25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Kasus Harian Covid-19 saat Nataru Naik 258 Persen

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dalam momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) baru-baru ini, terdapat kenaikan kasus per hari yang signifikan akibat hadirnya varian Omicron Covid-19 di Tanah Air. Pada momentum Nataru tahun lalu, terhitung tanggal 22 Desember sampai 15 Januari 2021, terjadi peningkatan kasus harian rata-rata sebesar 52 persen.

Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tentang Evaluasi Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Senin (17/1). Rakor tersebut dipimpin Menko PMK Muhadjir Effendy.

“Sekarang dalam hari yang sama dan bulan yang sama dalam tahun 2021-2022, kenaikannya melonjak tajam, yaitu 258 persen. Jadi ini salah satu faktornya masuk Omicron,” ungkap Muhadjir menggelar usai Rakor Tingkat Menteri.

Namun, jika dilihat dari angka absolut (angka riil), kenaikannya tidak terlalu signifikan. Sebab pada 22 Desember 2020, angka absolutnya sebesar 6.347 kasus, dan pada periode yang sama secara year on year (YoY) hanya berjumlah 179 kasus. “Pada tanggal yang sama 15 Januari 2021, dibanding tanggal yang sama 2022 dulu kasusnya adalah 12.818 sekarang 1.054. Secara presentase kenaikannya tajam, tapi secara absolut relatif kecil,” tuturnya.

Dia pun mengharapkan pada pasca momentum Nataru ini, Indonesia dapat lebih menekan lonjakan kasus penularan Covid-19. Untuk menangani peningkatan kasus Omicron, baik dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan transmisi lokal perlu langkah-langkah antisipasi lanjutan, antara lain terus memantau prokes, penggunaan aplikasi PeduliLindungi, percepatan vaksinasi.

“Mudah-mudahan pasca nataru ini kita bisa lebih menekan seminim mungkin lonjakan kasus sehingga puncak kasus covid-19 pada tahun 2021 disamping secara angka tidak terlalu drastis kenaikannya, kalau bisa kurva lama-lama turun drastis. Itu jadi target kita penanganan nataru,” pungkas Menko Muhadjir.

Dinkes Medan Kembali Siapkan Isoter

Menyikapi penularan varian baru Covid-19, Omicron di Indonesia yang terus bertambah, Dinas Kesehatan Kota Medan kembali menyiapkan isolasi terpadu (isoter) guna mengantisipasi sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus Omicron khususnya di Medan,

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Taufik Ririansyah mengatakan, isolasi terpusat yang dimiliki Pemko Medan yaitu berada di eks Hotel Soechi Jalan Cirebon dan Gedung P4TK. “Kedua isoter sudah kita siagakan. Jangan sampai 1×24 jam pasien yang positif Covid-19 tidak diisolasi, nanti malah akan semakin banyak yang harus di-tracing,” kata Taufik, Senin (17/1).

Menurut dia, hal ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran dengan melakukan tracing secara cepat. “Jadi, respon time kita harus lebih cepat,” ucap Taufik. Dia menuturkan, jika ada diduga tertular Omicron maka akan dilakukan tracing secepatnya. “Meskipun belum dipastikan Omicron, langsung kita periksa begitu mengetahui ada warga positif Covid-19. Kemudian, kita periksa juga siapa yang kontak erat dengan yang bersangkutan karena kita tidak ingin kecolongan. Selama menunggu hasil pemeriksaan keluar, warga yang positif Covid-19 dan orang-orang terdekatnya kita tracing, mereka selanjutnya wajib menjalani isolasi,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut drg Ismail Lubis mengatakan, dari informasi yang didapat bahwasanya diprediksi Omicron kemungkinan akan melonjak pada Februari-Maret atau Maret-April. “Ayo masyarakat terus jaga disiplin protokol kesehatan mulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga. Selalu pakai masker, rajin cuci tangan, jauhi kerumunan dan kurangi mobilitas. Kemudian, lengkapi vaksinasi Covid-19 dosis satu, dua dan tiga,” ujarnya. (jpc/ris/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dalam momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) baru-baru ini, terdapat kenaikan kasus per hari yang signifikan akibat hadirnya varian Omicron Covid-19 di Tanah Air. Pada momentum Nataru tahun lalu, terhitung tanggal 22 Desember sampai 15 Januari 2021, terjadi peningkatan kasus harian rata-rata sebesar 52 persen.

Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tentang Evaluasi Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Senin (17/1). Rakor tersebut dipimpin Menko PMK Muhadjir Effendy.

“Sekarang dalam hari yang sama dan bulan yang sama dalam tahun 2021-2022, kenaikannya melonjak tajam, yaitu 258 persen. Jadi ini salah satu faktornya masuk Omicron,” ungkap Muhadjir menggelar usai Rakor Tingkat Menteri.

Namun, jika dilihat dari angka absolut (angka riil), kenaikannya tidak terlalu signifikan. Sebab pada 22 Desember 2020, angka absolutnya sebesar 6.347 kasus, dan pada periode yang sama secara year on year (YoY) hanya berjumlah 179 kasus. “Pada tanggal yang sama 15 Januari 2021, dibanding tanggal yang sama 2022 dulu kasusnya adalah 12.818 sekarang 1.054. Secara presentase kenaikannya tajam, tapi secara absolut relatif kecil,” tuturnya.

Dia pun mengharapkan pada pasca momentum Nataru ini, Indonesia dapat lebih menekan lonjakan kasus penularan Covid-19. Untuk menangani peningkatan kasus Omicron, baik dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan transmisi lokal perlu langkah-langkah antisipasi lanjutan, antara lain terus memantau prokes, penggunaan aplikasi PeduliLindungi, percepatan vaksinasi.

“Mudah-mudahan pasca nataru ini kita bisa lebih menekan seminim mungkin lonjakan kasus sehingga puncak kasus covid-19 pada tahun 2021 disamping secara angka tidak terlalu drastis kenaikannya, kalau bisa kurva lama-lama turun drastis. Itu jadi target kita penanganan nataru,” pungkas Menko Muhadjir.

Dinkes Medan Kembali Siapkan Isoter

Menyikapi penularan varian baru Covid-19, Omicron di Indonesia yang terus bertambah, Dinas Kesehatan Kota Medan kembali menyiapkan isolasi terpadu (isoter) guna mengantisipasi sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus Omicron khususnya di Medan,

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Taufik Ririansyah mengatakan, isolasi terpusat yang dimiliki Pemko Medan yaitu berada di eks Hotel Soechi Jalan Cirebon dan Gedung P4TK. “Kedua isoter sudah kita siagakan. Jangan sampai 1×24 jam pasien yang positif Covid-19 tidak diisolasi, nanti malah akan semakin banyak yang harus di-tracing,” kata Taufik, Senin (17/1).

Menurut dia, hal ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran dengan melakukan tracing secara cepat. “Jadi, respon time kita harus lebih cepat,” ucap Taufik. Dia menuturkan, jika ada diduga tertular Omicron maka akan dilakukan tracing secepatnya. “Meskipun belum dipastikan Omicron, langsung kita periksa begitu mengetahui ada warga positif Covid-19. Kemudian, kita periksa juga siapa yang kontak erat dengan yang bersangkutan karena kita tidak ingin kecolongan. Selama menunggu hasil pemeriksaan keluar, warga yang positif Covid-19 dan orang-orang terdekatnya kita tracing, mereka selanjutnya wajib menjalani isolasi,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut drg Ismail Lubis mengatakan, dari informasi yang didapat bahwasanya diprediksi Omicron kemungkinan akan melonjak pada Februari-Maret atau Maret-April. “Ayo masyarakat terus jaga disiplin protokol kesehatan mulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga. Selalu pakai masker, rajin cuci tangan, jauhi kerumunan dan kurangi mobilitas. Kemudian, lengkapi vaksinasi Covid-19 dosis satu, dua dan tiga,” ujarnya. (jpc/ris/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/