JAKARTA-Azan Maghrib berkumandang saat Nunun Nurbaeti, tersangka KPK dalam kasus suap pemilhan DGS BI, melenggang keluar dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu berjalan sendiri didampingi oleh dua penyidik wanita KPK yang mengenakan jilbab. Di belakangnya, sang putra Adri Daradjatun yang mengenakan baju putih mendampingi.
Nunun tadi malam dipastikan sudah sampai di rumah tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur untuk ditahan kembali setelah dibantarkan. Dirawat selama lima hari, sosialita yang terakhir kabur ke Thailand ini dinyatakan siap rawat jalan.
“KPK sudah bisa melakukan pemeriksaan,” ujar Kepala RS Polri Brigjen Budi Siswanto pada wartawan (19/12). Nunun dinyatakan mengalami gangguan kecemasan secara berlebihan. “Ada juga vertigo dan gangguan pada tekanan darah,” katanya.
Nunun juga sudah diperiksa oleh dokter spesialis neurology (syaraf). Hasilnya, dinyatakan pernah mengalami riwayat stroke ringan.
“Ada penurunan ingatan, tapi masih bisa mengingat,” katanya.
Penyakit yang diderita Nunun menurut jenderal polisi bintang satu ini lazim menyerang wanita seusianya.
“Kami cek fungsi organ lain seperti ginjal dan jantung baik baik saja. Jadi, ini lebih ke masalah kejiwaan, semacam depresi akibat kecemasan yang berlebihan,” katanya.
Apakah itu membuktikan bahwa Nunun merasa terancam jiwanya? Dokter Heni, staf RS Polri yang memeriksa kejiwaan Nunun mengaku belum bisa memastikan. “Kecemasan itu bisa muncul dan dipicu dari beragam faktor,” jelas Heni.
Yang jelas, dari sisi memori, Nunun masih lupa-lupa ingat. “Saat kami tanya soal kepergiannya di Thailand, masih bisa jawab. Nama-nama keluarganya yang datang juga hafal semua,” katanya.
Nunun dirawatinapkan di RS Polri setelah kondisinya memburuk saat akan menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (12/12/2011).
Ia dilarikan ke Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Kuningan, Jakarta Selatan, untuk menjalani CT-scan sebelum dipindahkan ke RS Polri pada malam harinya.(rdl/jpnn)