28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Fotografer Indo Pos Dipukul Polisi

Demo  Ricuh, 31 Mahasiswa Diamankan

Jakarta-Sedikitnya 31 mahasiswa diamankan dalam demo yang berlangsung di bunderan HI, Rabu (19/10) sore. Mahasiswa itu diamankan untuk dimintai keterangan mengenai aksi yang mereka lakukan.

“Jadi sekarang ada 31 orang yang diamankan di Polda Metro Jaya. Aksinya tanpa pemberitahuan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Baharuddin Djafar di Polda Metro Jaya, Rabu (19/10).

Menurut Baharuddin, aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa sore tadi tidak ada perizinannya. Selain menahan 31 mahasiswa, polisi juga menahan alat peraga yang digunakan dalam demo tersebut.

“Termasuk alat peraga yang bisa melanggar norma-norma sosial, normal kesusilaan kita amankan,” terangnya.
Demo mahasiswa Universitas Indonesia (UI) di Bundaran HI kemarin berakhir ricuh. Entah siapa yang memulai, mahasiswa dan polisi saling tarik bahkan hingga pukul-pukulan.

Pantauan wartawan di lokasi, awalnya mahasiswa UI membentuk lingkaran untuk melakukan aksi bakar dupa dan foto-foto SBY. Setelah 15 menit berlalu, polisi tiba-tiba merangsek. Sekitar 60-an polisi mendekati kelompok mahasiswa yang berjumlah kurang dari 20 orang itu. Adu mulut pun terjadi dan tak lama berubah menjadi aksi saling pukul dan tarik. Namun tak lama, keributan berhasil dilerai, mahasiswa ditarik oleh polisi. Namun ada satu mahasiswa yang mencoba berontak dan akhirnya dipukul hingga terjatuh ke aspal.

Fotografer Harian Indo Pos (grup Sumut Pos), Fery Pradolo dianiaya seorang petugas kepolisian berpangkat Bripda. Saat kejadian, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Angesta Romano Yoyol ada dilokasi kejadian. Namun, dia tidak bisa berbuat banyak atas insiden itu.

Menurut Fery Pradolo, saat itu dia sedang meliput aksi unjukrasa mahasiswa dari Front Aksi Mahasiswa (FAM) UI di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Dalam aksi unjuk rasa itu, sempat terlibat adu dorong antara pendemo dengan puluhan polisi.

Namun, karena aksi berjalan cepat dan mahasiswa terdesak, kerumunan terlihat kocar-kacir. Saat itu suasana sedang chaos. Ada dua mahasiswi yang tersodok siku dan lengan polisi di bagian muka.

Saat itulah, Ferry melihat momen tersebut untuk mengabadikan peristiwa tersebut. Namun, aksinya tersebut tampaknya tidak disukai oleh konum polisi yang diduga melakukan kekerasan terhadap para mahasiswa tersebut. Seorang petugas Samapta Polres Metro Jakarta Pusat dengan ciri-ciri berkulit hitam, berpangkat Bripda dan tangannya memegang semacam pentungan menghalangi tugas Ferry.

Ferry yang tetap memotret tiba-tiba dipukul kepala bagian belakangnya. Saat petugas itu akan memukul untuk kedua kalinya, ada wartawan lain yang melihat dan melindungi Ferry. ”Rekan saya langsung menghalangi polisi itu. Saya akan melaporkan kejadian ini ke Propam Mabes Polri,” tukas Ferry di lokasi kejadian.

Ferry menyesalkan aksi kekerasan yang dilakukan oknum polisi tersebut. Apalagi, saat kejadian ada Kapolres Jakarta Pusat Kombes Angesta Romano Yoyol di lokasi kejadian. ”Dia diam saja,” sesalnya.

Sementara itu, kericuhan dalam aksi demonstrasi tersebut dipicu oleh belasan mahasiswa yang membawa boneka kepala kerbau hendak berdemo. Polisi tiba-tiba merampas boneka dari stereofoam itu namun dihalangi mahasiswa. Aksi dorong-mendorong dan kerumunan itu sedikit ricuh selama 15 menit.  (ibl/bbs/jpnn)

Demo  Ricuh, 31 Mahasiswa Diamankan

Jakarta-Sedikitnya 31 mahasiswa diamankan dalam demo yang berlangsung di bunderan HI, Rabu (19/10) sore. Mahasiswa itu diamankan untuk dimintai keterangan mengenai aksi yang mereka lakukan.

