25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Survei Indikator, Mayoritas Publik Ingin PSBB Dihentikan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, persepsi publik terhadap penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) cenderung fluktuatif. Pada September 2020, sebanyak 55 persen masyarakat, ingin PSBB dihentikan agar perekonomian jalan kembali.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

Hal ini disampaikan Burhanuddin dalam konferensi pers Rilis Survei Nasional tentang Mitigasi Dampak Covid-19. Adapun survei ini dilakukan 24-30 September 2020.

Dia menuturkan, pada Mei ada 43,1 persen masyarakat ingin PSBB dihentikan. Jumlah ini pun terus naik, di mana pada Juli mencapai 60,6 persen warga yang mendesak PSBB tidak dilanjutkan. Meskipun jumlahnya di September turun, mayoritas warga tetap menginginkan kebijakan tersebut berakhir.

“Mayoritas publik tetap menghendaki PSBB dihentikan meski mengalami pelemahan, menjadi 55 persen dari sebelumnya 60,6 persen pada temuan sebelumnya,” kata Burhanuddin, Minggu (18/10).

Meski demikian, Burhanuddin menuturkan, 60,4 persen masyarakat masih tetap memprioritaskan urusan kesehatan. Sementara, hanya 36,2 persen warga yang memprioritaskan masalah ekonomi di masa pandemi Covid-19. Selebihnya, memilih tak menjawab.

“Di bulan September, pemerintah melonggarkan PSBB, masyarakat berharap ekonomi segera membaik ternyata tidak juga mereka dapatkan,” kata Burhanuddin.

Nilai Penyebaran Covid-19 Terkendali

Sementara itu, 54,3 persen masyarakat menilai penyebaran virus corona tipe dua (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19 terkendali.

“(Sebanyak) 2,5 persen menyatakan sangat terkendali dan 51,8 persen menyatakan cukup terkendali,” kata Burhanudin.

Kemudian sebanyak 37,7 persen masyarakat menyatakan penyebaran virus corona kurang terkendali dan 5,3 persen masyarakat merasa penyebaran virus corona sangat tak terkendali.

Burhanudin mengatakan, data tersebut menunjukkan mayoritas masyarakat menganggap penyebaran virus corona masih terkendali. “Terutama dari kelompok laki-laki, usia semakin tua, pendidikan dan pendapatan semakin tinggi, orang perkotaan, dan terutama wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat dan wilayah lainnya,” lanjut dia.

Kepercayaan ke Jokowi 60 Persen

Hasil Survei Indikator juga menyatakan,, tingkat kepercayaan masyarakat kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam menangani pandemi Covid-19 sebanyak 60 persen. Dia menyebut angka ini lebih tinggi dibandingkan kepuasan publik terhadap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

“Trust terhadap Presiden dalam menangani Covid masih lumayan, yang mengatakan cukup percaya dan sangat percaya itu 60 persen terhadap Pak Jokowi,” kata Burhanuddin. “Terhadap Pak Terawan itu lebih rendah, sekitar 45 persen,” sambungnya.

Berdasarkan hasil survei, jumlah respondem yang menyatakan cukup percaya kepada Jokowi sebanyak 57,7 persen. Sementara, responden yang sangat percaya 3 persen.

Kemudian, responden yang tingkat kepercayaannya biasa saja 24,1 persen dan tidak percaya 12,7 persen. Responden yang sangat tidak percaya 1,8 persen.

Sedangkan, responden yang sangat percaya kepada Terawan hanya 1 persen. Responden yang cukup percaya sebanyak 44,6 persen, biasa saja 30,9 persen, tidak percaya 15 persen, dan sangat tidak percaya 2 persen.

“Tetapi masih lebih baik dibandingkan apa yang muncul di Twitter itu kan Saya kira tidak nyampe 20 persen terhadap Pak Terawan,” tutur Burhanuddin.

Dia juga mengungkapkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah pusat dalam mencegah penyebaran Covid-19 cukup besar di angka 60,5 persen. Adapun responden yang kurang puas 29,2 persen, tidak puas sama sekali 3,8 persen, dan sangat puas 5,8 persen.

Pengaruh Penyaluran Bansos

Burhanuddin mengatakan, tingkat kepuasan ini salah satunya dipengaruhi sejumlah bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah pusat kepada masyarakat terdampak pandemi. Mereka yang puas terhadap kinerja pemerintah pusat di masa pandemi biasanya berpendidikan dan berpenghasilan rendah.

“Jadi kalau pendidikannya rendah, pendapatan yang rendah cenderung puas salah satunya ada bansos, ada program-program mitigasi dampak ekonomi Covid-19,” jelas dia.

Sebagai informasi, survei menggunakan kontak telepon kepada responden karena situasi pandemi corona. Survei menggunakan asumsi simple random sampling, dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 5.614 data. Sedangkan, yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.

Survei Indikator dilakukan pada 24-30 September. Responden yang terlibat dalam survei ini sebanyak 1.200 orang. Metode survei yang digunakan ialah simple random sampling yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi. Survei dilakukan via telepon.

