25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Jokowi: Polisi Bergaya Hidup Mewah, Hati-hati!

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Isi pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada ratusan pimpinan polisi pada Jumat (14/10) lalu, akhirnya dibuka ke publik. Di hadapan Kapolri, petinggi Polri, Kapolda, hingga Kapolres, Jokowi mengatakan, skor indeks kepercayaan masyarakat kepada polisi turun dari 80,2 persen (November 2021) menjadi 54 persen (Agustus 2022)

JOKOWI menjelaskan, keterlibatan kepolisian dalam penanganan pandemi Covid-19, khususnya kegiatan vaksinasi, menempatkan indeks kepercayaan terhadap polisi berada di puncak. “Namun, begitu ada peristiwa FS (Ferdy Sambo), runyam semuanya. Dan jatuh ke angka paling rendah,’’ kata Jokowi.

Dia menambahkan, sebelumnya dibandingkan dengan lembaga penegak hukum lainnya, nilai kepolisian tertinggi. Sekarang harus menjadi yang terendah. Jokowi mengatakan, nilai atau indeks kepercayaan masyarakat harus kembali dinaikkan. “Terus terang itu rendah sekali,” ujar Jokowi.

Dia menuturkan, pekerjaan berat kepolisian saat ini adalah mengembalikan skor atau indeks kepercayaan masyarakat tersebut. Di tengah situasi global yang tidak mudah, banyak negara berada di posisi rentan. Bahkan, ada 345 juta penduduk di 82 negara masuk krisis pangan akut. Kepolisian harus punya sense of crisis. Untuk itu, Jokowi mengingatkan masalah gaya hidup personel kepolisian.

Jangan sampai gaya hidup yang mewah memicu letupan sosial karena terjadi kecemburuan sosial-ekonomi. Jokowi meminta Kapolres, Kapolda, pejabat utama, dan pejabat tinggi kepolisian untuk tidak gagah-gagahan. Misalnya, memiliki mobil atau motor gede yang bagus. “Hati-hati. Saya ingatkan hati-hati,” ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, terlalu banyak mendapatkan laporan soal gaya hidup personel kepolisian. Mulai urusan kecil seperti kepemilikan mobil dan motor mewah, tetapi mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Dia menambahkan, masyarakat dengan gampang menilai kemewahan polisi lewat baju yang dipakai, sepatu, dan lainnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, 29,7 persen keluhan masyarakat terhadap Polri karena praktik pungutan liar (pungli). Dia meminta isu tersebut diredam.

Kemudian, 19,2 persen keluhan soal oknum polisi yang mencari-cari kesalahan. Jokowi mengatakan, hal-hal terkecil pengaduan masyarakat harus dilayani dengan betul. Ketika ada masyarakat kehilangan sesuatu, dia minta untuk direspons cepat. Dengan begitu, masyarakat merasa terayomi dan aman.

Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia Lina Miftahun Jannah mengungkapkan, upaya sederhana yang bisa dilakukan kepolisian untuk meningkatkan indeks kepercayaan adalah membangun image. “Orang jadi percaya lagi jika image-nya baik,” katanya.

Untuk membangun image yang baik itu, kepolisian harus memberikan hasil kinerja yang baik di mata masyarakat. Lina mengatakan, semua lembaga memiliki peraturan atau SOP dalam bekerja. Selama peraturan dan SOP itu dijalankan dengan baik, dengan sendirinya kepercayaan masyarakat ikut terkatrol. Jangan malah sebaliknya, kepolisian melanggar aturan atau SOP-nya sendiri.

Kemudian, Lina juga menyoroti SDM kepolisian yang selama ini sudah cukup terlena sampai Presiden Jokowi menyoroti kemewahan personel kepolisian. Dari mobil, motor gede, baju, sampai sepatu mewah. Menurut Lina, sebagai aparatur negara, aparat kepolisian harus bisa menampilkan gaya hidup sederhana. “Masyarakat sekarang sudah tahu gaji polisi itu berapa,” ujarnya.