“Jadi sekarang ada 31 orang yang diamankan di Polda Metro Jaya. Aksinya tanpa pemberitahuan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Baharuddin Djafar di Polda Metro Jaya, Rabu (19/10).

Menurut Baharuddin, aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa sore tadi tidak ada perizinannya. Selain menahan 31 mahasiswa, polisi juga menahan alat peraga yang digunakan dalam demo tersebut.

“Termasuk alat peraga yang bisa melanggar norma-norma sosial, normal kesusilaan kita amankan,” terangnya.
Demo mahasiswa Universitas Indonesia (UI) di Bundaran HI kemarin berakhir ricuh. Entah siapa yang memulai, mahasiswa dan polisi saling tarik bahkan hingga pukul-pukulan.

Pantauan wartawan di lokasi, awalnya mahasiswa UI membentuk lingkaran untuk melakukan aksi bakar dupa dan foto-foto SBY. Setelah 15 menit berlalu, polisi tiba-tiba merangsek. Sekitar 60-an polisi mendekati kelompok mahasiswa yang berjumlah kurang dari 20 orang itu. Adu mulut pun terjadi dan tak lama berubah menjadi aksi saling pukul dan tarik. Namun tak lama, keributan berhasil dilerai, mahasiswa ditarik oleh polisi. Namun ada satu mahasiswa yang mencoba berontak dan akhirnya dipukul hingga terjatuh ke aspal.

Fotografer Harian Indo Pos (grup Sumut Pos), Fery Pradolo dianiaya seorang petugas kepolisian berpangkat Bripda. Saat kejadian, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Angesta Romano Yoyol ada dilokasi kejadian. Namun, dia tidak bisa berbuat banyak atas insiden itu.

Menurut Fery Pradolo, saat itu dia sedang meliput aksi unjukrasa mahasiswa dari Front Aksi Mahasiswa (FAM) UI di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Dalam aksi unjuk rasa itu, sempat terlibat adu dorong antara pendemo dengan puluhan polisi.

Namun, karena aksi berjalan cepat dan mahasiswa terdesak, kerumunan terlihat kocar-kacir. Saat itu suasana sedang chaos. Ada dua mahasiswi yang tersodok siku dan lengan polisi di bagian muka.

Saat itulah, Ferry melihat momen tersebut untuk mengabadikan peristiwa tersebut. Namun, aksinya tersebut tampaknya tidak disukai oleh konum polisi yang diduga melakukan kekerasan terhadap para mahasiswa tersebut. Seorang petugas Samapta Polres Metro Jakarta Pusat dengan ciri-ciri berkulit hitam, berpangkat Bripda dan tangannya memegang semacam pentungan menghalangi tugas Ferry.

Ferry yang tetap memotret tiba-tiba dipukul kepala bagian belakangnya. Saat petugas itu akan memukul untuk kedua kalinya, ada wartawan lain yang melihat dan melindungi Ferry. ”Rekan saya langsung menghalangi polisi itu. Saya akan melaporkan kejadian ini ke Propam Mabes Polri,” tukas Ferry di lokasi kejadian.

Ferry menyesalkan aksi kekerasan yang dilakukan oknum polisi tersebut. Apalagi, saat kejadian ada Kapolres Jakarta Pusat Kombes Angesta Romano Yoyol di lokasi kejadian. ”Dia diam saja,” sesalnya.

Sementara itu, kericuhan dalam aksi demonstrasi tersebut dipicu oleh belasan mahasiswa yang membawa boneka kepala kerbau hendak berdemo. Polisi tiba-tiba merampas boneka dari stereofoam itu namun dihalangi mahasiswa. Aksi dorong-mendorong dan kerumunan itu sedikit ricuh selama 15 menit.  (ibl/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/