28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Basarnas Kurangi Tim

Hari Ini, Lima Jenazah Korban Sukhoi Superjet 100 Diidentifikasi

BANDUNG-Pencarian korban Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 tidak dihentikan, namun Basarnas memilih untuk lebih realistis. Kemarin, instansi pimpinan Marsekal Madya Daryatmo itu memilih untuk mengurangi tim pencari. Alasannya, potensi ditemukannya jenazah makin tipis dan lokasi jatuhnya pesawat mulai rawan penyakit.

Keputusan itu langsung direalisasikan dengan “memulangkan” tujuh ratus Personel dari crash site. Pemulangan awal itu membuat tim pencari tinggal 1.300 orang dari sebelumnya 2.000 orang. Rencananya, penyusutan akan terus dilakukan hingga 186 orang. “Nanti, tim tinggal dari Kopassus dan Korem,” ujarnya di Halim Perdanakusuma kemarin.

Sementara, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terus berupaya mengungkap identitas para penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100). Setelah satu orang teridentifikasi, tim DVI Polri akan segera mengumumkan hasil identifikasi sejumlah korban lainnya. Kemarin (17/5) Direktur Eksekutif DVI Polri Kombes Pol Anton Castilani menuturkan ada kemungkinan hari ini, timnya berhasil mengidentifikasi lima korban lainnya.
“Mudah-mudahan besok ada sekitar lima lagi korban yang bisa ditambahkan untuk proses rekonsiliasi. Jadi doakan besok siang, sudah ada beberapa lagi yang kita umumkan untuk teridentifikasi lima (orang) atau lebih,”ujar Anton ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Bandung.

Anton menuturkan, hingga kemarin, pihaknya telah menerima 35 kantong jenazah. Rinciannya, 30 kantong berisi potongan tubuh (body parts) dan lima lainnya adalah properti korban. Tim DVI Polri pun telah memeriksa semua kantong tersebut. Bahkan, tim dari bagian pemeriksaan post mortem dan ante mortem “sudah melakukan pre rekonsiliasi, dimana mulai dilakukan pencocokan data antara post mortem dan ante mortem. Laboratorum DNA pun, lanjut dia, sudah mengerjakan pemeriksaan hingga 30 persen.
Karena itu, besar kemungkinan untuk dilakukan proses rekonsiliasi untuk memastikan identitas korban. “Besok jam 8.00 WIB, akan diadakan rapat rekonsiliasi. Setelah itu kita umumkan jenazah mana saja yang sudah teridentifikasi. Mudah-mudahan prosesnya cepat,”ujarnya.
Meski begitu, proses identifikasi jenazah korban masih menemui kendala. Salah satunya berkaitan dengan pemeriksaan sidik jari. Anton menuturkan, sebagian besar pihak keluarga sudah mengumpulkan sampel sidik jari para korban, namun beberapa dari sampel tersebut tidak cocok dengan data sidik jari post mortem korban. Dia mencontohkan, data sidik jari dari pihak keluarga adalah tangan kanan, sementara data post mortem yang ditemukan di jenazah berupa tangan kiri.

“Soal sidik jari kami memang mengalami kesulitan. Karena banyak keluarga yang kebetulan membawa data sidik jari yang kita perlukan terbalik-balik dari yang kita temukan di jenazah. Misalnya, di ijazah tangan kiri, ketemunya tangan kanan, jadi nggak bisa kita bandingkan,”jelasnya.

Untuk itu, Anton menghimbau pada pihak keluarga, untuk mengumpulkan data sidik jari lengkap dari 10 jari korban. Hal itu akan sangat membantu proses identifikasi korban. Sejauh ini, lanjut dia, baru sekitar empat keluarga yang telah mengumpulkan data sidik jari korban secara lengkap. “Tolong kalau ada lagi yang lengkap, mungkin dari SIM atau Paspor, tolong dibawa kepada kami,”lanjutnya.

Ketika ditanya apakah jenazah para korban dari Rusia sudah berhasil diidentifikasi, Anton belum bisa bicara banyak. Namun, dia memastikan jenazah korban Warga Negara Asing (WNA) sudah melalui proses identifikasi. Pihak keluarga para korban WNA tersebut juga telah mengumpulkan data ante mortem yang diminta pihaknya. “Sudah. Sudah semuanya,”kata dia.

Sementara itu, kemarin, tim DVI Polri melakukan pemanggilan terhadap salah satu pihak keluarga korban, yakni Ganis Arman Zuvianto.
Menurut Kapusdokkes RS Polri, Brigjen Pol Mussadeq Ishaq, pemanggilan atas keluarga Ganis tersebut hanya untuk melengkapi data-data ante mortem yang kurang lengkap. Bukan untuk memberitahu pihak keluarga bahwa satu jenazah yang teridentifikasi adalah jenazah Ganis.
“Bukan, mereka (keluarga) datang untuk melengkapi data-data yang diperlukan,”ujar Musshadeq. (ken/jpnn)

Hari Ini, Lima Jenazah Korban Sukhoi Superjet 100 Diidentifikasi

BANDUNG-Pencarian korban Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 tidak dihentikan, namun Basarnas memilih untuk lebih realistis. Kemarin, instansi pimpinan Marsekal Madya Daryatmo itu memilih untuk mengurangi tim pencari. Alasannya, potensi ditemukannya jenazah makin tipis dan lokasi jatuhnya pesawat mulai rawan penyakit.

