26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ini Pernyataan Sikap Istana terkait Rusuh Tolikara

Peristiwa kerusuhan di Tolikara, Papua terjadi ketika Salat Id, Jumat (17/7) pagi.
Peristiwa kerusuhan di Tolikara, Papua terjadi ketika Salat Id, Jumat (17/7) pagi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kerusuhan di Tolikara, Papua ikut menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Melalui Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya, presiden menyatakan sangat menyesalkan terjadinya insiden penyerangan terhadap umat muslim tersebut.

Lenis menuturkan, presiden meminta maaf kepada para warga yang menjadi korban dalam insiden tersebut.

“Saya menyesal atas nama Presiden Indonesia, memohon maaf kepada warga yang terkena musibah di Tolikara. Saya sedikit kaget dan menyesal atas kejadian yang terjadi pada hari istimewa kaum muslim,” jelas Lenis dalam konferensi pers di Kantor Sekretariat Negara (Setneg), kemarin (18/7).

Lenis menuturkan, konflik antaragama ini baru pertama kali terjadi di daerah asalnya, yakni Papua. Menurut dia, selama ini kebersamaan dan toleransi antar umat beragama di sana, cukup harmonis.

Dia mengatakan, yang kerap terjadi justru perang antar suku. Karena itu, dia berharap, publik dan sejumlah pihak terkait tidak menyangkutpautkan insiden ini dengan politik.

“Di sana (Papua) perang suku biasa. Kalau sudah mulai emosi biasanya seperti itu. Kejadian seperti ini jangan sampai berpikr ini karena politik atau rencana apa, tidak ada sama sekali. Yang ada salah paham saja,” ujarnya.

Meski begitu, Lenis menekankan bahwa seharusnya semua pihak di Tolikara memahami bahwa pada tanggal 17 dan 18 Juli adalah agenda nasional, yakni hari raya Idul Fitri. Karena itu, setiap pihak yang berniat mengadakan acara atau kegiatan harus menanyakan terlebih dahulu kepada pihak pemerintah setempat.

“Kalau tanggal 17 Juli dan 25 Desember itu hari Nasional, maka diganggu pun tidak bisa. Kasih mereka kesempatan untuk beribadah. Jadi saling menghargai, bukan saling menjatuhkan atau menjelekkan,” tegasnya.

Terkait kerusakan property akibat kerusuhan tersebut, Lenis menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan ganti rugi. Bahkan, presiden Jokowi menyatakan siap membangun kembali sejumlah kios yang terbakar dalam insiden tersebut.

“Presiden sudah menghubungi semalam dan kami siap membangun pasar yang dibakar. Memang di Papua saat ini ada alokasi pembangunan pasar,” imbuhnya. (bil/idr/byu/ken)

Peristiwa kerusuhan di Tolikara, Papua terjadi ketika Salat Id, Jumat (17/7) pagi.
Peristiwa kerusuhan di Tolikara, Papua terjadi ketika Salat Id, Jumat (17/7) pagi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kerusuhan di Tolikara, Papua ikut menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Melalui Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya, presiden menyatakan sangat menyesalkan terjadinya insiden penyerangan terhadap umat muslim tersebut.

Lenis menuturkan, presiden meminta maaf kepada para warga yang menjadi korban dalam insiden tersebut.

“Saya menyesal atas nama Presiden Indonesia, memohon maaf kepada warga yang terkena musibah di Tolikara. Saya sedikit kaget dan menyesal atas kejadian yang terjadi pada hari istimewa kaum muslim,” jelas Lenis dalam konferensi pers di Kantor Sekretariat Negara (Setneg), kemarin (18/7).

Lenis menuturkan, konflik antaragama ini baru pertama kali terjadi di daerah asalnya, yakni Papua. Menurut dia, selama ini kebersamaan dan toleransi antar umat beragama di sana, cukup harmonis.

Dia mengatakan, yang kerap terjadi justru perang antar suku. Karena itu, dia berharap, publik dan sejumlah pihak terkait tidak menyangkutpautkan insiden ini dengan politik.

“Di sana (Papua) perang suku biasa. Kalau sudah mulai emosi biasanya seperti itu. Kejadian seperti ini jangan sampai berpikr ini karena politik atau rencana apa, tidak ada sama sekali. Yang ada salah paham saja,” ujarnya.

Meski begitu, Lenis menekankan bahwa seharusnya semua pihak di Tolikara memahami bahwa pada tanggal 17 dan 18 Juli adalah agenda nasional, yakni hari raya Idul Fitri. Karena itu, setiap pihak yang berniat mengadakan acara atau kegiatan harus menanyakan terlebih dahulu kepada pihak pemerintah setempat.

“Kalau tanggal 17 Juli dan 25 Desember itu hari Nasional, maka diganggu pun tidak bisa. Kasih mereka kesempatan untuk beribadah. Jadi saling menghargai, bukan saling menjatuhkan atau menjelekkan,” tegasnya.

Terkait kerusakan property akibat kerusuhan tersebut, Lenis menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan ganti rugi. Bahkan, presiden Jokowi menyatakan siap membangun kembali sejumlah kios yang terbakar dalam insiden tersebut.

“Presiden sudah menghubungi semalam dan kami siap membangun pasar yang dibakar. Memang di Papua saat ini ada alokasi pembangunan pasar,” imbuhnya. (bil/idr/byu/ken)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/