JAKARTA- Pasangan M. Nazaruddin – Neneng Sri Wahyuni kompak menyudutkan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum. Usai diperiksa untuk kali pertama sebagai tersangka kemarin, dia menyebut Anas sebagai sosok dibalik PT Anugerah Nusantara. Dikatakan juga kalau saham suaminya sudah dijual semua ke Anas.
Neneng diperiksa KPK sekitar lima jam dari pukul 09.30 WIB Saat keluar dari gedung KPK pukul 14.30 WIB, ibu dua anak yang kembali memakai aksesoris kerudung itu tetap bungkam. Berbagai pertanyaan yang diarahkan kepada dirinya tidak ada satu pun yang dijawab. Dia memilih untuk masuk mobil tahanan.
Begitu sampai di basement KPK, Neneng akhirnya buka mulut. Namun, bukan untuk menjawab pertanyaan terkait kasus yang membelitnya. Pertanyaan yang tidak diacuhkan Neneng adalah kangen tidak dengan suaminya, M. Nazaruddin. “Jelas saya kangen. Itu kan suami saya,” ujarnya.
Nah, kuasa hukum Neneng, Rufinus Hutauruk membenarkan kalau kliennya kangen berat dengan Nazaruddin. Oleh sebab itu, pihaknya mengajukan permintaan kepada KPK agar meloloskan permintaan bertemu itu. Alasan lain, bapak dan ibu itu ingin membahas bagaimana nasib anak-anak mereka di Malaysia.
“Mereka ingin memulangkan anak-anak yang di Malaysia dengan baik,” kata Junimart. Menurutnya, Neneng ingin agar anak-anaknya bisa kembali bersekolah pada awal tahun ajaran 2012 – 2013 nanti. Tapi, dia belum tahu pasti kapan anak-anak bisa dibawa pulang ke Jakarta karena menunggu izin dari KPK turun.
Disamping permintaan itu, Neneng kemarin juga secara resmi mengajukan permohonan agar dijadikan tahanan kota. Tujuannya, supaya bisa merawat tiga anaknya yang masih balita. Neneng berdalih kalau ketiga anak itu butuh perhatian ibu untuk menemani tumbuh kembangnya. Secara resmi surat permohonan itu sudah dialamatkan ke pimpinan KPK.
Bagaimana dengan jalannya pemeriksaan? Rufinus menjelaskan kalau kliennya dicerca 16 pertanyaan. Dia tidak merinci apa saja pertanyaan yang disampaikan ke Neneng, tapi dia menyebut kalau kliennya menjelaskan tentang posisinya di PT Anugerah Nusantara. “Tidak pernah bekerja, dan berhubungan dengan PT Anugerah,” tegasnya.Ketidaktahuan itu berimbas pada minimnya informasi dari Neneng tentang proyek-proyek yang ditangani perusahaan itu. Keterangan Rufinus sekaligus membantah berbagai informasi yang menyebut Neneng memiliki jabatan tinggi sebagai direktur keuangan perusahaan tersebut. Tidak merasa punya jabatan itulah yang membuat Neneng nekat meminta penjelasan KPK.
Versi Rufinus, kemarin kliennya juga minta penjelasan langsung kepada KPK kenapa dia ditangkap. Selain itu, dia juga ditanya tentang hubungan antara Nazaruddin dengan perusahaan tersebut. Tapi, Neneng dengan tegas menyatakan kalau suaminya tidak ada hubungan apa-apa. “Pengalihan saham terakhir yang 30 (persen) dari Nazaruddin ke Anas Urbaningrum,” tuturnya.
Kuasa hukum yang lainnya, Junimart Girsang, menambahkan kalau atasan di PT Anugerah ada dua yaitu Nazaruddin dan Anas Urbaningrum. Namun, posisi suami Neneng belakangan makin lemah karena seluruh saham sudah dijual ke ketua umum PD tersebut. “Mengenai keuangan dan sebagainya, Neneng tidak tahu,” katanya.
Disamping itu, dia juga menegaskan kalau kepulangan Neneng dan akhirnya tertangkap bukan untuk menyelamatkan aset keluarga senilai Rp1 triliun. Kemunculan kliennya merupakan wujud dari upaya menyerahkan diri untuk membersihkan nama baik. Kalaupun ada isu untuk mengamankan kekayaan, Junimart mengatakan perlu pembuktian tersendiri.
Kabar yang berhembus, aset sebanyak itu ada di Malaysia dan akan dibawa ke Indonesia. Kebenarannya sendiri memang masih perlu dibuktikan karena hingga kini motif kepulangan Neneng ke Indonesia masih gelap. Bahkan, Jubir KPK Johan Budi mengaku belum tahu pasti. “Masih diselidiki, yang jelas saat pulang dia tidak bawa uang atau surat berharga,” katanya.
Lebih lanjut Johan menjelaskan, pemeriksaan kemarin sudah memasuki ke materi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menjeratnya. (dim/jpnn)