33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Nazaruddin Sebut Peran Anas

JAKARTA- Muhammad Nazaruddin terus bermanuver terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Tersangka kasus suap Wisma Atlet tersebut membeberkan peran Anas dalam kasus dugaan korupsi proyek PLTS di Kemenakertrans.

“Nah tadi ditanyakan bagaimana peran Anas di PT Anugrah, jadi lebih pada posisi Anas di PT Anugrah. Saya ditanya siapa saja pimpinannya, saya bilang pimpinan PT Anugrah, Anas Urbaningrum. Selain itu, saya Dirut Keuangan, Yulianis. Itu dalam posisi keterlibatan dalam PLTS,”jelas Nazaruddin usai pemeriksaan, di gedung KPK, kemarin (19/9).

Selain itu, Nazaruddin yang kemarin diperiksa sebagai saksi menuturkan, dirinya juga ditanya soal dana kongres Partai Demokrat di Bandung. Dia menguraikan kronologinya. Menurut dia, biaya kongres dari bulan Januari sampai awal Mei 2010 dikelola seseorang bernama Eva. “Waktu itu ada uang yang mau dibawa ke Bandung. Saya bilang mas Anas diserahkan ke Eva saja, tapi Anas mengarahkan agar uang itu dipegang Yulianis,” jelasnya.

Ketika ditanya sumber dana Kongres, Nazaruddin memaparkan dana tersebut berasal dari proyek Hambalang dan proyek E-KTP senilai Rp 40 miliar. Menurut dia, dana proyek tersebut diserahkan kepada Yulianis. Tidak hanya itu, Nazaruddin juga menyebut, dana kongres juga bersumber dari proyek BOS dan proyek pembangkit PLN di Riau. “Proyek pembangkit PLN yang di Riau, yang dimenangkan oleh PT Rekin. Dan pembangkit yang di Kaltim. Waktu itu Adhi Karya. Waktu itu yang menyerahkan ke Yulianis adalah ibu Wila. Nah itu yang saya jelaskan,” paparnya.

Terkait kasus suap wisma atlet, Nazaruddin juga mengaku dicecar penyidik KPK tentang keterlibatan Anas. Dia juga ditanya soal peran Angelina Sondakh, Wayan Koster hingga Mirwan Amir.  Termasuk uang Rp9 miliar yang dituduhkan diterima Wayan Koster dan Angelina. Lantas, uang tersebut diserahkan Mirwan Amir kepada Pimpinan banggar lain. (ken/jpnn)

JAKARTA- Muhammad Nazaruddin terus bermanuver terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Tersangka kasus suap Wisma Atlet tersebut membeberkan peran Anas dalam kasus dugaan korupsi proyek PLTS di Kemenakertrans.

“Nah tadi ditanyakan bagaimana peran Anas di PT Anugrah, jadi lebih pada posisi Anas di PT Anugrah. Saya ditanya siapa saja pimpinannya, saya bilang pimpinan PT Anugrah, Anas Urbaningrum. Selain itu, saya Dirut Keuangan, Yulianis. Itu dalam posisi keterlibatan dalam PLTS,”jelas Nazaruddin usai pemeriksaan, di gedung KPK, kemarin (19/9).

Selain itu, Nazaruddin yang kemarin diperiksa sebagai saksi menuturkan, dirinya juga ditanya soal dana kongres Partai Demokrat di Bandung. Dia menguraikan kronologinya. Menurut dia, biaya kongres dari bulan Januari sampai awal Mei 2010 dikelola seseorang bernama Eva. “Waktu itu ada uang yang mau dibawa ke Bandung. Saya bilang mas Anas diserahkan ke Eva saja, tapi Anas mengarahkan agar uang itu dipegang Yulianis,” jelasnya.

Ketika ditanya sumber dana Kongres, Nazaruddin memaparkan dana tersebut berasal dari proyek Hambalang dan proyek E-KTP senilai Rp 40 miliar. Menurut dia, dana proyek tersebut diserahkan kepada Yulianis. Tidak hanya itu, Nazaruddin juga menyebut, dana kongres juga bersumber dari proyek BOS dan proyek pembangkit PLN di Riau. “Proyek pembangkit PLN yang di Riau, yang dimenangkan oleh PT Rekin. Dan pembangkit yang di Kaltim. Waktu itu Adhi Karya. Waktu itu yang menyerahkan ke Yulianis adalah ibu Wila. Nah itu yang saya jelaskan,” paparnya.

Terkait kasus suap wisma atlet, Nazaruddin juga mengaku dicecar penyidik KPK tentang keterlibatan Anas. Dia juga ditanya soal peran Angelina Sondakh, Wayan Koster hingga Mirwan Amir.  Termasuk uang Rp9 miliar yang dituduhkan diterima Wayan Koster dan Angelina. Lantas, uang tersebut diserahkan Mirwan Amir kepada Pimpinan banggar lain. (ken/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/