30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Anas Siap Digantung di Monas

JAKARTA-Penyelidikan dugaan praktik korupsi dalam proyek Hambalang nampaknya terus dikebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan komisi yang dipimpin Abraham Samad itu akan memeriksa Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang disebut-sebut sebagai pelaku utama dalam proyek tersebut. Di sisi lain, Anas mengaku siap digantung di Monas jika memang korupsi.

“Saya yakin. Yakin. Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas,” ujar Anas, di kantor DPP Partai Demokrat, Jl Kramat Raya, Jakarta, JUmat (9/3).

Ungkapan ini dia keluarkan setelah kesabarannya menerima berbagai tudingan kalau dirinya terlibat sejumlah kasus korupsi makin menipis. Ketua umum DPP Partai Demokrat itu benar-benar gerah namanya yang terus dikait-kaitkan dengan kasus korupsi yang melibatkan mantan bendahara umumnya M Nazaruddin, khususnya kasus Hambalang.

Anas juga menyatakan kalau KPK sesungguhnya tidak perlu repot-repot mengurusi kasus Hambalang. Terutama, tudingan yang berusaha mengait-ngaitkan dirinya dengan kasus tersebut. Sebab, menurut mantan ketua umum PB HMI itu, berbagai tudingan yang menyebut dirinya terlibat dalam kasus korupsi Hambalang hanyalah isu belaka.

Apalagi, hingga KPK berencana memanggil dirinya untuk meminta keterangan. “Saya tegaskan ya, KPK sebetulnya tidak perlu repot-repot mengurusi Hambalang. Mengapa? Karena itu kan asalnya dari ocehan dan karangan yang tidak jelas, lalu ngapain repot-repot,” imbuhnya.

Selanjutnya, terkait kabar kalau dirinya termasuk pihak yang ikut mengancam terpidana kasus suap Wisma Atlet yang sekaligus mantan anak buah Nazaruddin, Rosalina Manulang, Anas juga tegas membantahnya. “Tudingan itu fitnah, itu amat sangat keji bin keji,” katanya.

Menurut dia, tidak ada kaitan antara dirinya dan Rosa. Sehingga, tidak ada alasan pula kalau dirinya dianggap merasa perlu mengancam yang bersangkutan. “Anda kan tahu saya tidak punya status hukum apa-apa, lalu apa kaitanya? Apa relevansinya?” imbuh Anas.

Tidak merasa cukup mengutarakan kegerahannya kepada media di kantor DPP, Anas juga menumpahkan isi hatinya di salah satu situs jejaring social twitter. “Maaf, saya lama-lama merasa agak capek ditanya dan disudutkan terus urusan yang saya tidak tahu dan tidak terlibat,” tulis Anas.

Di bagian lainnya, dia menyebut, kasus Wisma Atlet dan kasus Hambalang yang terus berusaha direkayasa untuk menyeret-nyeret namanya. “Kalau saya korupsi Wisma Atlet dan Hambalang, satu rupiah pun, saya bersedia ditembak mati atau digantung di Monas,” tegas Anas, dalam bagian seri tulisannya yang lain.

Sebelumnya, pihak KPK memang menyatakan akan memanggil Anas terkait kasus Hambalang. “Dalam tahap ini (penyelidikan) kemungkinan besar kami akan meminta keterangan kepada yang bersangkutan (Anas),” kata juru bicara KPK Johan Budi di kantornya, kemarin.

Menurutnya, pengambilan keterangan Anas adalah untuk mendalami adanya dugaan praktik korupsi di proyek Hambalang. Namun Johan buru-buru membantah apabila nantinya Anas benar-benar diperiksa maka mantan anggota Komisi X DPR itu akan ditetapkan sebagai tersangka. Seperti biasa, Johan menerangkan secara normatif bahwa seseorang ditetapkan sebagai tersangka apabila sudah memenuhi dua alat bukti.

Saat ditanya apakah KPK sudah mengantongi alat bukti dalam kasus tersebut, dia tidak menerangkan lebih lanjut. Yang jelas, katanya hingga saat ini penyidik masih terus berupaya mengumpulkan bukti dan hingga kini status proyek Hambalang masih dalam tahap penyelidikan dan belum ada tersangka.
Johan juga belum bisa memastikan kapan waktu pasti Anas akan dipanggil dalam penyelidikan Hambalang. “Saya belum tahu waktunya kapan,” ujar pria yang pernah mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK.

Sebenarnya, dalam persidangan kasus suap wisma atlet pernah terungkap bahwa sebenarnya para politisi Partai Demokrat terlibat dalam proyek Hambalang. Bahkan, Ketua Komisi X Mahyuddin saat dihadirkan sebagai saksi untuk Nazaruddin menceritakan bahwa Nazaruddin telah melaporkan beresnya pengurusan sertifikat Hambalang kepada Menpora Andi Mallarangeng saat menggelar pertemuan di Gedung Kemenpora.