Dengan sebaran responden seperti itu dan metode simple random sampling yang digunakan, maka margin of error hasil survei sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. (lp6)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, persepsi publik terhadap penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) cenderung fluktuatif. Pada September 2020, sebanyak 55 persen masyarakat, ingin PSBB dihentikan agar perekonomian jalan kembali.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

Hal ini disampaikan Burhanuddin dalam konferensi pers Rilis Survei Nasional tentang Mitigasi Dampak Covid-19. Adapun survei ini dilakukan 24-30 September 2020.

Dia menuturkan, pada Mei ada 43,1 persen masyarakat ingin PSBB dihentikan. Jumlah ini pun terus naik, di mana pada Juli mencapai 60,6 persen warga yang mendesak PSBB tidak dilanjutkan. Meskipun jumlahnya di September turun, mayoritas warga tetap menginginkan kebijakan tersebut berakhir.

“Mayoritas publik tetap menghendaki PSBB dihentikan meski mengalami pelemahan, menjadi 55 persen dari sebelumnya 60,6 persen pada temuan sebelumnya,” kata Burhanuddin, Minggu (18/10).

Meski demikian, Burhanuddin menuturkan, 60,4 persen masyarakat masih tetap memprioritaskan urusan kesehatan. Sementara, hanya 36,2 persen warga yang memprioritaskan masalah ekonomi di masa pandemi Covid-19. Selebihnya, memilih tak menjawab.

“Di bulan September, pemerintah melonggarkan PSBB, masyarakat berharap ekonomi segera membaik ternyata tidak juga mereka dapatkan,” kata Burhanuddin.

Nilai Penyebaran Covid-19 Terkendali

Sementara itu, 54,3 persen masyarakat menilai penyebaran virus corona tipe dua (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19 terkendali.

“(Sebanyak) 2,5 persen menyatakan sangat terkendali dan 51,8 persen menyatakan cukup terkendali,” kata Burhanudin.

Kemudian sebanyak 37,7 persen masyarakat menyatakan penyebaran virus corona kurang terkendali dan 5,3 persen masyarakat merasa penyebaran virus corona sangat tak terkendali.

Burhanudin mengatakan, data tersebut menunjukkan mayoritas masyarakat menganggap penyebaran virus corona masih terkendali. “Terutama dari kelompok laki-laki, usia semakin tua, pendidikan dan pendapatan semakin tinggi, orang perkotaan, dan terutama wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat dan wilayah lainnya,” lanjut dia.

Kepercayaan ke Jokowi 60 Persen

Hasil Survei Indikator juga menyatakan,, tingkat kepercayaan masyarakat kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam menangani pandemi Covid-19 sebanyak 60 persen. Dia menyebut angka ini lebih tinggi dibandingkan kepuasan publik terhadap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

“Trust terhadap Presiden dalam menangani Covid masih lumayan, yang mengatakan cukup percaya dan sangat percaya itu 60 persen terhadap Pak Jokowi,” kata Burhanuddin. “Terhadap Pak Terawan itu lebih rendah, sekitar 45 persen,” sambungnya.

Berdasarkan hasil survei, jumlah respondem yang menyatakan cukup percaya kepada Jokowi sebanyak 57,7 persen. Sementara, responden yang sangat percaya 3 persen.

Kemudian, responden yang tingkat kepercayaannya biasa saja 24,1 persen dan tidak percaya 12,7 persen. Responden yang sangat tidak percaya 1,8 persen.

Sedangkan, responden yang sangat percaya kepada Terawan hanya 1 persen. Responden yang cukup percaya sebanyak 44,6 persen, biasa saja 30,9 persen, tidak percaya 15 persen, dan sangat tidak percaya 2 persen.

“Tetapi masih lebih baik dibandingkan apa yang muncul di Twitter itu kan Saya kira tidak nyampe 20 persen terhadap Pak Terawan,” tutur Burhanuddin.

Dia juga mengungkapkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah pusat dalam mencegah penyebaran Covid-19 cukup besar di angka 60,5 persen. Adapun responden yang kurang puas 29,2 persen, tidak puas sama sekali 3,8 persen, dan sangat puas 5,8 persen.

Pengaruh Penyaluran Bansos

Burhanuddin mengatakan, tingkat kepuasan ini salah satunya dipengaruhi sejumlah bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah pusat kepada masyarakat terdampak pandemi. Mereka yang puas terhadap kinerja pemerintah pusat di masa pandemi biasanya berpendidikan dan berpenghasilan rendah.

“Jadi kalau pendidikannya rendah, pendapatan yang rendah cenderung puas salah satunya ada bansos, ada program-program mitigasi dampak ekonomi Covid-19,” jelas dia.

Sebagai informasi, survei menggunakan kontak telepon kepada responden karena situasi pandemi corona. Survei menggunakan asumsi simple random sampling, dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 5.614 data. Sedangkan, yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.

Survei Indikator dilakukan pada 24-30 September. Responden yang terlibat dalam survei ini sebanyak 1.200 orang. Metode survei yang digunakan ialah simple random sampling yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi. Survei dilakukan via telepon.

Dengan sebaran responden seperti itu dan metode simple random sampling yang digunakan, maka margin of error hasil survei sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. (lp6)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/