Kisah di Balik Pemilihan Cagubsu dari Demokrat
Panggung politik mirip arena perjudian. Ada pertaruhan. Jika kalah, tersingkir, ongkos yang sudah telanjur ditebar harus direlakan lenyap tak berbekas. Sutan Bathoegana Siregar sudah kalah sebelum pertarungan riil di ajang pilgub Sumut digelar. Dia ‘kalah’ dalam pergulatan internal Partai Demokrat. Amri Tambunan yang ditetapkan sebagai cagub dari Demokrat, bukan dia. Bagaimana Sutan menyikapi realita ini?
Soetomo Samsu, Jakarta
Sutan, sebagai politisi yang unik, lagi-lagi menunjukkan sikapnya yang unik. Lebih tepatnya, sikap yang manusiawi, yang jujur apa adanya. Sutan mengaku sudah legowo. Namun dengan blak-blakan, saat pertama kali diberitahu bahwa Amri Tambunanlah yang ditunjuk Majelis Tinggi Demokrat, dia mengaku kaget, tidak terima.
Ceritanya begini. Pada Rabu malam (14/11), Majelis Tinggi menggelar rapat, yang prosesnya sangat alot. Singkat cerita, pada akhirnya Amri yang diputuskan maju sebagai cagub dari Demokrat.
Begitu rapat kelar, ponsel Sutan bedering. Dari ujung telepon, ada suara Wakil Ketua Umum Demokrat, Jhony Allen Marbun, memberitahukan bahwa keputusan Majelis Tinggi jatuh pada Amri.
Ketua Komisi VII DPR itu pun kaget, karena bukan namanya yang ditunjuk. “Saya dikontak Jhony Allen, saat itu saya masih debat-debat sama dia, mengapa Amri? Saya tanya begitu, Jhony bukannya menjawab, tapi malah bilang ‘Mas Anas mau bicara’,” ujar Sutan menceritakan kisahnya itu kepada koran ini di Jakarta, kemarin (19/11).
Lewat pembicaraan telepon itulah, Ketum Demokrat Anas Urbaningrum meredakan emosi Sutan. Anas bilang ke Sutan, bahwa dulu Sutan berniat maju sebagai kandidat cagub Sumut dengan alasan tidak ada kader yang maju dan tak rela jika perahu Demokrat tiketnya digunakan non kader.
“Anas bilang, ‘sekarang sudah ada kader, Pak Amri. Biarlah Pak Amri untuk Sumut, abang tetap di Jakarta. Sudah lah, kita dukung keputusan ini. Abang juga ketua Komisi VII, masih dibutuhkan’. Begitu kata Anas. Saya lantas jawab, ‘okelah’,” ujar Sutan buka-bukaan.
Sutan konsisten. Memang, saat pertama kali memproklamirkan diri bakal maju di pilgub Sumut, kepada koran ini, dia pernah menyampaikan alasannya. Dia bilang, tidak ada kader yang maju di pilgub Sumut. Dia tak rela jika Partai Demokrat yang besar, tidak mengajukan kadernya sendiri sebagai cagub. Maklum, di awal-awal ramainya ajang pencalonan, nama Amri Tambunan belum nongol, begitu juga Cornel Simbolon.
Nah, tampaknya alasan itu juga yang disampaikan Sutan ke Anas. Rupanya, alasan itu juga yang ‘disimpan’ Anas dan dijadikan amunisi untuk meredakan emosi Sutan.
Jhony Allen sendiri kepada koran ini sempat curhat, cerita sedikit mengenai alotnya penetapan cagub di internal partainya. “Pokoknya seru. Saya sampai dituding menjegal ini, itu. Tapi saya harus bersabar,” ujar Jhony. Hanya saja, Ketua Tim Penjaringan Cagub sumut DPP Demokrat itu tidak sampai menyebut nama siapa yang mencak-mencak itu.
Kembali ke sikap Sutan. Setelah ada pembicaraan dengan Anas, Sutan lantas menemui Amri dan mengucapkan selamat. “Saya temui Pak Amri, saya ucapkan selamat, dan Pak Amri mengucapkan terimakasih. Sebagai kader, saya mengerti bahwa ini untuk kepentingan partai. Kalau saya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok, saya mungkin akan ngotot terus. Saya ikut keputusan partai,” beber Sutan lagi.
Bentuk dukungan atas keputusan partai ini, lanjut Sutan, dirinya ikut mengantar pendaftaran pasangan Amri-RE Nainggolan ke KPU Sumut, Jumat (16/11) pekan lalu. Berikutnya, dia siap menjadi juru kampanye.
Dijelaskan juga, tim sukses bayangan, yang belum diresmikan, yang dulunya ikut menggalang sosialisasi pencalonan Sutan, akan dimasukkan ke dalam tim sukses Amri-RE Nainggolan. Jadi, nantinya tim sukses Amri, timses RE Nainggolan, dan timses Sutan, akan dilebur jadi satu, yang bergerak dalam satu komando. “Kalau pendukung Amri, pendukung RE, dan pendukung saya menjadi satu, tinggi itu. Bisa masuk barang itu,” imbuh Sutan, mengeluarkan kalimat khasnya.
Dia menyebut, khusus untuk massa pendukungnya, dia memperkirakan jumlahnya tidak selisih banyak dengan pendukung Amri. “Karena berdasar survei terakhir, Pak Amri 20,4 persen, saya 20 persen. Bahkan pada survei pertama, saya yang lebih tinggi. Menurut saya, pendukung saya lumayan,” kata salah seorang pendiri Demokrat itu.
Sebagai politisi yang jam terbangnya sudah lumayan tinggi, Sutan pun mulai bagi kiat ke Amri. Dia mengaku sudah memberikan masukan ke Amri dan RE Nainggolan, agar penggalangan dukungan dibagi dalam dua sasaran, yakni kelompok menengah ke atas dan menengah ke bawah. “Nanti saya ikut menggarap yang menengah ke bawah karena saya lebih senang dekat dengan rakyat kecil,” ucapnya.
Ditanya di daerah mana saja sebaran massa pendukungnya, Sutan menyebut, di daerah pinggiran Kota Medan, pinggiran Deliserdang, sekitar Tabagsel, dan sebagian Tanjungbalai.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Sutan mengatakan, bahwa keputusan Demokrat yang tidak menunjuk dirinya sebagai cagub Sumut, pastilah merupakan keputusan terbaik. “Terbaik buat saya, buat keluarga saya, dan buat Partai Demokrat,” pungkasnya. (*)