dulu. Apa yang sudah diperbuatnya di Tapanuli, khususnya di tanah asalnya di Kecamatan Muara, Kabupaten Taput,” tandas Hotbin Purba.

Atas pernyataannya itu, lanjut Hotbin, Effendi justru mencoreng citranya sendiri di mata masyarakat Tapanuli. “Apalagi dia (Effendi Simbolon) jadi Cagubsu. Harusnya dia menghormati keputusan yang diambil oleh penatua dan tokoh adat Batak,” imbuhnya.
Terakhir, Hotbin menyebut bahwa Effendi sudah mengomentari apa yang tidak dia lihat dan apa yang tidak dia mengerti. “Jadi, biarkan saja dia (Effendi Simbolon) ngomong seenaknya. Sebab dia tidak tahu apa yang dia komentari,” tegasnya.

Sebelumnya, Dahlan Iskan hadir di Bandara Silangit, Tapanuli Utara untuk menghadiri serah terima Bandara Silangit, Taput dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ke BUMN yakni PT Angkasa Pura (AP) II. Tujuan serah terima Bandara Silangit ke AP II yaknu untuk memudahkan akses ke Kawasan Danau Toba melalui udara. Rencananya, setelah diserahkan dari Kemenhub ke PT AP II, Bandara Silangit bisa lebih berkembang dan bisa didarati pesawat Boeing 737 seri terbaru NG 800.

Karena melihat besarnya perhatian Dahlan Iskan mendukung pengembangan bandara yang pada akhirnya mendukung kemajuan di wilayah Tapanuli, sejumlah tokoh adat Batak di Taput memberikan tongkat Tunggal Panaluan sebagai simbol kepercayaan dari tokoh adat Batak di Tapanuli kepada Dahlan Iskan.

”Pemberian seperangkat pakaian adat Batak ini adalah sebagai simbol kepercayaan dan doa, agar Pak Dahlan Iskan tetap diberkati Tuhan dan dapat memimpin secara arif dan bijaksana,” ujar tokoh adat Batak di Taput, Ompu Garuda, usai mengulosi dan menyerahkan tongkat replika “Tunggal Panaluan” kepada Dahlan Iskan. Selain menerima tongkat tersebut, Dahlan juga dipakaikan seperangkat pakaian adat Batak.
Saat itu usai menerima tongkat , Dahlan Iskan menyampaikan terima kasih kepada tokoh adat Batak di Tapanuli Utara.

Namun pascapenyerahan tongkat Tunggal Panaluan dan ulos kepada Dahlan Iskan, Cagubsu nomor urut 2, Effendi MS Simbolon menyatakan rasa keberatannya atas pemberian ulos tersebut. Dalam sebuah acara di rumah Bupati Simalungun, JR Saragih, Effendi kepada wartawan berkata: “Kalian ulosi orang gila itu? Masa kalian biarkan orang gila itu diulosi?”

Saat pernyataannya itu dikonfirmasi langsung kepada dirinya, kemarin, Effendi yang juga Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI-P itu membenarkan pernyataannya. “Ia, memang benar Dahlan Iskan itu gila. Bagi kami di DPR RI Komisi VII dari mana tokohnya? Apakah dia (Dahlan, RED) memberikan kontribusi membangun tanah Batak? Kalau memberikan, apa kontribusinya,” ucapnya kepada Sumut  Pos, Rabu (16/1) yang menemuinya di Hotel Grand Antares, Medan.

Ketika disebutkan bahwa orang yang mengulosi Dahlan Iskan adalah tokoh batak di Taput, Effendi mengingatkan, jangan gampang memberikan sebuah ulos kepada seseorang. “Saya sebagai orang Batak ya prihatin. Harusnya ulos itu diberikan kepada kepada tokoh mumpuni dan memiliki kredibilitas serta teruji. Barulah diulosi. Makanya saya sebagai orang Batak keberatan bila Dahlan diulosi,” sebutnya.

Saat ditanya apakah pernyataannya itu berhubungan dengan masalah pribadi antara dirinya dengan Dahlan Iskan, Effendi membantah. Ia menyebutkan, selama dirinya menjabat sebagai Ketua Panitia Kerja (Panja) Listrik, tidak ada persoalan dengan Dahlan yang dua tahun memimpin di PT PLN. “Tidak ada urusan dengan proyek-proyek. Saya ketua Panja Listrik, saya juga yang memeriksa bos kamu (Dahlan Iskan),” ucapnya.

