30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Polri Gunakan Teknik Cybercrime untuk Ungkap Keaslian Adegan

Usut Video Pemenggalan Kepala di Mesuji

Rekaman video tragedi Mesuji yang diputar di  depan Komisi III DPR  Rabu  (14/12) lalu diduga hasil editing.
Sebagian adegan, terutama saat seorang bersenjata memegang penggalan kepala bersimbah darah adalah peristiwa lain. Dari bahasa yang digunakan pelaku dalam gambar diduga itu adalah rekaman di Pattani, Thailand Selatan.

“Assalamualaikum, kami tentara mujahidin Pattani hari ini memancung musuh untuk saudara-saudara kami di Afghanistan dan Irak,” ujar pelaku itu dalam video yang  salinannya juga didapatkan Jawa Pos (Group Sumut Pos).

Si pelaku menggunakan penutup muka dan menyandang senjata AK -47 khas milik gerilyawan pembebasan Pattani.
Mabes Polri meyakini video itu memang tidak original. “Tapi, belum bisa kami simpulkan apakah benar dari Thailand Selatan atau daerah lain,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar kemarin (18/12).
Mantan anggota Densus 88 Polri ini menjelaskan, tim khusus dari Bareskrim Polri sedang turun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan.

“Kalau soal keaslian video, kami punya penyidik cybercrime yang bisa melakukan analisa forensik,” katanya.
Hasil analisa itu nantinya akan dijadikan pertimbangan kebijakan Polri dalam kasus ini.

“Misalnya saja benar itu palsu, atau gabungan adegan, tentu ada motifnya. Nah, ini satu-satu kita telusuri,” kata mantan Kapolres Pasuruan, Jawa Timur ini.

Video itu diputar saat perwakilan lembaga adat Megou Pak, Mesuji, Lampung dengan didampingi Mayjen (pur) Saurip Kadi menemui Komisi III DPR.

Rekaman itu lantas menyebar melalui internet dan televisi. Beberapa adegan sadistis tampak misalnya saat penggorokan kepala dan pemenggalan dengan cara dibacok-bacok pangkal lehernya.

Seorang sumber Jawa Pos menjelaskan, video itu hasil kompilasi dari tiga rekaman. “Ada rekaman saat tubuh seseorang digantung di tiang listrik, lalu rekaman saat seorang menggunakan topi menuju mobil polisi, dan rekaman penyembelihan kepala dan ditenteng,” katanya.

Perwira yang pernah kursus antiteror di Manila ini menduga, ada unsur kesengajaan pembuatnya.
“Ada tiga wajah yang sangat bisa dikenali di video itu.

Salah satunya kami duga adalah perekamnya. Ini sudah kami cetak untuk dilaporkan ke pimpinan,” katanya.
Apakah Anda yakin ada rekaman dari Thailand Selatan ? Dengan mantap, ahli cybercrime ini mengiyakan. “Yang dari Thailand Selatan itu bisa didapatkan di internet, sudah ada  sejak tahun 2004,” katanya.(rdl/jpnn)

Usut Video Pemenggalan Kepala di Mesuji

Rekaman video tragedi Mesuji yang diputar di  depan Komisi III DPR  Rabu  (14/12) lalu diduga hasil editing.
Sebagian adegan, terutama saat seorang bersenjata memegang penggalan kepala bersimbah darah adalah peristiwa lain. Dari bahasa yang digunakan pelaku dalam gambar diduga itu adalah rekaman di Pattani, Thailand Selatan.

“Assalamualaikum, kami tentara mujahidin Pattani hari ini memancung musuh untuk saudara-saudara kami di Afghanistan dan Irak,” ujar pelaku itu dalam video yang  salinannya juga didapatkan Jawa Pos (Group Sumut Pos).

Si pelaku menggunakan penutup muka dan menyandang senjata AK -47 khas milik gerilyawan pembebasan Pattani.
Mabes Polri meyakini video itu memang tidak original. “Tapi, belum bisa kami simpulkan apakah benar dari Thailand Selatan atau daerah lain,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar kemarin (18/12).
Mantan anggota Densus 88 Polri ini menjelaskan, tim khusus dari Bareskrim Polri sedang turun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan.

“Kalau soal keaslian video, kami punya penyidik cybercrime yang bisa melakukan analisa forensik,” katanya.
Hasil analisa itu nantinya akan dijadikan pertimbangan kebijakan Polri dalam kasus ini.

“Misalnya saja benar itu palsu, atau gabungan adegan, tentu ada motifnya. Nah, ini satu-satu kita telusuri,” kata mantan Kapolres Pasuruan, Jawa Timur ini.

Video itu diputar saat perwakilan lembaga adat Megou Pak, Mesuji, Lampung dengan didampingi Mayjen (pur) Saurip Kadi menemui Komisi III DPR.

Rekaman itu lantas menyebar melalui internet dan televisi. Beberapa adegan sadistis tampak misalnya saat penggorokan kepala dan pemenggalan dengan cara dibacok-bacok pangkal lehernya.

Seorang sumber Jawa Pos menjelaskan, video itu hasil kompilasi dari tiga rekaman. “Ada rekaman saat tubuh seseorang digantung di tiang listrik, lalu rekaman saat seorang menggunakan topi menuju mobil polisi, dan rekaman penyembelihan kepala dan ditenteng,” katanya.

Perwira yang pernah kursus antiteror di Manila ini menduga, ada unsur kesengajaan pembuatnya.
“Ada tiga wajah yang sangat bisa dikenali di video itu.

Salah satunya kami duga adalah perekamnya. Ini sudah kami cetak untuk dilaporkan ke pimpinan,” katanya.
Apakah Anda yakin ada rekaman dari Thailand Selatan ? Dengan mantap, ahli cybercrime ini mengiyakan. “Yang dari Thailand Selatan itu bisa didapatkan di internet, sudah ada  sejak tahun 2004,” katanya.(rdl/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/