Keputusan itu langsung direalisasikan dengan “memulangkan” tujuh ratus Personel dari crash site. Pemulangan awal itu membuat tim pencari tinggal 1.300 orang dari sebelumnya 2.000 orang. Rencananya, penyusutan akan terus dilakukan hingga 186 orang. “Nanti, tim tinggal dari Kopassus dan Korem,” ujarnya di Halim Perdanakusuma kemarin.

Sementara, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terus berupaya mengungkap identitas para penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100). Setelah satu orang teridentifikasi, tim DVI Polri akan segera mengumumkan hasil identifikasi sejumlah korban lainnya. Kemarin (17/5) Direktur Eksekutif DVI Polri Kombes Pol Anton Castilani menuturkan ada kemungkinan hari ini, timnya berhasil mengidentifikasi lima korban lainnya.
“Mudah-mudahan besok ada sekitar lima lagi korban yang bisa ditambahkan untuk proses rekonsiliasi. Jadi doakan besok siang, sudah ada beberapa lagi yang kita umumkan untuk teridentifikasi lima (orang) atau lebih,”ujar Anton ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Bandung.

Anton menuturkan, hingga kemarin, pihaknya telah menerima 35 kantong jenazah. Rinciannya, 30 kantong berisi potongan tubuh (body parts) dan lima lainnya adalah properti korban. Tim DVI Polri pun telah memeriksa semua kantong tersebut. Bahkan, tim dari bagian pemeriksaan post mortem dan ante mortem “sudah melakukan pre rekonsiliasi, dimana mulai dilakukan pencocokan data antara post mortem dan ante mortem. Laboratorum DNA pun, lanjut dia, sudah mengerjakan pemeriksaan hingga 30 persen.
Karena itu, besar kemungkinan untuk dilakukan proses rekonsiliasi untuk memastikan identitas korban. “Besok jam 8.00 WIB, akan diadakan rapat rekonsiliasi. Setelah itu kita umumkan jenazah mana saja yang sudah teridentifikasi. Mudah-mudahan prosesnya cepat,”ujarnya.
Meski begitu, proses identifikasi jenazah korban masih menemui kendala. Salah satunya berkaitan dengan pemeriksaan sidik jari. Anton menuturkan, sebagian besar pihak keluarga sudah mengumpulkan sampel sidik jari para korban, namun beberapa dari sampel tersebut tidak cocok dengan data sidik jari post mortem korban. Dia mencontohkan, data sidik jari dari pihak keluarga adalah tangan kanan, sementara data post mortem yang ditemukan di jenazah berupa tangan kiri.

“Soal sidik jari kami memang mengalami kesulitan. Karena banyak keluarga yang kebetulan membawa data sidik jari yang kita perlukan terbalik-balik dari yang kita temukan di jenazah. Misalnya, di ijazah tangan kiri, ketemunya tangan kanan, jadi nggak bisa kita bandingkan,”jelasnya.

Untuk itu, Anton menghimbau pada pihak keluarga, untuk mengumpulkan data sidik jari lengkap dari 10 jari korban. Hal itu akan sangat membantu proses identifikasi korban. Sejauh ini, lanjut dia, baru sekitar empat keluarga yang telah mengumpulkan data sidik jari korban secara lengkap. “Tolong kalau ada lagi yang lengkap, mungkin dari SIM atau Paspor, tolong dibawa kepada kami,”lanjutnya.

Ketika ditanya apakah jenazah para korban dari Rusia sudah berhasil diidentifikasi, Anton belum bisa bicara banyak. Namun, dia memastikan jenazah korban Warga Negara Asing (WNA) sudah melalui proses identifikasi. Pihak keluarga para korban WNA tersebut juga telah mengumpulkan data ante mortem yang diminta pihaknya. “Sudah. Sudah semuanya,”kata dia.

Sementara itu, kemarin, tim DVI Polri melakukan pemanggilan terhadap salah satu pihak keluarga korban, yakni Ganis Arman Zuvianto.
Menurut Kapusdokkes RS Polri, Brigjen Pol Mussadeq Ishaq, pemanggilan atas keluarga Ganis tersebut hanya untuk melengkapi data-data ante mortem yang kurang lengkap. Bukan untuk memberitahu pihak keluarga bahwa satu jenazah yang teridentifikasi adalah jenazah Ganis.
“Bukan, mereka (keluarga) datang untuk melengkapi data-data yang diperlukan,”ujar Musshadeq. (ken/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/