25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

KPU Pertahankan Format Debat

Debat Capres Minggu (15/06) dipimpin oleh Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika.
Debat Capres Minggu (15/06) dipimpin oleh Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Format debat calon presiden (capres) tahap ketiga (22/6) sepertinya tidak akan berubah. Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan format capres dengan interaksi kedua capres yang banyak seperti di debat capres tahap kedua akan dipertahankan. Namun, penyelenggara pemilu itu akan berupaya mengefisienkan debat dengan menambah jumlah pertanyaan walau durasi waktunya masih sama.

Komisioner KPU Ferry Kurnia Riskiyansyah menjelaskan, debat Minggu kemarin sebenarnya berjalan mulus dan optimal. Sisi kualitas dan teknis sudah menunjukkan peningkatan yang baik. “Masyarakat punya waktu yang banyak untuk mencermati visi misi setiap capres,” ujarnya.

Meski begitu, KPU tidak memungkiri bahwa masih banyak isu soal ekonomi yang belum dibahas. Namun, semua itu terwakili dengan debat yang berlangsung 1,5 jam tersebut.

Dengan format yang sudah cukup tepat, peran moderator tinggal mengatur lalu lintas debat. Namun, lanjut dia, memang ada sejumlah catatan yang perlu disempurnakan. “Kami sedang membahas itu,” tuturnya ditemui di kantor KPU kemarin (16/6).

Untuk persiapan debat ketiga yang bertema politik internasional dan ketahanan nasional, KPU telah memiliki sekitar lima atau enam nama yang diajukan kepada kedua pasangan capres-cawapres. Sejumlah nama itu tetap berasal dari kalangan akademis. “Tinggal pilihan capres-cawapres yang mana, masih belum ada keputusan kok,” jelasnya.

Saat ditanya apakah ada kemungkinan untuk menyelenggarakan debat di luar Jakarta, dia mengatakan bahwa sebenarnya KPU sejak awal mempertimbangkan masalah tersebut. “Mungkin saja bisa, tapi biayanya itu yang jadi persoalan,” tegasnya.

Selama debat pertama hingga kedua, KPU belum pernah terbuka soal anggaran yang dikeluarkan untuk debat. Terkait itu, dia mengaku tidak mengetahui secara mendalam soal anggaran debat.

Sementara itu, Komisioner KPU Arief Budiman menjelaskan, moderator debat dipilih dari orang yang ahli dan mampu mengelola debat. “Bahkan, harus ikut merumuskan tema dan pertanyaannya,” jelasnya.

Yang paling utama, moderator tersebut dipilih yang netral atau tidak berafiliasi dengan salah seorang calon. Karena itu, persetujuan dari kedua pasangan capres-cawapres menjadi penting.

Sementara itu, moderator debat capres tahap kedua Ahmad Erani Yustika mengatakan, sebenarnya masih ada puluhan isu ekonomi yang belum dibahas dalam debat tersebut. Sebab, fungsi utama debat itu memang penajaman visi-misi. “Jadi, pertanyaan moderator tidak boleh keluar dari apa yang disampaikan kedua capres. Secara umum, hanya ada dua tema yang dibahas dalam debat itu, yakni pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial,” terang guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya tersebut. (idr/c6/tom/jpnn/rbb)

Debat Capres Minggu (15/06) dipimpin oleh Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika.
Debat Capres Minggu (15/06) dipimpin oleh Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Format debat calon presiden (capres) tahap ketiga (22/6) sepertinya tidak akan berubah. Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan format capres dengan interaksi kedua capres yang banyak seperti di debat capres tahap kedua akan dipertahankan. Namun, penyelenggara pemilu itu akan berupaya mengefisienkan debat dengan menambah jumlah pertanyaan walau durasi waktunya masih sama.

Komisioner KPU Ferry Kurnia Riskiyansyah menjelaskan, debat Minggu kemarin sebenarnya berjalan mulus dan optimal. Sisi kualitas dan teknis sudah menunjukkan peningkatan yang baik. “Masyarakat punya waktu yang banyak untuk mencermati visi misi setiap capres,” ujarnya.

Meski begitu, KPU tidak memungkiri bahwa masih banyak isu soal ekonomi yang belum dibahas. Namun, semua itu terwakili dengan debat yang berlangsung 1,5 jam tersebut.

Dengan format yang sudah cukup tepat, peran moderator tinggal mengatur lalu lintas debat. Namun, lanjut dia, memang ada sejumlah catatan yang perlu disempurnakan. “Kami sedang membahas itu,” tuturnya ditemui di kantor KPU kemarin (16/6).

Untuk persiapan debat ketiga yang bertema politik internasional dan ketahanan nasional, KPU telah memiliki sekitar lima atau enam nama yang diajukan kepada kedua pasangan capres-cawapres. Sejumlah nama itu tetap berasal dari kalangan akademis. “Tinggal pilihan capres-cawapres yang mana, masih belum ada keputusan kok,” jelasnya.

Saat ditanya apakah ada kemungkinan untuk menyelenggarakan debat di luar Jakarta, dia mengatakan bahwa sebenarnya KPU sejak awal mempertimbangkan masalah tersebut. “Mungkin saja bisa, tapi biayanya itu yang jadi persoalan,” tegasnya.

Selama debat pertama hingga kedua, KPU belum pernah terbuka soal anggaran yang dikeluarkan untuk debat. Terkait itu, dia mengaku tidak mengetahui secara mendalam soal anggaran debat.

Sementara itu, Komisioner KPU Arief Budiman menjelaskan, moderator debat dipilih dari orang yang ahli dan mampu mengelola debat. “Bahkan, harus ikut merumuskan tema dan pertanyaannya,” jelasnya.

Yang paling utama, moderator tersebut dipilih yang netral atau tidak berafiliasi dengan salah seorang calon. Karena itu, persetujuan dari kedua pasangan capres-cawapres menjadi penting.

Sementara itu, moderator debat capres tahap kedua Ahmad Erani Yustika mengatakan, sebenarnya masih ada puluhan isu ekonomi yang belum dibahas dalam debat tersebut. Sebab, fungsi utama debat itu memang penajaman visi-misi. “Jadi, pertanyaan moderator tidak boleh keluar dari apa yang disampaikan kedua capres. Secara umum, hanya ada dua tema yang dibahas dalam debat itu, yakni pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial,” terang guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya tersebut. (idr/c6/tom/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/