BATAM-Dua belas tahanan kasus narkoba titipan Polresta Barelang dan Polda Kepri kabur dari Rumah Tahanan (Rutan) Batam, Rabu (17/7) sekitar pukul 07.25 WIB. Mereka kabur dengan cara menyandera dan menganiaya salah satu sipir Rutan Batam, Andi, yang saat itu hendak membersihkan area Blok A1 yang dihuni 12 tahanan narkoba yang kabur.
Tak hanya itu, 12 tahanan ini bahkan nekat mengobrak-abrik ruang Kepala Rutan, memecah jendela dan mencongkeln
teralis sebagai jalan untuk keluar dari Rutan. Kaburnya 12 tahanan kasus narkoba sesaat setelah serah terima tugas jaga dari petugas malam ke petugas pagi. Awalnya sekitar pukul 07.00 WIB, Andi, petugas jaga sedang membersihkan ruang tahanan dan membuang sampah. Kebetulan semua kunci ruang sel dibawa Andi. “ Saat hendak keluar ruangan menutup pintu sel, tiga tahanan yang diluar langsung memukul kepala belakang Andi menggunakan besi yang diambil dari penyangga tempat tidur dalam sel. Sekali dipukul, tubuh Andi limbung,” ujar Kapolda Kepri, Brigjen Endjang Sudrajad didampingi Karutan Batam, Anak Agung Gde Krisna.
Belum sempat roboh, tiga tahanan itu kembali menyerang Andi dan menendangnya hingga masuk dalam sel. Mengetahui pintu terbuka dan petugas jaga sudah tak berdaya, sembilan tahanan narkoba lainnya ikut keluar dan menginjak-injak tubuh Andi. Setelah 12 tahanan itu keluar, mereka lantas mengambil kunci yang dibawa Andi dan mengunci Andi dalam sel Blok A1. 12 Tahanan itu kabur melewati tiga pintu pengajaan. Semua pintu sempat mendapatkan hadangan dan perlawanan petugas jaga.
Karena kalah jumlah, hadangan itu sia-sia.Tiga pintu dengan leluasa dilewatinya. Saat hendak menerobos pintu gerbang ke empat atau gerbang pertahanan terakhir sebelum keluar, petugas jaga langsung menutup dan mengunci gerbang. Sehingga 12 tahanan itu memilih kabur menuju ruang registrasi yang langsung terhubung dengan ruang Karutan.
“Belasan tahanan itu langsung memecah kaca jendela. Mengetahui terdapat pelapis teralis besi, dua tahanan yang bawa besi dipukulkan ke petugas jaga menggunakan besi itu sebagai alat untuk mencongkel teralis. Kraakk..sekali dicongkel, teralis besi itu langsung lepas dan terbuka,” terang Jenderal bintang satu ini.
Terpisah, Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM menyatakan, kaburnya para napi di Rutan Klas IIA Batam kemarin juga diakibatkan overloadnya kondisi tahanan. “Kondisinya sangat overload. Kapasitas sebenarnya hanya 250 tahanan, tapi dihuni oleh 468 orang,” jelas Humas Dirjenpas Akbar Hadi.
Akbar mengatakan menjelang sore kondisi Rutan mulai dapat dikendalikan. Petugas rutan dan polisi siaga. Bersama pihak kepolisian, petugas melakukan pengejaran terhadap tahanan yang lari ke sejumlah titik. Petugas rutan dan kepolisian siaga di lokasi kejadian dan sebagian lagi melakukan pengejaran ke sejumlah titik.
“Informasi yang kami peroleh petang ini, tiga dari 12 tahanan yang kabur berhasil diamankan,” jelasnya. Mereka yang berhasil melarikan diri kebanyakan merupakan tahanan narkoba. Diduga pemicu masalah ini juga seperti yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta Medan. Yakni pengetatan terhadap remisi bagi mereka yang terjerat narkoba, korupsi dan terorisme.
Terkait hal ini, Akbar belum bisa memaparkan sebab kasus tersebut masih dalam didalami. Menurut dia, pihaknya saat ini masih konsentrasi pada mengendalikan kondisi rutan dan pengejaran tahanan yang kabur. Akbar mengatakan akibat kejadian ini dua penjaga rutan mengalami kondisi luka serius. Adi dan Bahtiar hingga sore kemarin masih dirawat intensif di rumah sakit.
Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana sebelumnya berharap agar tidak ada lagi kejadian di pemasyarakatan. Salah satu cara untuk menekan adalah dengan mengeluarkan surat edaran menteri yang menjelaskan perihal pengetatan remisi. Disamping itu, dia juga mengakui kalau penuhnya kapasitas menjadi rawan gesekan.
Denny menjelaskan, saat ini kondisi penjara di seluruh Indonesia sudah overcapaity hingga 150 persen. Pihaknya berusaha sekuat tenaga untuk menekan dengan mendirikan bangunan atau lembaga pemasyarakatan baru. “Sudah jalan dibeberapa tempat. Sekarang daya tampung 10 ribu dan akan ditingkatkan hingga 50 ribu,” terangnya.
Selain itu, mantan staf ahli presiden tersebut juga ingin agar penjara tidak menjadi tumpuan untuk menghukum pelanggar undang-undang. Inginnya, ada kerja social bagi mereka yang dihukum ringan. Dengan begitu, diharap bisa mengurangi overcapacity penjara. Muaranya, kemungkinan terjadi gesekan semakin kecil.
Di sisi lain, kaburnya para tahanan itu makin membuat polisi se-Sumatera sibuk. Belum tuntas mengejar napi lapas Tanjung Gusta, Medan, yang kabur, polisi sudah mendapat pekerjaan rumah baru untuk mengejar 11 napi lapas Batam yang kabur tadi pagi.
Peristiwa beruntun itu makin menambah beban polisi yang sedang mempersiapkan operasi Ketupat 2013 dua pekan lagi. Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Agus Rianto menjelaskan, Rutan Batam bobol sekitar pukul 07.25 setelah puluhan napi kasus narkoba berhasil menyandera sipir.
Hingga semalam, baru tiga orang yang berhasil diamankan karena berkeliaran di sekitar lapas. “Kami masih memburu yang lainnya,” ujar Agus di kantornya kemarin. Berdasarkan informasi, blok IA yang dihuni para napi yang kabur sebenarnya berisi 32 orang. Namun, 20 napi lainnya memutuskan tetap tinggal dan tidak ikut lari seperti rekan-rekannya. (gas/gun/dim/byu/jpnn)
Rutan Batam Dibobol, Sipir Dianiaya Tahanan
BATAM-Dua belas tahanan kasus narkoba titipan Polresta Barelang dan Polda Kepri kabur dari Rumah Tahanan (Rutan) Batam, Rabu (17/7) sekitar pukul 07.25 WIB. Mereka kabur dengan cara menyandera dan menganiaya salah satu sipir Rutan Batam, Andi, yang saat itu hendak membersihkan area Blok A1 yang dihuni 12 tahanan narkoba yang kabur.
Tak hanya itu, 12 tahanan ini bahkan nekat mengobrak-abrik ruang Kepala Rutan, memecah jendela dan mencongkeln
teralis sebagai jalan untuk keluar dari Rutan. Kaburnya 12 tahanan kasus narkoba sesaat setelah serah terima tugas jaga dari petugas malam ke petugas pagi. Awalnya sekitar pukul 07.00 WIB, Andi, petugas jaga sedang membersihkan ruang tahanan dan membuang sampah. Kebetulan semua kunci ruang sel dibawa Andi. “ Saat hendak keluar ruangan menutup pintu sel, tiga tahanan yang diluar langsung memukul kepala belakang Andi menggunakan besi yang diambil dari penyangga tempat tidur dalam sel. Sekali dipukul, tubuh Andi limbung,” ujar Kapolda Kepri, Brigjen Endjang Sudrajad didampingi Karutan Batam, Anak Agung Gde Krisna.
Belum sempat roboh, tiga tahanan itu kembali menyerang Andi dan menendangnya hingga masuk dalam sel. Mengetahui pintu terbuka dan petugas jaga sudah tak berdaya, sembilan tahanan narkoba lainnya ikut keluar dan menginjak-injak tubuh Andi. Setelah 12 tahanan itu keluar, mereka lantas mengambil kunci yang dibawa Andi dan mengunci Andi dalam sel Blok A1. 12 Tahanan itu kabur melewati tiga pintu pengajaan. Semua pintu sempat mendapatkan hadangan dan perlawanan petugas jaga.
