26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Gelombang I Selesai, 2.736, Jamaah Sudah Diberangkatkan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gelombang I pemberangkatan calon jamaah haji (CJH) Embarkasi Medan selesai, Jumat (17/6). Kloter 7 yang terdiri dari 393 jamaah asal Kabupaten Langkat, Labuhanbatu, Kota Medan, dan Pematangsiantar menjadi kloter terakhir pada gelombang I ini. Pelepasan dilaksanakan di Aula Madinatul Hujjaj, oleh Plt Bupati Langkat dan Wali Kota Pematangsiantar, Jumat (17/6) sore.

“Kloter 7 semua jamaah berangkat, berjumlah 393. Ini merupakan kloter terakhir gelombang pertama,” kata Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) Embarkasi Medan, M Yunus kepada Sumut Pos.

Untuk selanjutnya, kata dia, tidak ada jadwal pemberangkatan haji pada hari ini, Sabtu (18/6). Pemberangkatan CJH gelombang kedua, akan dimulai pada Minggu (19/6). “Malam ini terakhir pemberangkatan, Sabtu besok baru masuk kloter 8 untuk berangkat Minggu,” sebutnya.

Sementara, mengenai satu CJH asal Labuhanbatu bernama Nurlela Sari Rambe (56) yang gagal terbang karena sakit, kata Yunus, hingga kini masih dirawat di RS Grand Medistra Deliserdang. “Belum (sehat). Belum ada izin dari rumah sakit, nanti kalau sudah sehat baru kita berangkatkan di kloter selanjutnya,” jelasnya.

Hingga kini, tambahnya, sebanyak 2.736 CJH Sumut telah diberangkatkan ke tanah suci. Dengan rincian, jamaah pria 1.113 dan jamaah wanita 1.623. “Sudah sekitar 71,21 persen yang kita berangkatkan. Bersisa 1.105 jamaah atau 28,76 persen, meliputi 3 kloter lagi di gelombang kedua,” paparnya.

Diketahui, CJH Kloter 8 berjumlah 393 asal Kabupaten Padanglawas, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga dan Medan akan masuk ke Asrama Haji Medan pada Sabtu ini.

 

Jamaah Haji Berisiko Tinggi Diperiksa

Setelah melaksanakan ibadah selama delapan hari di Madinah, CJH Indonesia yang masuk kategori risiko tinggi (risti) kembali dipetakan. Kemarin (17/6), seksi kesehatan PPIH Arab Saudi daker Makkah akan memeriksa jamaah yang telah berada di Makkah.

Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Muhammad Imran menjelaskan, pemeriksaan itu merupakan sebagai salah satu persiapan menjelang pelaksanaan puncak haji. “Jumat pukul 09.00 kami mulai (pemeriksaan) dari sektor 4 di Jarwal,” katanya di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Kamis (16/6).

Pemeriksaan tersebut, antara lain, meliputi USG dan cek laboratorium. Ada pula konsultasi dengan dokter spesialis. “Untuk mengurangi potensi (sakit) sekaligus edukasi,” ucapnya.

Imran mengungkapkan, ada beberapa cara untuk jamaah risti agar bisa menjalankan ibadah umrah dengan baik terutama saat Sa’i. Salah satunya agar mengatur tenaga yang dikeluarkan. “Metodenya istirahat-istirahat. Dari Safa ke Marwa jalan kaki 400 meter. Bagi yang risti, saat jalan dari Safa ke Marwa, sejenak berhenti, istirahat dulu, berdoa 2 menit untuk menurunkan denyut nadi,” kata Imran.

“Yang penting memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terforsir. Kemudian jalan lagi setiap putaran harus itirataht. Mungkin selesainya lebih lama, tapi lebih aman,” sambungnya.

Menurut Imran, sebaiknya jamaah risti didampingi agar tidak tertinggal dengan kelompoknya. “Bisa didampingi ketua regunya atau dibarengkan dengan jemaah lain,” imbuhnya.

Dia menyarankan jamaah yang punya riwayat penyakit jantung dan PPOK (Penyakit Paru Osbstruktif Kronis) disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung. “Biasanya karena merokok lama, jadi belum sampai ke Marwa sudah sesak napas,” jelasnya.

Sementara itu, Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kusuma Yudha yang mendampingi jamaah Kloter SUB-02 menjelaskan, ia bersama seorang tenaga medis kloter terus memantau jamaah risti dalam kloternya. “Jamaah risiko tinggi harus diawasi khusus karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Indonesia. Jadi kita memantau supaya tidak ada kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan,” pungkasnya.

Sementara itu, selain cuaca panas, jamaah haji diimbau untuk mengantisipasi badai pasir. Pasalnya, hal itu bisa memicu sesak napas dan infeksi mata. “Badai pasir tidak bisa diprediksi. Bisa terjadi di mana-mana,” tutur Imran.

