26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Nazaruddin Tuding Kasusnya Direkayasa

JAKARTA- Mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazaruddin kembali berbicara di media dalam wawancaranya dengan Metro TV, Selasa (19/7) petang. Nazaruddin, dalam sejumlah pernyataannya, menunjukkan bahwa ia masih berada di luar negeri. Ia mengajukan sejumlah syarat untuk kembali ke Tanah Air. Salah satunya, jika ada bukti yang menunjukkan bahwa ia menerima aliran dana ‘haram’ tersebut. “Kalau ada bukti bahwa ada aliran uang ke saya, saya akan kembali ke Indonesia,” kata Nazaruddin.

Hal lainnya, seperti pernah diungkapkan kepada sejumlah media, Nazaruddin kembali menguak adanya permainan dalam sejumlah proyek di pemerintahan oleh para elite Demokrat. Ia banyak mengungkap aliran uang kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. “Dari proyek Ambalat, untuk pemenangan Anas Rp 50 miliar. Dibawa dengan mobil boks yang dibawa Ibu Yuliani. Dan, Ibu Yuliani sekarang dilindungi Anas,” papar anggota Komisi VII DPR itu.
Selain itu, kata Nazaruddin, ada pula uang sebesar Rp 35 miliar yang digunakan untuk pemenangan Anas. “Semua tahu, uangnya dari proyek mana, dari siapa ngambil-nya,” ujar Nazaruddin.

Tak hanya itu Nazaruddin juga menuding Ade Rahardja bersama Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah telah merekayasa kasus dugaan suap wisma atlet sehingga menjerat Nazaruddin sebagai tersangka.

Menurut Nazaruddin, Ade, Chandra, dan Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum sepakat untuk menghentikan kasus dugaan suap wisma atlet hanya pada penetapan Nazaruddin sebagai tersangka. Sebagai gantinya, kata Nazaruddin, Anas akan memuluskan langkah Ade dan Chandra sebagai calon pimpinan KPK. “Anas dan Ade mengadakan pertemuan di suatu tempat, deal-nya Anas tidak boleh dipanggil (KPK), Angie (Angelina Sondakh) tidak boleh dipanggil, kasus hanya ditutup di Nazaruddin. Deal-nya, Ade dan Chandra akan dipilih sebagai pimpinan KPK,” kata Nazaruddin.

Terkait tudingan tersebut, Ade Raharja dan Chandra M Hamzah juga menyampaikan bantahan. Melalui pesan singkat yang dikirimnya kepada Juru Bicara KPK Johan Budi, Chandra mengatakan bahwa tudingan tersebut tidak benar. “Gak benar lah” tulis Chandra.

Selain menuding Chandra dan Ade, Nazaruddin juga menuding Wakil Ketua KPK M Jasin turut merekayasa kasusnya. Nazaruddin mengatakan, Jasin dan Chandra adalah teman baik Anas. Tudingan tersebut lantas dibantah Jasin. Dia mengaku tidak mengenal Anas dan tidak pernah bertemu dengan Anas. “Saya tidak pernah (melakukan) deal busuk, haram bagi saya. Bukan tipe saya terima suap.Tujuan hidup saya bukan untuk kumpulkan kekayaan. Dan saya hanya ingin jadi dosen setelah dari KPK,” kata Jasin. (net/jpnn)

JAKARTA- Mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazaruddin kembali berbicara di media dalam wawancaranya dengan Metro TV, Selasa (19/7) petang. Nazaruddin, dalam sejumlah pernyataannya, menunjukkan bahwa ia masih berada di luar negeri. Ia mengajukan sejumlah syarat untuk kembali ke Tanah Air. Salah satunya, jika ada bukti yang menunjukkan bahwa ia menerima aliran dana ‘haram’ tersebut. “Kalau ada bukti bahwa ada aliran uang ke saya, saya akan kembali ke Indonesia,” kata Nazaruddin.

Hal lainnya, seperti pernah diungkapkan kepada sejumlah media, Nazaruddin kembali menguak adanya permainan dalam sejumlah proyek di pemerintahan oleh para elite Demokrat. Ia banyak mengungkap aliran uang kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. “Dari proyek Ambalat, untuk pemenangan Anas Rp 50 miliar. Dibawa dengan mobil boks yang dibawa Ibu Yuliani. Dan, Ibu Yuliani sekarang dilindungi Anas,” papar anggota Komisi VII DPR itu.
Selain itu, kata Nazaruddin, ada pula uang sebesar Rp 35 miliar yang digunakan untuk pemenangan Anas. “Semua tahu, uangnya dari proyek mana, dari siapa ngambil-nya,” ujar Nazaruddin.

Tak hanya itu Nazaruddin juga menuding Ade Rahardja bersama Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah telah merekayasa kasus dugaan suap wisma atlet sehingga menjerat Nazaruddin sebagai tersangka.

Menurut Nazaruddin, Ade, Chandra, dan Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum sepakat untuk menghentikan kasus dugaan suap wisma atlet hanya pada penetapan Nazaruddin sebagai tersangka. Sebagai gantinya, kata Nazaruddin, Anas akan memuluskan langkah Ade dan Chandra sebagai calon pimpinan KPK. “Anas dan Ade mengadakan pertemuan di suatu tempat, deal-nya Anas tidak boleh dipanggil (KPK), Angie (Angelina Sondakh) tidak boleh dipanggil, kasus hanya ditutup di Nazaruddin. Deal-nya, Ade dan Chandra akan dipilih sebagai pimpinan KPK,” kata Nazaruddin.

Terkait tudingan tersebut, Ade Raharja dan Chandra M Hamzah juga menyampaikan bantahan. Melalui pesan singkat yang dikirimnya kepada Juru Bicara KPK Johan Budi, Chandra mengatakan bahwa tudingan tersebut tidak benar. “Gak benar lah” tulis Chandra.

Selain menuding Chandra dan Ade, Nazaruddin juga menuding Wakil Ketua KPK M Jasin turut merekayasa kasusnya. Nazaruddin mengatakan, Jasin dan Chandra adalah teman baik Anas. Tudingan tersebut lantas dibantah Jasin. Dia mengaku tidak mengenal Anas dan tidak pernah bertemu dengan Anas. “Saya tidak pernah (melakukan) deal busuk, haram bagi saya. Bukan tipe saya terima suap.Tujuan hidup saya bukan untuk kumpulkan kekayaan. Dan saya hanya ingin jadi dosen setelah dari KPK,” kata Jasin. (net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/