33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Jika tak Cerdik, Jokowi Habis

Foto: dok.JPNN Megawati Soekarnoputri dan Jokowi.
Foto: dok.JPNN
Megawati Soekarnoputri dan Jokowi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo akhirnya menentukan sikap terkait polemik status tersangka Kapolri terpilih, Komjen Pol Budi Gunawan.

Hanya saja, Presiden tidak langsung menganulir nama Budi, melainkan hanya menunda saja pelantikannya sebagai kapolri. Untuk sementara, kepemimpinan tertinggi polri dipegang Komjen Pol Badrodin Haiti sebagai plt kapolri.

Mengapa Presiden Jokowi tidak berani langsung menyatakan membatalkan Budi sebagai kapolri?

Pengamat politik Salim Said mengatakan, bukan hal yang gampang bagi Jokowi untuk begitu saja mencoret nama Budi. Dia menilai Jokowi masih dalam pengaruh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang disebut-sebut sebagai “kekuatan” yang menginginkan Budi duduk di kursi kapolri.

“Siapa yang menjadikan Jokowi jadi presiden? Pak Jokowi berutang budi pada Ibu Mega. Pak Jokowi itu wong Solo. Saya orang Bugis tapi pernah sekolah di Solo. Wong Solo itu tidak mengenal kata tidak, yang ada kata belum,” ujar Salim Said kepada JPNN.

Menurut pria bergelar profesor ini, Jokowi merupakan presiden yang lemah. Hal ini disebabkan Jokowi bukan pemimpin partai.

“Yang perlu diingat, Jokowi dan JK itu pemimpin negara, tapi dia bukan pemimpin partai. Beda dengan SBY yang saat menjadi presiden, dia juga pemimpin partai. Ini punya dampak cukup besar dalam pola hubungannya dengan kekuatan politik lainnya. Kalau dia punya kekuatan maka dia akan gampang bertindak. Itu yang tidak dimiliki Jokowi. Kalau dia tidak cerdas, tidak cerdik, habis dia,” kata Salim. (sam/jpnn)

Foto: dok.JPNN Megawati Soekarnoputri dan Jokowi.
Foto: dok.JPNN
Megawati Soekarnoputri dan Jokowi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo akhirnya menentukan sikap terkait polemik status tersangka Kapolri terpilih, Komjen Pol Budi Gunawan.

Hanya saja, Presiden tidak langsung menganulir nama Budi, melainkan hanya menunda saja pelantikannya sebagai kapolri. Untuk sementara, kepemimpinan tertinggi polri dipegang Komjen Pol Badrodin Haiti sebagai plt kapolri.

Mengapa Presiden Jokowi tidak berani langsung menyatakan membatalkan Budi sebagai kapolri?

Pengamat politik Salim Said mengatakan, bukan hal yang gampang bagi Jokowi untuk begitu saja mencoret nama Budi. Dia menilai Jokowi masih dalam pengaruh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang disebut-sebut sebagai “kekuatan” yang menginginkan Budi duduk di kursi kapolri.

“Siapa yang menjadikan Jokowi jadi presiden? Pak Jokowi berutang budi pada Ibu Mega. Pak Jokowi itu wong Solo. Saya orang Bugis tapi pernah sekolah di Solo. Wong Solo itu tidak mengenal kata tidak, yang ada kata belum,” ujar Salim Said kepada JPNN.

Menurut pria bergelar profesor ini, Jokowi merupakan presiden yang lemah. Hal ini disebabkan Jokowi bukan pemimpin partai.

“Yang perlu diingat, Jokowi dan JK itu pemimpin negara, tapi dia bukan pemimpin partai. Beda dengan SBY yang saat menjadi presiden, dia juga pemimpin partai. Ini punya dampak cukup besar dalam pola hubungannya dengan kekuatan politik lainnya. Kalau dia punya kekuatan maka dia akan gampang bertindak. Itu yang tidak dimiliki Jokowi. Kalau dia tidak cerdas, tidak cerdik, habis dia,” kata Salim. (sam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/