Dia menyatakan, pernyataan yang disampaikannya tidak ada kaitannya dengan Pilgubsu. Tentang kedatangan Dahlan ke rumah pribadinya di Jakarta saat Natal, menurutnya juga tanpa sepengatahuannya. “Saya tidak mau menanggapi kedatangan Dahlan saat open house di rumah saya,” katanya.

Dahlan Usul Silangit Dikembangkan

Kepala Humas Kementerian BUMN, Faisal Halimi sebelumnya mengatakan, Dahlan lega pasca menyerahan operasional Bandara Silangit pada AP II. Karena rencananya, Bandara Silangit akan membuka akses ke kawasan Danau Toba melalui jalur udara, sehingga bisa mempersingkat waktu.

“Kenapa saat memimpin PLN beliau (Dahlan) menyampaikan usul agar Silangit ini dikembangkan? Karena saat menjadi Dirut PLN pak Dahlan keliling seluruh Indonesia. Nah, Pak Dahlan melihat bahwa daerah ini adalah daerah yang punya potensial luar biasa tapi termasuk terbelakang,” ujar Faisal yang juga hadir dalam peresmian Bandara Silangit, Jumat (11/1) lalu.

Hery Bhakti berharap Bandara Silangit lebih baik lagi. “Ke depan diharapkan AP II dapat mengembangkan runway sehingga bisa didarati Boeing 737 seri terbaru NG 800,” urai Faisal.

TB Silalahi juga turut senang dengan penyerahan operasional Bandara Silangit. Dia berharap, bandara ini dapat segera berkembang agar pertumbuhan ekonomi di Tapanuli Utara semakin meningkat. Terlebih, posisi bandara ini penting sebagai pintu masuk wisatawan ke Tapanuli Utara yang akan berdampak bagi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dia juga menyinggung terkait pengalihan operasional Bandara Silangit. Ia menjelaskan, secara historis, Bandara Silangit merupakan salah satu bandara tertua di Indonesia.

“Saya saksi hidup Lapangan Terbang Silangit ini adalah salah satu yang tertua di Indonesia. Akan tetapi menjadi lapangan terbang yang terlambat dibangun di Indonesia. Kenapa saya sebut tertua? Pada saat perang dunia ke-II, tentara sekutu mengebom lapangan terbang Polonia. Sehingga tentara Jepang memindahkan pesawat-pesawatnya ke sini (Silangit, Red). Walaupun saat itu bandara ini masih rumput,” imbuh TB Silalahi.

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, lanjut TB Silalahi, Presiden Indonesia Seokarno, sudah tiga kali ke Silangit. “Saya waktu itu masih SD di Balige. Saya datang ke Silangit waktu itu berjalan kaki selama empat jam sambil membawa nasi dan ikan asin hanya untuk menyaksikan Soekarno,” katanya.

Untuk itu, TB Silalahi berharap, Dahlan Iskan selaku Menteri BUMN dan pihak PT Angkasa Pura II selaku pelaksana pengelola operasional Bandara Silangit dapat secepatnya mewujudkan Bandara Silangit menjadi Bandara Internasional. (ril/hsl/th/sam/pra)

Kritik Tokoh Adat Batak karena Mangulosi Dahlan Iskan

MEDAN- Mengkritik pemberian ulos bulang-bulang oleh sejumlah tokoh adat Batak kepada Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, Calon Gubernur Sumatera Utara, Effendi Simbolon panen kecaman.

SILANGIT: Dahlan Iskan foto bersama TB Silalhi (dua dari kanan) saat penyerahan Bandara Silangit dari Kementerian Perhubungan  PT AP II, belum lama ini.//mustafa ramli/jawa pos/jpnn
SILANGIT: Dahlan Iskan foto bersama TB Silalhi (dua dari kanan) saat penyerahan Bandara Silangit dari Kementerian Perhubungan ke PT AP II, belum lama ini.//mustafa ramli/jawa pos/jpnn

Sejumlah tokoh adat dan budayawan Batak mengaku tersinggung dan balik menuding Effendi sebagai sosok yang tidak paham apa yang dia omongkan “Kita sangat menyesalkan pernyataan seperti itu. Kita (tokoh masyarakat Tapanuli Utara) menyerahkan ulos bulang-bulang kepada Bapak Menteri BUMN, Dahlan Iskan, karena beliau seorang pemimpin yang memberikan perhatian untuk mendukung pembangunan di tanah Batak, khususnya di kawasan Tapanuli.

Salahsatunya dengan meningkatkan pembangunan Bandara Silangit,” kata Ompu Garuda Purba, tokoh adat Batak di Taput yang mengulosi dan menyerahkan tongkat tunggal panaluan kepada Dahlan Iskan, Jumat (11/1) lalu. Saat acara itu, tokoh Batak yang juga penasihat Presiden SBY, TB Silalahi, turut hadir.

