JAKARTA-Nasib naas menimpa Menteri Lingkungan Hidup (LH), Balthasar Kambuaya, saat terbang dari Jakarta menuju Pekanbaru sore kemarin. Pesawat Garuda Indonesia yang ditumpanginya tergelincir keluar landasan akibat hujan deras yang melanda Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
“Mungkin Menteri Lingkungan Hidup (LH), Balthasar Kambuaya lagi ada acara di Pekanbaru. Pejabat lainnya yang ikut di situ saya nggak tahu,” ujar Vice President Public Relation Garuda Indonesia, Pujobroto kemarin.
Pesawat berangkat (take off) dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 13.50 WIB dan tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pukul 15.30 WIB.
Pujo menyebutkan, pesawat dengan nomor penerbangan GA 174 tersebut sebenranya terbang normal dari Jakarta. Namun saat akan mendarat di Pekanbaru dihadang cuaca buruk plus hujan yang sangat deras. Biasanya, dalam keadaan seperti itu jarak pandang juga terganggu. “Pekanbaru sedang hujan deras, mungkin saat itu landasan juga licin sehingga pesawatnya tergelincir,” kata dia.
Akibatnya, pesawat berpenumpang 162 orang itu sedikit kehilangan kendali saat mendarat. Sepertinya ban pesawat tergelincir saat menapaki landasan yang basah kuyup oleh air hujan. Dengan cepat pesawat bergerak di jalur yang tidak semestinya. Roda depan pesawat (nose wheel) keluar jalur beton. “Roda depan pesawat masuk ke tanah,” lanjutnya.
Saat itu pesawat menngangkut 12 penumpang kelas bisnis dan 150 penumpang kelas ekonomi. Salah satu penumpang kelas bisnis adalah Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya yang akan datang ke sebuah acara di kota itu. “Seluruh penumpang turun melalui tangga. Semuanya sudah pulang termasuk Pak Menteri juga sudah dijemput, meninggalkan bandara,” jelasnya.
Pesawat tersebut mengalami insiden di runway nomor 18 yang letaknya paling ujung. Dikabarkan, ban depan pesawat terbenam ke dalam tanah sementara bagian mesin (engine) masih aman dan tidak mengalami kerusakan. Diperkirakan pesawat tidak harus menjalani banyak perbaikan.”Kondisi pesawat masih baik, hanya ban yang masuk tanah, tapi mesinnya aman,” cetusnya.
Pujo menganggap bahwa kejadian itu tidak bisa dikategorikan kecelakaan akan tetapi insiden karena seluruh penumpangnya selamat. Meski begitu, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut kepada KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi). Supaya tidak mengganggu penerbangan yang lain, pesawat harus segera ditarik dari lokasi. “Kita sudah minta izin KNKT,” sebutnya.
Selain minta izin KNKT, Garuda juga berkoordinasi dengan Komandan Landasan Udara (Danlanud) setempat untuk segara melakukan penarikan pesawat. Dalam rangka itu, otoritas bandara, PT Angkasa Pura II, mengeluarkan Notam (Notice to Airman) untuk menutup bandara selama dua jam dari saat kejadian. “Saya belum tahu apakah sekarang sudah dibuka atau belum,” tukasnya.
Dikonfirmasi mengenai hal itu, Kepala Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan mengatakan bahwa saat ini pesawat sudah dievakuasi. Dari laporan PT Angkasa Pura II ke Kemenhub diketahui bahwa bandara hanya sempat ditutup selama satu jam untuk melancarkan upaya penarikan. “Jam 17.55 WIB bandara sudah beroperasi kembali,” jelasnya. (wir/jpnn)