Jadi, ketika ada oknum kepolisian tampil dengan gaya hidup mewah, masyarakat bertanya-tanya. Dapat dari mana uangnya untuk bisa hidup mewah. (wan/c7/oni/jpg/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Isi pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada ratusan pimpinan polisi pada Jumat (14/10) lalu, akhirnya dibuka ke publik. Di hadapan Kapolri, petinggi Polri, Kapolda, hingga Kapolres, Jokowi mengatakan, skor indeks kepercayaan masyarakat kepada polisi turun dari 80,2 persen (November 2021) menjadi 54 persen (Agustus 2022)

JOKOWI menjelaskan, keterlibatan kepolisian dalam penanganan pandemi Covid-19, khususnya kegiatan vaksinasi, menempatkan indeks kepercayaan terhadap polisi berada di puncak. “Namun, begitu ada peristiwa FS (Ferdy Sambo), runyam semuanya. Dan jatuh ke angka paling rendah,’’ kata Jokowi.

Dia menambahkan, sebelumnya dibandingkan dengan lembaga penegak hukum lainnya, nilai kepolisian tertinggi. Sekarang harus menjadi yang terendah. Jokowi mengatakan, nilai atau indeks kepercayaan masyarakat harus kembali dinaikkan. “Terus terang itu rendah sekali,” ujar Jokowi.

Dia menuturkan, pekerjaan berat kepolisian saat ini adalah mengembalikan skor atau indeks kepercayaan masyarakat tersebut. Di tengah situasi global yang tidak mudah, banyak negara berada di posisi rentan. Bahkan, ada 345 juta penduduk di 82 negara masuk krisis pangan akut. Kepolisian harus punya sense of crisis. Untuk itu, Jokowi mengingatkan masalah gaya hidup personel kepolisian.

Jangan sampai gaya hidup yang mewah memicu letupan sosial karena terjadi kecemburuan sosial-ekonomi. Jokowi meminta Kapolres, Kapolda, pejabat utama, dan pejabat tinggi kepolisian untuk tidak gagah-gagahan. Misalnya, memiliki mobil atau motor gede yang bagus. “Hati-hati. Saya ingatkan hati-hati,” ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, terlalu banyak mendapatkan laporan soal gaya hidup personel kepolisian. Mulai urusan kecil seperti kepemilikan mobil dan motor mewah, tetapi mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Dia menambahkan, masyarakat dengan gampang menilai kemewahan polisi lewat baju yang dipakai, sepatu, dan lainnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, 29,7 persen keluhan masyarakat terhadap Polri karena praktik pungutan liar (pungli). Dia meminta isu tersebut diredam.

Kemudian, 19,2 persen keluhan soal oknum polisi yang mencari-cari kesalahan. Jokowi mengatakan, hal-hal terkecil pengaduan masyarakat harus dilayani dengan betul. Ketika ada masyarakat kehilangan sesuatu, dia minta untuk direspons cepat. Dengan begitu, masyarakat merasa terayomi dan aman.

Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia Lina Miftahun Jannah mengungkapkan, upaya sederhana yang bisa dilakukan kepolisian untuk meningkatkan indeks kepercayaan adalah membangun image. “Orang jadi percaya lagi jika image-nya baik,” katanya.

Untuk membangun image yang baik itu, kepolisian harus memberikan hasil kinerja yang baik di mata masyarakat. Lina mengatakan, semua lembaga memiliki peraturan atau SOP dalam bekerja. Selama peraturan dan SOP itu dijalankan dengan baik, dengan sendirinya kepercayaan masyarakat ikut terkatrol. Jangan malah sebaliknya, kepolisian melanggar aturan atau SOP-nya sendiri.

Kemudian, Lina juga menyoroti SDM kepolisian yang selama ini sudah cukup terlena sampai Presiden Jokowi menyoroti kemewahan personel kepolisian. Dari mobil, motor gede, baju, sampai sepatu mewah. Menurut Lina, sebagai aparatur negara, aparat kepolisian harus bisa menampilkan gaya hidup sederhana. “Masyarakat sekarang sudah tahu gaji polisi itu berapa,” ujarnya.

Jadi, ketika ada oknum kepolisian tampil dengan gaya hidup mewah, masyarakat bertanya-tanya. Dapat dari mana uangnya untuk bisa hidup mewah. (wan/c7/oni/jpg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/