JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia, Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok Wang Yi bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas isu yang berkaitan dengan kerja sama ekonomi bilateral dan situasi di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut mendampingi pertemuan itu menyampaikan, Kepala Negara menyampaikan tiga pesan penting. Pertama, kerja sama ekonomi antara kedua negara. Jokowi menggarisbawahi peningkatan volume perdagangan yang lebih seimbang antara Indonesia dan n
Tiongkok. Indonesia juga berharap agar produk dalam negeri juga terbuka aksesnya di pasar Tiongkok. Termasuk penyelesaian protokol untuk impor produk pertanian dan perikanan Indonesia.
“Hal lain masih di dalam bidang kerja sama ekonomi, Bapak Presiden mendorong kerja sama pembangunan di IKN termasuk untuk moda transportasi. Bapak Presiden juga mendorong implementasi proyek strategis di kawasan industri Kaltara, khususnya untuk investasi di bidang petrokimia,” ujar Retno.
Pembahasan kedua, tentang masalah ketahanan pangan. Indonesia ingin mempelajari model pertanian Tiongkok. ”Hal terakhir yang disampaikan Bapak Presiden adalah terkait dengan situasi di Timur Tengah. Bapak Presiden menekankan tidak ada pihak yang ingin melihat adanya eskalasi dan Bapak Presiden menyampaikan bahwa Indonesia terus melakukan komunikasi diplomatik dengan berbagai pihak termasuk Iran dan Amerika Serikat,” ungkap Retno.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga menunjukan sikapnya terhadap situasi di Timur Tengah. Ada tiga hal yang disampaikan yaitu pentingnya menahan diri, pentingnya terjadi deeskalasi, dan meminta negara-negara menggunakan pengaruhnya untuk menghindari terjadinya eskalasi. “Bapak Presiden juga menyampaikan keyakinannya bahwa Tiongkok juga akan menggunakan pengaruhnya agar eskalasi dapat dicegah,” ucapRetno.
Sementara itu, Tiongkok juga menekankan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina melalui solusi dua negara atau two state solution. Selain itu sepakat bahwa stabilitas di Timur Tengah akan terjadi melalui two state solution. Kedua negara juga memiliki posisi yang sama dalam mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB. “Tadi juga dilakukan exchange of views mengenai dukungan mayoritas negara-negara anggota PBB untuk keanggotaan penuh Palestina di PBB,” ucapnya.
Sebelum bertemu Jokowi, Wang Yi telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi. Sejumlah hal penting menjadi pembahasan kedua menlu.
Dalam hal hubungan kedua negara, kedua pihak sepakat untuk memperkokoh kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara. Di mana, hubungan bilateral antara Indonesia-Tiongkok akan terus diperkokoh dengan saling menghormati hukum internasional. ”Di bidang ekonomi RRT adalah salah satu mitra penting Indonesia,” ujar Retno.
RRT diketahui merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan volume perdagangan mencapai lebih dari USD 127 miliar. RRT juga merupakan salah satu investor asing terbesar dengan nilai investasi lebih dari USD 7,4 miliar tahun lalu.
Karenanya, ada beberapa fokus kerja sama investasi yang akan terus diperkuat. Antara lain di bidang hilirisasi industri, pembangunan infrastruktur, manufaktur, transisi energi, serta ketahanan pangan. ”Pembahasan kerja sama ekonomi secara lebih detail akan dibahas dalam pertemuan High-Level Dialogue Cooperation Mechanism (HDCM) di Labuan Bajo besok (hari ini, red,” jelasnya.
Dari pihak Indonesia, tim akan dipimpin oleh Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dan Menlu Retno. Sementara dari pihak RRT akan dipimpin oleh Menlu Wang Yi.
Masih dalam konteks kerja sama bilateral, kedua menlu juga membahas kerja sama penanganan kejahatan lintas batas, terutama online scam. Retno menegaskan, kerja sama kawasan sangat penting dalam penanganan kejahatan ini, di mana banyak WNI yang menjadi korban.
Wang Yi pun mengamini bagaimana kedua pihak bertukar pendapat secara mendalam, sesuai dengan arahan kedua kepala negara, mengenai percepatan kerja sama Indonesia dengan RRT. “Dan banyak hal telah dicapai,” ungkapnya.
Dalam hubungan bilateral 10 tahun terakhir, kedua negara selalu saling percaya dan saling bantu. Dan yang paling penting dalam kerja sama adalah menjunjung tinggi keadilan dan kenegaraan. “Kami menantikan kerja sama yang semakin barik agar menciptakan masa depan yang lebih gemilang dalam hubungan bilateral kedua negara,” katanya.
Kedua pihak juga akan memainkan peranan otomatis untuk mendongkrak koordinasi negara berkembang secara mendalam. Pihaknya juga bakal mensinergikan Tiongkok dengan visi Indonesia Emas 2045. Sehingga bisa saling mensukseskan.
“Dengan demikian, kedua negara dapat menyediakan lebih banyak opsi bagi sesama negara berkembang untuk kerja sama terus menerus, di bidang ekonomi digital dan sebagainya, serta bersama-sama memajukan ekonomi,” paparnya.
Soal stabilitas kawasan, ia sepakat jika semua pihak perlu sama-sama waspada dan sama-sama menolak niat apapun yang menginginkan peperangan. Kedua negara akan sama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas yang sulit didapat di kawasan. “Kami juga bersedia bekerja sama dengan negara-negara asing untuk mengimplementasikan COC (Code of Conduct) secara penuh dan efektif,” jelasnya.
Kemarin, Menlu Tiongkok Wang Yi turut menemui Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan). Wang Yi tiba di tempat kerja Prabowo sekitar pukul 11.00. Mereka bertemu lebih kurang satu jam. Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, dia menyampaikan secara langsung ucapan selamat atas kemenangan Prabowo sebagai calon presiden (capres).
Tidak hanya itu, kedua pihak membahas berbagai isu dan kerja sama strategis. Khususnya di bidang pertahanan. Mulai pendidikan, latihan bersama, sampai industri pertahanan. Bagi Indonesia, Tiongkok merupakan mitra dekat. Kedua negara menjalin hubungan bilateral dengan baik. Khusus di bidang pertahanan, Indonesia dan Tiongkok sudah menjalin kerja sama pendidikan dan latihan sejak 1970 silam.
Sampai saat ini, kerja sama tersebut masih berlangsung.Indonesia mengirim personel ke Tiongkok untuk belajar dan berlatih di sana. Sebaliknya, Tiongkok juga mengirim prajurit mereka untuk turut serta dalam pendidikan militer di Indonesia. Karena itu, Prabowo mengaku sangat senang bisa bertemu dengan Menlu Wang Yi. “Kehormatan besar saya hari ini menerima beliau. Terima kasih atas penerimaan yang begitu baik, saya diterima di Beijing beberapa minggu lalu,” imbuhnya.
Sebelum pertemuan di Jakarta kemarin, Menhan Prabowo memang sempat berkunjung ke Tiongkok pada awal April. Di sana, Prabowo menemui Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, dan Menhan Tiongkok Dong Jun. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama bilateral dengan Indonesia. Baik di bidang pertahanan maupun bidang lain seperti ekonomi, sosial, dan budaya,” ungkap Wang Yi. (mia/lyn/syn/jpg)