KENDARI – Status Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditetapkan darurat. Akibat banjir yang mengepung ibu kota propinsi yang dikenal Bumi Anoa itu, kondisinya ditetapkan siaga satu.
“Kalau keadannya sudah seperti ini maka keadaan Kota Kendari berada dalam siaga satu. Semua pihak harus selalu waspada,” kata Gubernur Sultra, Nur Alam seperti yang dilansir Kendari News (JPNN Group), Selasa (16/7).
Sejak Senin (15/7) hujan terus menguyur Kota Kendari. 10 kecamatan yang mencakup wilayahnya hampir tergenang air akibat sungai meluap dan merendam pemukiman penduduk.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan satu orang meninggal dunia. Korban diidentifikasi bernama Riswandi (14), warga Kelurahan Kemaraya, Kendari Barat.
“Hujan yang terjadi terus menerus selama dua hari yang menyebabkan sungai-sungai meluap dan banjir hingga saat ini,” kata Sutopo dalam rilisnya yang diterima JPNN, Selasa (16/7).
Sutopo menjelaskan banjir di Kota Kendari terjadi akibat 13 sungai meluap sehingga 10 kecamatan terendam. Masing-masing ; Kecamatan Poasia, Abeli, Kambu, Baruga, Uwa Uwa, Kadia, Mandonga, Puuwatu, Kendari Barat, dan Kendari. Hingga sekarang tinggi air mencapai 30 centimeter hingga 2 meter.
“Data sementara, 60 rumah rusak, 2 jembatan rusak sedang, 1 jembatan terbawa arus,” katanya. (lina/awa/jpnn)