MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kemenag Sumut) mengebut sisa waktu syarat kelengkapan keberangkatan calon jamaah haji (CJH) ke Tanah Suci. Diantaranya, calon jamaah diharuskan telah di vaksin minimal dosis dua sebagai salah satu syarat mendapatkan visa.
“Ada persyaratan baru dari Saudi, harus sudah vaksin lengkap. Kalau ada jamaah kita yang masih vaksin satu atau belum lengkap, nanti akan kita surati. Inilah dalam waktu sebulan, inilah yang kita kerjakan,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Haji Kemenag Sumut, Iyong Syahrial kepada Sumut Pos, Kamis (19/5).
Untuk mengetahui calon jamaah telah divaksin minimal dosis dua, kata Iyong, akan dicek melalui aplikasi sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu (Siskohat), yang telah terkoneksi ke aplikasi peduli lindungi. Apabila ada jamaah yang belum vaksin dosis kedua, tidak akan bisa berangkat haji.
“Kalau belum lengkap tentukan tak bisa keluar visanya. Kalau tidak keluar visanya mana bisa dia berangkat,” sebutnya.
Berdasarkan surat dari Kerajaan Arab Saudi, lanjutnya, tetap diberlakukan test PCR sebelum bertolak ke tanah suci. Sesampainya di Arab Saudi, para jamaah tidak lagi menjalani karantina maupun PCR. “Itu permintaan langsung pemerintah Arab Saudi. Karna kebijakannya begitu, makanya laksanakan itu,” katanya.
Untuk sementara, kata Iyong, saat ini Kemenag Sumut sedang mendata calon jamaah yang belum melunasi dana haji. Menurutnya, sudah 90 persen calon jamaah yang sudah melunasi dana haji. “Proses pelunasan masih berjalan, tinggal sedikit lagi yang belum melunasi. Terkahir pelunasan dana haji tanggal 20 Mei 2022,” pungkasnya.
Menag Finalkan Layanan Haji
Sementara, Kementerian Agama (Kemenag) terus bergerak cepat menyiapkan layanan penyelenggaraan haji 2022. Terhitung mulai masuknya jamaah ke asrama haji pada 3 Juni, waktu yang tersisa tinggal sekitar 15 hari lagi. Kepala Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam menyampaikan, pengadaan akomodasi di Makkah, Arab Saudi untuk jamaah haji Indonesia 2022 sudah kontrak 100 persen. Hotel jamaah tersebar di lima wilayah, yaitu Mahbas Jin, Syisyah, Raudhah, Jarwal, dan Misfalah.
“Total ada 40 hotel, dengan jumlah 26.647 kamar. Hotel terdekat dari Masjidil Haram berjarak 850 meter dan hotel terjatuh berjarak 4.220 meter,” kata Nasrullah kepada wartawan, Kamis (19/5).
“Akomodasi Madinah juga sudah kontrak 100 persen. Ada 29 hotel dengan total 24.315 kamar. Semuanya di kawasan Markaziah,” sambungnya.
Kontrak layanan konsumsi di Madinah, lanjut Nasrullah, juga sudah selesai 100 persen. Ada 13 perusahaan penyedia katering di Madinah. Untuk Makkah, sudah selesai kontrak dengan 19 perusahaan dari 31 penyedia katering (61 persen). “Kami target kontrak katering di Makkah selesai pada 25 Mei 2022,” jelasnya
Total layanan konsumsi yang akan diterima jamaah haji Indonesia sebanyak 75 kali di Makkah, 27 kali di Madinah, dan 16 kali di Armina. Terkait layanan transportasi, seluruh kontrak pengadaannya juga sudah selesai, baik untuk bus salawat maupun bus antar kota. KUH pun sudah merekrut 768 tenaga pendukung Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi atau yang sering disebut sebagai tenaga musiman (Temus) haji. Mereka terdiri atas mukimin (warga Indonesia yang mukim di Saudi), pegawai kantor teknis haji KJRI dan KBRI, serta mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Timur Tengah.
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terbang ke Arab Saudi, kemarin (18/5) dini hari, untuk memastikan seluruh layanan haji siap menerima jemaah. “Ini adalah pemberangkatan jemaah haji kali pertama setelah tertunda dua tahun karena pandemi. Saya ingin memastikan seluruh layanan untuk jemaah sudah siap,” kata Yaqut di kompleks Bandara Soekarno-Hatta sebelum bertolak ke Saudi. Seluruh layanan jemaah haji akan dia cek langsung. Mulai akomodasi atau hotel, transportasi, katering, layanan kesehatan, hingga lainnya.
Beberapa hari terakhir tim teknis dari Kemenag sudah lebih dahulu berangkat ke Saudi. Mereka menuntaskan penyediaan seluruh layanan untuk jemaah haji tersebut. Menurut Yaqut, dirinya harus datang ke Saudi untuk memastikan seluruh jemaah haji nanti terlayani dengan sebaik-baiknya.
Yaqut juga titip pesan kepada para petugas haji yang saat ini mulai menjalani pemusatan pelatihan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Dia menekankan, petugas haji harus menjalankan tiga aspek penyelenggaraan haji dengan baik. Mulai pembinaan, pelayanan, hingga perlindungan jemaah. “Tiga pelayanan ini harus dipegang teguh,” tuturnya.
Menag meminta petugas haji jangan sampai mengecewakan jemaah. “Jadikan ibadah haji tahun ini sebagai pengalaman terbaik mereka,” pesannya. Apalagi, para jemaah haji tahun ini sudah menunggu dua tahun sebelum akhirnya bisa diberangkatkan. Petugas haji harus membantu jemaah untuk mencapai kepuasan ibadah yang maksimal serta mampu menjadi haji yang mabrur.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief ikut dalam rombongan Menag Yaqut bertolak ke Saudi. Hilman mengatakan, proses pengadaan layanan perhajian di Saudi sudah berlangsung dalam dua bulan terakhir. Tim Kemenag, menurut dia, sudah menyelesaikan seluruh pengadaan atau tahapan kontrak kerja sama dengan pihak Saudi.
“Kami akan melakukan pengecekan akhir,” ujarnya. Memastikan semuanya berjalan lancar dan tersedia. Sehingga, ketika tiba di Saudi, jemaah bisa langsung menikmati seluruh layanan.
Seperti diketahui, calon jemaah haji (CJH) gelombang pertama berangkat mulai 4 Juni. Mereka akan diterbangkan menuju ke Madinah. Di kota tempat Nabi Muhammad dimakamkan itu, jemaah tinggal selama delapan hari, menjalani ibadah arbain atau salat 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi. Setelah itu mereka dibawa ke Makkah.
Sementara itu, CJH gelombang kedua diterbangkan langsung ke Jeddah untuk kemudian ke Makkah. Mereka baru beribadah di Madinah setelah menuntaskan rangkaian ibadah haji di Makkah. Wukuf atau puncak haji dijadwalkan digelar pada 8 Juli. (man/jpc)