Karena itu, jamaah haji diimbau memakai masker dan kacamata saat berada di luar ruangan. Pj Visitasi Klinik Kesehatan Sektor I Daker Makkah Mulia Ananda menambahkan, jamaah juga harus mengantisipasi heatstroke saat cuaca panas di Saudi. Di antaranya dengan banyak minum dan memakai pelindung seperti payung. Hingga kemarin, jumlah CJH Indonesia yang berada di Makkah mencapai 11.530 orang. (man/jpc)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gelombang I pemberangkatan calon jamaah haji (CJH) Embarkasi Medan selesai, Jumat (17/6). Kloter 7 yang terdiri dari 393 jamaah asal Kabupaten Langkat, Labuhanbatu, Kota Medan, dan Pematangsiantar menjadi kloter terakhir pada gelombang I ini. Pelepasan dilaksanakan di Aula Madinatul Hujjaj, oleh Plt Bupati Langkat dan Wali Kota Pematangsiantar, Jumat (17/6) sore.

“Kloter 7 semua jamaah berangkat, berjumlah 393. Ini merupakan kloter terakhir gelombang pertama,” kata Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) Embarkasi Medan, M Yunus kepada Sumut Pos.

Untuk selanjutnya, kata dia, tidak ada jadwal pemberangkatan haji pada hari ini, Sabtu (18/6). Pemberangkatan CJH gelombang kedua, akan dimulai pada Minggu (19/6). “Malam ini terakhir pemberangkatan, Sabtu besok baru masuk kloter 8 untuk berangkat Minggu,” sebutnya.

Sementara, mengenai satu CJH asal Labuhanbatu bernama Nurlela Sari Rambe (56) yang gagal terbang karena sakit, kata Yunus, hingga kini masih dirawat di RS Grand Medistra Deliserdang. “Belum (sehat). Belum ada izin dari rumah sakit, nanti kalau sudah sehat baru kita berangkatkan di kloter selanjutnya,” jelasnya.

Hingga kini, tambahnya, sebanyak 2.736 CJH Sumut telah diberangkatkan ke tanah suci. Dengan rincian, jamaah pria 1.113 dan jamaah wanita 1.623. “Sudah sekitar 71,21 persen yang kita berangkatkan. Bersisa 1.105 jamaah atau 28,76 persen, meliputi 3 kloter lagi di gelombang kedua,” paparnya.

Diketahui, CJH Kloter 8 berjumlah 393 asal Kabupaten Padanglawas, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga dan Medan akan masuk ke Asrama Haji Medan pada Sabtu ini.

 

Jamaah Haji Berisiko Tinggi Diperiksa

Setelah melaksanakan ibadah selama delapan hari di Madinah, CJH Indonesia yang masuk kategori risiko tinggi (risti) kembali dipetakan. Kemarin (17/6), seksi kesehatan PPIH Arab Saudi daker Makkah akan memeriksa jamaah yang telah berada di Makkah.

Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Muhammad Imran menjelaskan, pemeriksaan itu merupakan sebagai salah satu persiapan menjelang pelaksanaan puncak haji. “Jumat pukul 09.00 kami mulai (pemeriksaan) dari sektor 4 di Jarwal,” katanya di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Kamis (16/6).

Pemeriksaan tersebut, antara lain, meliputi USG dan cek laboratorium. Ada pula konsultasi dengan dokter spesialis. “Untuk mengurangi potensi (sakit) sekaligus edukasi,” ucapnya.

Imran mengungkapkan, ada beberapa cara untuk jamaah risti agar bisa menjalankan ibadah umrah dengan baik terutama saat Sa’i. Salah satunya agar mengatur tenaga yang dikeluarkan. “Metodenya istirahat-istirahat. Dari Safa ke Marwa jalan kaki 400 meter. Bagi yang risti, saat jalan dari Safa ke Marwa, sejenak berhenti, istirahat dulu, berdoa 2 menit untuk menurunkan denyut nadi,” kata Imran.

“Yang penting memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terforsir. Kemudian jalan lagi setiap putaran harus itirataht. Mungkin selesainya lebih lama, tapi lebih aman,” sambungnya.

Menurut Imran, sebaiknya jamaah risti didampingi agar tidak tertinggal dengan kelompoknya. “Bisa didampingi ketua regunya atau dibarengkan dengan jemaah lain,” imbuhnya.

Dia menyarankan jamaah yang punya riwayat penyakit jantung dan PPOK (Penyakit Paru Osbstruktif Kronis) disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung. “Biasanya karena merokok lama, jadi belum sampai ke Marwa sudah sesak napas,” jelasnya.

Sementara itu, Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kusuma Yudha yang mendampingi jamaah Kloter SUB-02 menjelaskan, ia bersama seorang tenaga medis kloter terus memantau jamaah risti dalam kloternya. “Jamaah risiko tinggi harus diawasi khusus karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Indonesia. Jadi kita memantau supaya tidak ada kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan,” pungkasnya.

Sementara itu, selain cuaca panas, jamaah haji diimbau untuk mengantisipasi badai pasir. Pasalnya, hal itu bisa memicu sesak napas dan infeksi mata. “Badai pasir tidak bisa diprediksi. Bisa terjadi di mana-mana,” tutur Imran.

Karena itu, jamaah haji diimbau memakai masker dan kacamata saat berada di luar ruangan. Pj Visitasi Klinik Kesehatan Sektor I Daker Makkah Mulia Ananda menambahkan, jamaah juga harus mengantisipasi heatstroke saat cuaca panas di Saudi. Di antaranya dengan banyak minum dan memakai pelindung seperti payung. Hingga kemarin, jumlah CJH Indonesia yang berada di Makkah mencapai 11.530 orang. (man/jpc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/