27.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Satu Lagi Pekerja SPBU Tewas Korban Ledakan Butuh Darah

MEDAN-Satu orang lagi meninggal dunia akibat terkena ledakan tabung gas Di Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) 14.214.280 di Rantau Prapat. Korban diidentifikasi bernama Legimin, pekerja di SPBU di Jalan Sisingamangaraja, Simpang Mangga, Kecamatan Rantau Selatan, itu.

Legimin tewas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantau Prapat, Senin pagi. Korban tidak terselamatkan karena luka-lukanya yang demikian parah. “Iya, korban tewas bertambah satu lagi,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Labuhan Batu, AKP Tito Hutauruk.

Sedangkan korban luka serius akibat ledakan, Risma Khairani (16), warga Jalan Pendidikan, Rantau Prapat kini dirawat secara intensif di Ruang Santa Maria Lantai II, Kamar 48, RSU Elisabeth, Medan, Senin (19/9). Tohap (48), ayah Risma mengaku, anaknya dibawa ke Medan agar dirawat lebih intensif lagi.

“Saat ini kami sedang membutuhkan darah sebanyak 750 CC dan darah yang kami butuhkan itu golongan darah O. Darah itu kami butuhkan untuk operasi anak kami,” sebut Tohap.

Tohap menuturkan, Risma dibawa dan dipindahkan dari RSU Rantau Prapat Senin (19/9) sekitar pukul 08.30 WIB, karena kondisinya sangat memprihatinkan. Sementara peralatan di rumah sakit tersebut kurang lengkap. “Hingga saat ini kami sudah mengeluarkan Rp4.130.000 untuk biaya perawatan, belum termasuk Rp6 juta di rumah sakit ini,” ucapnya.

Saat kejadian, siswi SMU N 2 Rantauprapat ini sedang mengisi bahan bakar di SPBU. Ketika SPBU itu meledak, api langsung menyambar pompa bensin yang sedang mengisi BBM ke tangki sepeda motor Yamaha Xeon milik Risma Khairani hingga timbulkan ledakan.

“Ledakan tersebut membuat pecahan tabung gas dan lantai beton yang panas itu mengenai tubuh Risma dan sejumlah orang di sekitar SPBU yang menewaskan 2 orang saat itu juga,” terangnya.
Risma mengalami luka serius dan dirawat intensif.

“Dokter mengatakan, kedua kaki anak saya, Risma, patah tebu dan salah satu diantaranya harus diamputasi. Tapi saya bermohon agar jangan diamputasi. Kepala robek 10 cm dan daging di pipi kirinya lepas,” ujar Tohap.
Tohap berharap agar pengusaha SPBU bertanggung jawab mendanai biaya perobatan anak keempat dari enam bersaudara, karena hingga saat ini dia telah mengeluarkan dana sebesar Rp10.130.000 untuk pembiayaan.(jon/ari)

MEDAN-Satu orang lagi meninggal dunia akibat terkena ledakan tabung gas Di Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) 14.214.280 di Rantau Prapat. Korban diidentifikasi bernama Legimin, pekerja di SPBU di Jalan Sisingamangaraja, Simpang Mangga, Kecamatan Rantau Selatan, itu.

Legimin tewas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantau Prapat, Senin pagi. Korban tidak terselamatkan karena luka-lukanya yang demikian parah. “Iya, korban tewas bertambah satu lagi,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Labuhan Batu, AKP Tito Hutauruk.

Sedangkan korban luka serius akibat ledakan, Risma Khairani (16), warga Jalan Pendidikan, Rantau Prapat kini dirawat secara intensif di Ruang Santa Maria Lantai II, Kamar 48, RSU Elisabeth, Medan, Senin (19/9). Tohap (48), ayah Risma mengaku, anaknya dibawa ke Medan agar dirawat lebih intensif lagi.

“Saat ini kami sedang membutuhkan darah sebanyak 750 CC dan darah yang kami butuhkan itu golongan darah O. Darah itu kami butuhkan untuk operasi anak kami,” sebut Tohap.

Tohap menuturkan, Risma dibawa dan dipindahkan dari RSU Rantau Prapat Senin (19/9) sekitar pukul 08.30 WIB, karena kondisinya sangat memprihatinkan. Sementara peralatan di rumah sakit tersebut kurang lengkap. “Hingga saat ini kami sudah mengeluarkan Rp4.130.000 untuk biaya perawatan, belum termasuk Rp6 juta di rumah sakit ini,” ucapnya.

Saat kejadian, siswi SMU N 2 Rantauprapat ini sedang mengisi bahan bakar di SPBU. Ketika SPBU itu meledak, api langsung menyambar pompa bensin yang sedang mengisi BBM ke tangki sepeda motor Yamaha Xeon milik Risma Khairani hingga timbulkan ledakan.

“Ledakan tersebut membuat pecahan tabung gas dan lantai beton yang panas itu mengenai tubuh Risma dan sejumlah orang di sekitar SPBU yang menewaskan 2 orang saat itu juga,” terangnya.
Risma mengalami luka serius dan dirawat intensif.

“Dokter mengatakan, kedua kaki anak saya, Risma, patah tebu dan salah satu diantaranya harus diamputasi. Tapi saya bermohon agar jangan diamputasi. Kepala robek 10 cm dan daging di pipi kirinya lepas,” ujar Tohap.
Tohap berharap agar pengusaha SPBU bertanggung jawab mendanai biaya perobatan anak keempat dari enam bersaudara, karena hingga saat ini dia telah mengeluarkan dana sebesar Rp10.130.000 untuk pembiayaan.(jon/ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/