Jadi Bandara Internasional, Lima Pemkab akan Hemat
JAKARTA-Kementerian Perhubungan (Kemenhub) rupanya sudah bergerak untuk melakukan pengembangan bandara Silangit. Saat ini, persiapan-persiapan pekerjaan fisik sudah dimulai. Anggaran yang dialokasikan tahun ini sebesar Rp17 miliar.
Direktur Bandara Kemenhub, Bambang Cahyono, menjelaskan, dana sebesar itu sebagian besar akan dipergunakan untuk memperpanjang landasan. Saat ini panjang landasan bandara Silangit 2.250 meter. Nantinya akan ditambah 150 meter, sehingga mencapai 2400 meter.
“Total tahun ini untuk Silangit Rp17 miliar. Itu terbesar untuk perpanjangan landasan. Selain itu untuk lampu landasan, lampu-lampu pendaratann
perluasan gedung. Untuk alat bantu navigasi sebagian sudah disiapkan,” ujar Bambang, kemarin petang.
Diakui Bambang, dengan dana Rp17 miliar, masih kurang untuk mengembangkan bandara Silangit. Hanya saja, lanjutnya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura II (AP II) yang berada di bawah Kementerian BUMN. “BUMN sudah komit, kekurangannya akan diselesaikan AP II. Karena modal dasarnya sudah dari kita (kemenhub), komplitnya AP II yang mengurus,” terang Bambang.
Dengan demikian, tahun depan Bandara Silangit sudah jauh labih bagus? Bambang mengatakan, untuk perpanjangan landasan akhir tahun ini diperkirakan sudah beres. “Ada masalah sedikit, yakni di ujung sebelah kanan, kalau dari terminal, itu ada bukit yang harus dipangkas,” kata Bambang.
Dijelaskan, pembangunan Bandara Silangit memang sudah menjadi komitmen kemenhub, untuk tujuan pengembangan kawasan wisata Danau Toba. Anggota Komisi V DPR asal Sumut, Ali Wongso Sinaga, juga menjelaskan, pengembangan bandara Silangit memang harus terintegrasi dengan pengembangan kawasan Danau Toba. “Karena kita punya impian Danau Toba menjadi tujuan wisata yang sangat strategis di level internasional. Infrastruktur atau akses masuk ke sana harus menjadi prioritas,” ujar Ali Wongso yang duduk di komisi yang membidangi masalah infrastruktur itu.
Untuk jangka panjang, lanjutnya, selain pengembangan Bandara Silangit, maka harus dibangun jalan tol Kualanamu-Danau Toba. “Saya akan terus mendorong itu,” kata Ali.
Pejabat tak Perlu Nginap di Medan
Gagasan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan untuk mengembangkan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi bandar udara internasional, bukan saja untuk mendongkrak wisata Danau Toba dan perekonomian di wilayah sekitarnya. Gagasan itu juga membuat kas daerah menjadi hemat.
Aktifnya Bandara Silangit berdampak pada efisiennya anggaran perjalanan dinas para pejabat dari setidaknya lima pemkab. Yakni Humbahas, Taput, Tobasa, Samosir, dan Pakpak Bharat.
Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, menyebutkan, selama ini para pejabat dari daerah-daerah tersebut jika ada urusan kerja ke Jakarta, harus menginap dulu ke Medan. Artinya, harus ada uang inap. Nah, jika Silangit sudah menjadi bandara internasional, maka akan ada penerbangan langsung Silangit-Soekarno Hatta. “Saya perkirakan ada penghematan sekitar 30 persen uang perjalanan dinas,” ujar Mangindar Simbolon kepada Sumut Pos usai menghadiri sebuah acara di Jakarta, Selasa (17/4).
Selama ini, perjalanan darat Samosir-Medan, setidaknya makan waktu sekitar enam jam. Sudah tentu, jika ada penerbangan Silangit-Jakarta, tak perlu ada lagi ongkos BBM untuk perjalanan darat itu. “Efisiensi waktu juga sangat penting,” imbuh Mangindar.
Beberapa kali Mangindar mengelurkan kalimat pujian kepada Dahlan Iskan. Maklum, Mangindar ikut mendampingi Dahlan saat kunjungan kerja ke Parapat, Balige, dan daerah sekitar, 13 April 2012 lalu.
Menurut Mangindar, Dahlan memberikan perhatian serius masalah bandara Silangit ini. Bahkan, jauh hari sebelumnya, saat Dahlan masih menjadi Dirut PLN, dirinya pernah bertemu di rumah Wakil Ketua Komisi VII DPR Effendi Simbolon.
Pada kesempatan tersebut, lanjut Mangindar, Dahlan sudah menyampaikan ke dirinya mengenai pentingnya pengembangan Silangit menjadi bandara internasional. “Saat itu Pak Dahlan sudah bilang ke saya bahwa masalah Bandara Silangit itu sudah disampaikan langsung ke Presiden,” kata Mangindar bercerita.