Nazaruddin sendiri menuding Anas sebagai orang yang mengatur proyek tersebut dan keuntungan dari proyek wisma atlet yang didapat digunakan sebagai pemenengan Anas sebagai Ketum Partai Demokrat dalam kongres 2010 silam. (kuh/dyn/jpnn)

JAKARTA-Penyelidikan dugaan praktik korupsi dalam proyek Hambalang nampaknya terus dikebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan komisi yang dipimpin Abraham Samad itu akan memeriksa Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang disebut-sebut sebagai pelaku utama dalam proyek tersebut. Di sisi lain, Anas mengaku siap digantung di Monas jika memang korupsi.

“Saya yakin. Yakin. Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas,” ujar Anas, di kantor DPP Partai Demokrat, Jl Kramat Raya, Jakarta, JUmat (9/3).

Ungkapan ini dia keluarkan setelah kesabarannya menerima berbagai tudingan kalau dirinya terlibat sejumlah kasus korupsi makin menipis. Ketua umum DPP Partai Demokrat itu benar-benar gerah namanya yang terus dikait-kaitkan dengan kasus korupsi yang melibatkan mantan bendahara umumnya M Nazaruddin, khususnya kasus Hambalang.

Anas juga menyatakan kalau KPK sesungguhnya tidak perlu repot-repot mengurusi kasus Hambalang. Terutama, tudingan yang berusaha mengait-ngaitkan dirinya dengan kasus tersebut. Sebab, menurut mantan ketua umum PB HMI itu, berbagai tudingan yang menyebut dirinya terlibat dalam kasus korupsi Hambalang hanyalah isu belaka.

Apalagi, hingga KPK berencana memanggil dirinya untuk meminta keterangan. “Saya tegaskan ya, KPK sebetulnya tidak perlu repot-repot mengurusi Hambalang. Mengapa? Karena itu kan asalnya dari ocehan dan karangan yang tidak jelas, lalu ngapain repot-repot,” imbuhnya.

Selanjutnya, terkait kabar kalau dirinya termasuk pihak yang ikut mengancam terpidana kasus suap Wisma Atlet yang sekaligus mantan anak buah Nazaruddin, Rosalina Manulang, Anas juga tegas membantahnya. “Tudingan itu fitnah, itu amat sangat keji bin keji,” katanya.

Menurut dia, tidak ada kaitan antara dirinya dan Rosa. Sehingga, tidak ada alasan pula kalau dirinya dianggap merasa perlu mengancam yang bersangkutan. “Anda kan tahu saya tidak punya status hukum apa-apa, lalu apa kaitanya? Apa relevansinya?” imbuh Anas.

Tidak merasa cukup mengutarakan kegerahannya kepada media di kantor DPP, Anas juga menumpahkan isi hatinya di salah satu situs jejaring social twitter. “Maaf, saya lama-lama merasa agak capek ditanya dan disudutkan terus urusan yang saya tidak tahu dan tidak terlibat,” tulis Anas.

Di bagian lainnya, dia menyebut, kasus Wisma Atlet dan kasus Hambalang yang terus berusaha direkayasa untuk menyeret-nyeret namanya. “Kalau saya korupsi Wisma Atlet dan Hambalang, satu rupiah pun, saya bersedia ditembak mati atau digantung di Monas,” tegas Anas, dalam bagian seri tulisannya yang lain.

Sebelumnya, pihak KPK memang menyatakan akan memanggil Anas terkait kasus Hambalang. “Dalam tahap ini (penyelidikan) kemungkinan besar kami akan meminta keterangan kepada yang bersangkutan (Anas),” kata juru bicara KPK Johan Budi di kantornya, kemarin.

Menurutnya, pengambilan keterangan Anas adalah untuk mendalami adanya dugaan praktik korupsi di proyek Hambalang. Namun Johan buru-buru membantah apabila nantinya Anas benar-benar diperiksa maka mantan anggota Komisi X DPR itu akan ditetapkan sebagai tersangka. Seperti biasa, Johan menerangkan secara normatif bahwa seseorang ditetapkan sebagai tersangka apabila sudah memenuhi dua alat bukti.

Saat ditanya apakah KPK sudah mengantongi alat bukti dalam kasus tersebut, dia tidak menerangkan lebih lanjut. Yang jelas, katanya hingga saat ini penyidik masih terus berupaya mengumpulkan bukti dan hingga kini status proyek Hambalang masih dalam tahap penyelidikan dan belum ada tersangka.
Johan juga belum bisa memastikan kapan waktu pasti Anas akan dipanggil dalam penyelidikan Hambalang. “Saya belum tahu waktunya kapan,” ujar pria yang pernah mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK.

Sebenarnya, dalam persidangan kasus suap wisma atlet pernah terungkap bahwa sebenarnya para politisi Partai Demokrat terlibat dalam proyek Hambalang. Bahkan, Ketua Komisi X Mahyuddin saat dihadirkan sebagai saksi untuk Nazaruddin menceritakan bahwa Nazaruddin telah melaporkan beresnya pengurusan sertifikat Hambalang kepada Menpora Andi Mallarangeng saat menggelar pertemuan di Gedung Kemenpora.

Nazaruddin sendiri menuding Anas sebagai orang yang mengatur proyek tersebut dan keuntungan dari proyek wisma atlet yang didapat digunakan sebagai pemenengan Anas sebagai Ketum Partai Demokrat dalam kongres 2010 silam. (kuh/dyn/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/