Karena kalah jumlah, hadangan itu sia-sia.Tiga pintu dengan leluasa dilewatinya. Saat hendak menerobos pintu gerbang ke empat atau gerbang pertahanan terakhir sebelum keluar, petugas jaga langsung menutup dan mengunci gerbang. Sehingga 12 tahanan itu memilih kabur menuju ruang registrasi yang langsung terhubung dengan ruang Karutan.
“Belasan tahanan itu langsung memecah kaca jendela. Mengetahui terdapat pelapis teralis besi, dua tahanan yang bawa besi dipukulkan ke petugas jaga menggunakan besi itu sebagai alat untuk mencongkel teralis. Kraakk..sekali dicongkel, teralis besi itu langsung lepas dan terbuka,” terang Jenderal bintang satu ini.
Terpisah, Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM menyatakan, kaburnya para napi di Rutan Klas IIA Batam kemarin juga diakibatkan overloadnya kondisi tahanan. “Kondisinya sangat overload. Kapasitas sebenarnya hanya 250 tahanan, tapi dihuni oleh 468 orang,” jelas Humas Dirjenpas Akbar Hadi.
Akbar mengatakan menjelang sore kondisi Rutan mulai dapat dikendalikan. Petugas rutan dan polisi siaga. Bersama pihak kepolisian, petugas melakukan pengejaran terhadap tahanan yang lari ke sejumlah titik. Petugas rutan dan kepolisian siaga di lokasi kejadian dan sebagian lagi melakukan pengejaran ke sejumlah titik.
“Informasi yang kami peroleh petang ini, tiga dari 12 tahanan yang kabur berhasil diamankan,” jelasnya. Mereka yang berhasil melarikan diri kebanyakan merupakan tahanan narkoba. Diduga pemicu masalah ini juga seperti yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta Medan. Yakni pengetatan terhadap remisi bagi mereka yang terjerat narkoba, korupsi dan terorisme.
Terkait hal ini, Akbar belum bisa memaparkan sebab kasus tersebut masih dalam didalami. Menurut dia, pihaknya saat ini masih konsentrasi pada mengendalikan kondisi rutan dan pengejaran tahanan yang kabur. Akbar mengatakan akibat kejadian ini dua penjaga rutan mengalami kondisi luka serius. Adi dan Bahtiar hingga sore kemarin masih dirawat intensif di rumah sakit.
Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana sebelumnya berharap agar tidak ada lagi kejadian di pemasyarakatan. Salah satu cara untuk menekan adalah dengan mengeluarkan surat edaran menteri yang menjelaskan perihal pengetatan remisi. Disamping itu, dia juga mengakui kalau penuhnya kapasitas menjadi rawan gesekan.
Denny menjelaskan, saat ini kondisi penjara di seluruh Indonesia sudah overcapaity hingga 150 persen. Pihaknya berusaha sekuat tenaga untuk menekan dengan mendirikan bangunan atau lembaga pemasyarakatan baru. “Sudah jalan dibeberapa tempat. Sekarang daya tampung 10 ribu dan akan ditingkatkan hingga 50 ribu,” terangnya.
Selain itu, mantan staf ahli presiden tersebut juga ingin agar penjara tidak menjadi tumpuan untuk menghukum pelanggar undang-undang. Inginnya, ada kerja social bagi mereka yang dihukum ringan. Dengan begitu, diharap bisa mengurangi overcapacity penjara. Muaranya, kemungkinan terjadi gesekan semakin kecil.
Di sisi lain, kaburnya para tahanan itu makin membuat polisi se-Sumatera sibuk. Belum tuntas mengejar napi lapas Tanjung Gusta, Medan, yang kabur, polisi sudah mendapat pekerjaan rumah baru untuk mengejar 11 napi lapas Batam yang kabur tadi pagi.
Peristiwa beruntun itu makin menambah beban polisi yang sedang mempersiapkan operasi Ketupat 2013 dua pekan lagi. Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Agus Rianto menjelaskan, Rutan Batam bobol sekitar pukul 07.25 setelah puluhan napi kasus narkoba berhasil menyandera sipir.
Hingga semalam, baru tiga orang yang berhasil diamankan karena berkeliaran di sekitar lapas. “Kami masih memburu yang lainnya,” ujar Agus di kantornya kemarin. Berdasarkan informasi, blok IA yang dihuni para napi yang kabur sebenarnya berisi 32 orang. Namun, 20 napi lainnya memutuskan tetap tinggal dan tidak ikut lari seperti rekan-rekannya. (gas/gun/dim/byu/jpnn)