“Luar biasa Pak Dahlan. Perhatiannya luar biasa terhadap daerah kita,” tambahnya.
Galakkan Bandara Perintis di Sumut
Setelah Bandara Silangit dinaikkan kelasnya, bukan tidak mungkin bandara perintis (lihat grafis) yang ada di Sumut juga menyusul. Contonya, bandara yang ada di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun.
Setidaknya Menteri Perhubungan EE Mangindaan menjanjikan bantuan Rp50 miliar untuk pengembangan Bandara Perintis Pamatang Raya. Dana ini akan dimanfaatkan untuk pengerasan landasan pacu dan sarana lain yang diperlukan untuk pengembangan bandara.
Demikian disampaikan Kabag Humas Pemkab Simalungun M Andreas Simamora saat ditemui Selasa (17/4). Disebutkan Simamora, Menteri Perhubungan memberikan janji pemberian dana Rp50 miliar itu di rumah dinas bupati pada saat kunjungan Wapres RI Boediono, Sabtu (14/4) lalu. “Ya, Bandara Perintis Pamatang Raya dijanjikan akan dibantu Rp50 miliar dari Kementerian Perhubungan,” jelasnya kepada Metro Siantar (grup Sumut Pos).
Menurut Kabag Humas, kemungkinan besar dana ini bisa direalisasikan pada 2013 nanti. Disebabkan tahun ini, APBN Perubahan telah ditandatangani DPR RI.
Kadis Perhubungan Pemkab Simalungun Garinsen Saragih menyebutkan, dana Rp50 miliar dari Kementerian Perhubungan ini sifatnya masih dijanjikan, belum ada kepastian. “Besok (hari ini, Red) saya akan berangkat ke Jakarta untuk menindaklanjuti itu. Dananya nanti akan kita gunakan untuk penambahan dan pengerasan landasan pacu, lampu dan gedung pengontrol dan sarana kebutuhan lain untuk sebuah bandara. Ini kan sifatnya masih dijanjikan, mudah-mudahan bisa direalisasikan,” jelasnya. (sam/ral/smg)
Sekilas Bandaera Silangit
Jarak dari pusat kota | 7 km |
Dibangun | masa penjajahan Jepang |
Panjang Landasan Pacu | Tahun 1943 (500 meter) Tahun 1995 (1.400 meter) Tahun 2011 (2.250 meter) |
Lebar Landasan Pacu | 30 meter |
Jenis Pesawat | F-100 hingga B737-300 |
Luas Terminal | Terminal A (100 meter persegi) Terminal B (500 meter persegi) |
Fasilitas Navigasi | NDB, AFIS, PAPI & DVOR/DME |
Fasilitas Keselamatan Penerbangan | PKP-PK Type III |
Apron | Light & Flood Light |
Fasiitas Terminal | Conveyor Be |
Fasilitas Peralatan | Wheel Tractor Rotary Mower, Hand Mower |
Bandara Perintis di Sumut Butuh Perhatian Pemerintah
Bandara Silangit | Siborong-borong |
Panjang Landasan | 2.250 meter |
lebar Landasan | 45 meter |
Terminal Domestik | 120 meter persegi |
Jenis Pesawat Pendarat | CASSA-212; CN-235 |
Bandara Binaka | Gunung Sitoli |
Jarak Dari Ibukota | Provinsi 20 Km |
Kelas | Bandara Kelas III |
Panjang Landasan | 1.800 meter |
Lebar Landasan | 30 meter |
Jenis Pesawat Pendarat | F-27, F-50 |
Bandara FL Tobing | Tapanuli Tengah |
Panjang Landasan | 1.800 meter |
Lebar Landasan | 30 meter |
Kelas | Kelas III |
Jenis Pesawat Pendarat | F-28 / sejenis |
Bandara Lasondre | Nias |
Panjang Landasan | 1.400 meter |
Lebar Landasan | 30 meter |
Jenis Pesawat Pendarat | C-212 |
Bandara Pulau-pulau Batu | Kepulauan Nias |
Panjang Landasan | 850 meter |
Lebar Landasan | 23 meter |
Terminal Domestik | 120 meter persegi |
Jenis Pesawat Pendarat | CASSA-212 |
Bandara Sibisa | Parapat |
Panjang Landasan | 750 meter |
Lebar Landasan | 23 meter |
Terminal Domestik | 120 meter persegi |
Jenis Pesawat Pendarat | CASSA-212; DHC-6 |
Bandara Aek Godang | Tapanuli Selatan |
Panjang Landasan | 1.400 meter |
lebar Landasan | 23 meter |
Kelas | Kelas III |
Jenis Pesawat Pendarat | CASSA-212; CN-235 |
Sumber Data Informasi Geo-Spasial Transportasi,. Kemenhub