Ompu Garuda menyebut, Dahlan Iskan telah menunjukkan komitmennya membangun Bandara Silangit menjadi Bandara Internasional. Di mana kehadiran Bandara Silangit tentu akan sangat mendukung perekonomian masyarakat Batak di kawasan Tapanuli.

“Pemberian ulos tersebut sebenarnya bukan atas nama pribadi Dahlan Iskan. Melainkan atas nama dirinya (Dahlan Iskan) sebagai salah satu pemimpin di negara ini, yakni Menteri BUMN,” sambungnya.

Atas pernyataan Efendi Simbolon tersebut, Ompu Garuda mengatakan, sangat menyesalkannya. “Bisa saja itu pernyataan politik, tapi kita tidak mau masuk ke dalam politik. Karena kita bukan orang politik. Dan apa yang ditafsirkan oleh Effendi Simbolon atas pemberian ulos itu sudah beda dengan apa yang ada dalam pikiran kita. Yang jelas, pak Dahlan Iskan itu telah berbuat di Tapanuli,” tandasnya.

Senada dengan Ompu Garuda, salah satu tokoh pemuda pemerhati pembangunan di kawasan Tapanuli, Hotbin Purba mengatakan, Effendi Simbolon tidak pantas melecehkan keputusan yang sudah diambil oleh tokoh adat Batak. “Harusnya Efendi Simbolon berkaca dulu. Apa yang sudah diperbuatnya di Tapanuli, khususnya di tanah asalnya di Kecamatan Muara, Kabupaten Taput,” tandas Hotbin Purba.

Atas pernyataannya itu, lanjut Hotbin, Effendi justru mencoreng citranya sendiri di mata masyarakat Tapanuli. “Apalagi dia (Effendi Simbolon) jadi Cagubsu. Harusnya dia menghormati keputusan yang diambil oleh penatua dan tokoh adat Batak,” imbuhnya.
Terakhir, Hotbin menyebut bahwa Effendi sudah mengomentari apa yang tidak dia lihat dan apa yang tidak dia mengerti. “Jadi, biarkan saja dia (Effendi Simbolon) ngomong seenaknya. Sebab dia tidak tahu apa yang dia komentari,” tegasnya.

Sebelumnya, Dahlan Iskan hadir di Bandara Silangit, Tapanuli Utara untuk menghadiri serah terima Bandara Silangit, Taput dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ke BUMN yakni PT Angkasa Pura (AP) II. Tujuan serah terima Bandara Silangit ke AP II yaknu untuk memudahkan akses ke Kawasan Danau Toba melalui udara. Rencananya, setelah diserahkan dari Kemenhub ke PT AP II, Bandara Silangit bisa lebih berkembang dan bisa didarati pesawat Boeing 737 seri terbaru NG 800.

Karena melihat besarnya perhatian Dahlan Iskan mendukung pengembangan bandara yang pada akhirnya mendukung kemajuan di wilayah Tapanuli, sejumlah tokoh adat Batak di Taput memberikan tongkat Tunggal Panaluan sebagai simbol kepercayaan dari tokoh adat Batak di Tapanuli kepada Dahlan Iskan.

”Pemberian seperangkat pakaian adat Batak ini adalah sebagai simbol kepercayaan dan doa, agar Pak Dahlan Iskan tetap diberkati Tuhan dan dapat memimpin secara arif dan bijaksana,” ujar tokoh adat Batak di Taput, Ompu Garuda, usai mengulosi dan menyerahkan tongkat replika “Tunggal Panaluan” kepada Dahlan Iskan. Selain menerima tongkat tersebut, Dahlan juga dipakaikan seperangkat pakaian adat Batak.
Saat itu usai menerima tongkat , Dahlan Iskan menyampaikan terima kasih kepada tokoh adat Batak di Tapanuli Utara.

Namun pascapenyerahan tongkat Tunggal Panaluan dan ulos kepada Dahlan Iskan, Cagubsu nomor urut 2, Effendi MS Simbolon menyatakan rasa keberatannya atas pemberian ulos tersebut. Dalam sebuah acara di rumah Bupati Simalungun, JR Saragih, Effendi kepada wartawan berkata: “Kalian ulosi orang gila itu? Masa kalian biarkan orang gila itu diulosi?”

