Setelah itu, kapal penculik ini bersandar ke pelabuhan tikus di Batam. Jumlah pelabuhan tikus di Indonesia itu sangat banyak. Biasanya, memang digunakan untuk melakukan kejahatan antar negara atau transnational crime.
”Pelabuhan semacam ini yang juga digunakan untuk menyelundupkan narkotika dan mengirim TKI ke Malaysia. Pelabuhan semacam ini sulit diawasi karena jumlahnya begitu banyak,” paparnya.
Ada sejumlah barang bukti itu yang disita dalam penyergapan itu, diantaranya handphone, senapan angin, pisau dan laptop. Sama sekali tidak ditemukan adanya senjata api. ”Yang berbahaya hanya senapan angin dan pisau itu,” paparnya.
Polri terbilang sangat cepat dalam membebaskan korban penculikan. Hanya butuh waktu tidak lebih dari lima hari setelah diberikan informasi oleh Polisi Malaysia. Terkait itu, Boy menjelaskan bahwa semua itu kemungkinan karena kualitas informasi dari Kepolisian Malaysian. Sehingga, kesigapan Satgas Penculikan bisa efektif dalam melakukan penangkapan. ”Dilihat dari kualitas informasi ya,” ujarnya.
Apakah dengan prestasi ini hubungan Polri dan Polisi Malaysia akan lebih baik? Boy menjelaskan bahwa sebenarnya hubungan Polri dan Polisi Malaysia sudah begitu erat. Pertukaran informasi dilakukan sejak adanya kasu Bom Bali. ”Saat itu ada dua WN Malaysia yang menjadi pelaku kan,” paparnya.
Tapi, dengan pengungkapan kejahatan antar negara dengan korban WN Malaysia ini tentu hubungan akan makin akrab. Apalagi, pekan depan Kapolri Jenderal Tito Karnavian diundang ke Malaysia. ”Saya belum tau, apakah akan mendapat penghargaan atau apa,” terang mantan Kapolda Banten tersebut. (idr/jpg/adz)
Setelah itu, kapal penculik ini bersandar ke pelabuhan tikus di Batam. Jumlah pelabuhan tikus di Indonesia itu sangat banyak. Biasanya, memang digunakan untuk melakukan kejahatan antar negara atau transnational crime.
”Pelabuhan semacam ini yang juga digunakan untuk menyelundupkan narkotika dan mengirim TKI ke Malaysia. Pelabuhan semacam ini sulit diawasi karena jumlahnya begitu banyak,” paparnya.
Ada sejumlah barang bukti itu yang disita dalam penyergapan itu, diantaranya handphone, senapan angin, pisau dan laptop. Sama sekali tidak ditemukan adanya senjata api. ”Yang berbahaya hanya senapan angin dan pisau itu,” paparnya.
Polri terbilang sangat cepat dalam membebaskan korban penculikan. Hanya butuh waktu tidak lebih dari lima hari setelah diberikan informasi oleh Polisi Malaysia. Terkait itu, Boy menjelaskan bahwa semua itu kemungkinan karena kualitas informasi dari Kepolisian Malaysian. Sehingga, kesigapan Satgas Penculikan bisa efektif dalam melakukan penangkapan. ”Dilihat dari kualitas informasi ya,” ujarnya.
Apakah dengan prestasi ini hubungan Polri dan Polisi Malaysia akan lebih baik? Boy menjelaskan bahwa sebenarnya hubungan Polri dan Polisi Malaysia sudah begitu erat. Pertukaran informasi dilakukan sejak adanya kasu Bom Bali. ”Saat itu ada dua WN Malaysia yang menjadi pelaku kan,” paparnya.
Tapi, dengan pengungkapan kejahatan antar negara dengan korban WN Malaysia ini tentu hubungan akan makin akrab. Apalagi, pekan depan Kapolri Jenderal Tito Karnavian diundang ke Malaysia. ”Saya belum tau, apakah akan mendapat penghargaan atau apa,” terang mantan Kapolda Banten tersebut. (idr/jpg/adz)