JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan terkait elektabilitas calon presiden di Pemilu 2024. Hasilnya, dari tiga calon presiden yang digadang akan maju ke dalam Pilpres yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menjelaskan, alasan mengapa hanya ada tiga nama yang diuji lembaganya untuk disurvei. Menurut dia, ketiga nama itu adalah mereka yang sejauh ini paling jelas dan paling pasti akan berkontestasi.
Sebab, lanjut Adjie, Prabowo dianggap sebagai bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yangn
diisi oleh Gerindra dan PKB. Kemudian Ganjar adalah sosok Bacapres dari PDIP dan sudah dideklarasikan. Berikut juga dengan Anies yang sejauh ini sudah disepakati oleh Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat, PKS) sebagai Bacapresnya.
Hasilnya, Prabowo berada di urutan pertama dengan hasil 33,9 persen. Kemudian disusul Ganjar Pranowo dengan perolehan suara responden sebesar 31,9 persen dan terakhir adalah Anies Baswedan dengan perolehan 20,8 persen. Hasil ini memiliki responden yang tidak menjawab sebesar 13,4 persen.
Mengenai hasil keunggulan Prabowo dalam survei tiga nama tersebut, Adjie meyakini Prabowo adalah sosok yang paling berpotensi masuk ke putaran kedua. Alasannya, karena tidak ada satu pun capres yang berada di angka 50 persen. “Secara logika 13,4 persen kita distribusi kita anggap semuanya memilih ke tiga nama Capres tidak mungkin ada Capres yang memenuhi di atas 50 persen karena itu, Pilpres 2024 berpotensi 2 putaran,” jelas dia.
Adjie menambahkan, saat kemudian terjadi dua putaran setiap capres harus mencapai angka ‘the magic number’ atau angka ambang batas minimal untuk lolos putaran kedua dan saat dihitung secara matematis, maka minimal setiap capres harus memperoleh 33,3 persen untuk bisa lolos ke putaran kedua.
“Oleh karena itu, dari 3 nama saat ini yang telah memenuhi ambang batas minimal adalah capres Prabowo Subianto dengan angka 33,9 persen,” tandas dia.
Metodologi survei menggunakan multi-stage random sampling, dengan total responden sebesar 1.200 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tatal muka dan menggunakan kuesioner. Sedangkan untuk margin of error, diketahui sebedar +/- 2,9 persen. Kemudian, rentang waktu dilakukan survei ini adalah 3-14 Mei 2023.
Jauhkan Pemilu dari Emosi Agama
Majelis Tinggi Agama (MTA) berkomitmen menjaga perdamaian antarumat beragama menjelang Pemilu 2024. Bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), MTA sepakat menjauhkan pesta demokrasi dari emosi keagamaan yang berpotensi memecah belah bangsa dan kerukunan umat beragama.
Mewakili MTA, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan, kerja sama tersebut merupakan tradisi baru. Dia berharap kerja sama antara majelis lintas agama dan KPU bisa mencegah dinamika yang sarat dengan kepentingan jangka pendek itu. “Jadi, bagaimana pesta demokrasi itu tidak mengganggu harmoni antarumat beragama maupun internal antarumat beragama,” kata Nasaruddin seusai beraudiensi dengan KPU kemarin (19/5).
Nasaruddin berpesan agar ayat-ayat agama tidak digunakan sebagai alat kampanye. Sebab, hal tersebut berpotensi membingungkan umat. ’’Mari kita melakukan pesta demokrasi tanpa mencederai persaudaraan kita satu sama lain,’’ paparnya. Meski begitu, Nasaruddin menyebut secara umum pihaknya tidak melarang mutlak penggunaan bahasa agama dalam berkampanye.
Di sisi lain, disinggung mengenai wacana digandengkan sebagai calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo, Nasaruddin langsung membantah. Dia juga menepis adanya dukungan MTA untuk calon tertentu. “Saya lebih enjoy mengabdikan diri untuk ketenangan, kesejukan kualitas bangsa ke depan,” imbuhnya. (tyo/c6/bay/jpc)