Saat pernyataannya itu dikonfirmasi langsung kepada dirinya, kemarin, Effendi yang juga Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI-P itu membenarkan pernyataannya. “Ia, memang benar Dahlan Iskan itu gila. Bagi kami di DPR RI Komisi VII dari mana tokohnya? Apakah dia (Dahlan, RED) memberikan kontribusi membangun tanah Batak? Kalau memberikan, apa kontribusinya,” ucapnya kepada Sumut  Pos, Rabu (16/1) yang menemuinya di Hotel Grand Antares, Medan.

Ketika disebutkan bahwa orang yang mengulosi Dahlan Iskan adalah tokoh batak di Taput, Effendi mengingatkan, jangan gampang memberikan sebuah ulos kepada seseorang. “Saya sebagai orang Batak ya prihatin. Harusnya ulos itu diberikan kepada kepada tokoh mumpuni dan memiliki kredibilitas serta teruji. Barulah diulosi. Makanya saya sebagai orang Batak keberatan bila Dahlan diulosi,” sebutnya.

Saat ditanya apakah pernyataannya itu berhubungan dengan masalah pribadi antara dirinya dengan Dahlan Iskan, Effendi membantah. Ia menyebutkan, selama dirinya menjabat sebagai Ketua Panitia Kerja (Panja) Listrik, tidak ada persoalan dengan Dahlan yang dua tahun memimpin di PT PLN. “Tidak ada urusan dengan proyek-proyek. Saya ketua Panja Listrik, saya juga yang memeriksa bos kamu (Dahlan Iskan),” ucapnya.

Dia menyatakan, pernyataan yang disampaikannya tidak ada kaitannya dengan Pilgubsu. Tentang kedatangan Dahlan ke rumah pribadinya di Jakarta saat Natal, menurutnya juga tanpa sepengatahuannya. “Saya tidak mau menanggapi kedatangan Dahlan saat open house di rumah saya,” katanya.

Dahlan Usul Silangit Dikembangkan

Kepala Humas Kementerian BUMN, Faisal Halimi sebelumnya mengatakan, Dahlan lega pasca menyerahan operasional Bandara Silangit pada AP II. Karena rencananya, Bandara Silangit akan membuka akses ke kawasan Danau Toba melalui jalur udara, sehingga bisa mempersingkat waktu.

“Kenapa saat memimpin PLN beliau (Dahlan) menyampaikan usul agar Silangit ini dikembangkan? Karena saat menjadi Dirut PLN pak Dahlan keliling seluruh Indonesia. Nah, Pak Dahlan melihat bahwa daerah ini adalah daerah yang punya potensial luar biasa tapi termasuk terbelakang,” ujar Faisal yang juga hadir dalam peresmian Bandara Silangit, Jumat (11/1) lalu.

Hery Bhakti berharap Bandara Silangit lebih baik lagi. “Ke depan diharapkan AP II dapat mengembangkan runway sehingga bisa didarati Boeing 737 seri terbaru NG 800,” urai Faisal.

TB Silalahi juga turut senang dengan penyerahan operasional Bandara Silangit. Dia berharap, bandara ini dapat segera berkembang agar pertumbuhan ekonomi di Tapanuli Utara semakin meningkat. Terlebih, posisi bandara ini penting sebagai pintu masuk wisatawan ke Tapanuli Utara yang akan berdampak bagi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dia juga menyinggung terkait pengalihan operasional Bandara Silangit. Ia menjelaskan, secara historis, Bandara Silangit merupakan salah satu bandara tertua di Indonesia.

“Saya saksi hidup Lapangan Terbang Silangit ini adalah salah satu yang tertua di Indonesia. Akan tetapi menjadi lapangan terbang yang terlambat dibangun di Indonesia. Kenapa saya sebut tertua? Pada saat perang dunia ke-II, tentara sekutu mengebom lapangan terbang Polonia. Sehingga tentara Jepang memindahkan pesawat-pesawatnya ke sini (Silangit, Red). Walaupun saat itu bandara ini masih rumput,” imbuh TB Silalahi.

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, lanjut TB Silalahi, Presiden Indonesia Seokarno, sudah tiga kali ke Silangit. “Saya waktu itu masih SD di Balige. Saya datang ke Silangit waktu itu berjalan kaki selama empat jam sambil membawa nasi dan ikan asin hanya untuk menyaksikan Soekarno,” katanya.

Untuk itu, TB Silalahi berharap, Dahlan Iskan selaku Menteri BUMN dan pihak PT Angkasa Pura II selaku pelaksana pengelola operasional Bandara Silangit dapat secepatnya mewujudkan Bandara Silangit menjadi Bandara Internasional. (ril/hsl/th/sam/pra)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/