JAKARTA – Sebelas hari sudah, tim gabungan melakukan evakuasi jenazah dan pencarian black box Sukhoi Superjet (SSJ) 100 yang menabrak Gunung Salak. Namun, hingga hari ini, Flight Data Recorder (FDR) belum juga ditemukan. Untuk melengkapi CVR yang ditemukan Selasa (15/5), area pencarian pun diperluas.
Kabasarnas Marsekal Madya Daryatmo mengatakan, sampai sekarang pihaknya terus mencari FDR tersebut. Total 105 personil berada di dasar jurang untuk mencari perekam data-data penerbangan itu. “Tidak akan kami hentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan,” ujarnya.
Dia merinci, dari 105 personil tersebut terdiri atas berbagai latar belakang. Yakni, 24 anggota Korem 061/Surya Kencana, 28 orang dari TNI AU termasuk Paskhas, 12 dari Basarnas, dan 25 anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Sedangkan dari Rusia tersisa 16 personil dari sebelumnya 38 orang.
Menurut Daryatmo, tim Rusia dikurangi atas keingingan sendiri. Tidak ada intervensi apapun dari Basarnas maupun pemerintah. Pengurangan dilakukan kemarin dengan dua buah bus yang membawa mereka meninggalkan Posko Cipelang, Bogor. “Yang ditarik ada 22 orang,” imbuhnya.
Daryatmo mengatakan, 105 personel itu tidak berada di lokasi secara bersamaan. Mereka dikirim secara bergantian agar kondisinya tetap fresh. Pengurangan itu juga dilakukan karena kondisi di dasar jurang penuh resiko yang bisa membahayakan para pencari.
Namun, dia menjelaskan kalau pencarian tetap membutuhkan waktu. Itulah kenapa perwira tinggi TNI AU tersebut tidak bisa menjanjikan kapan FDR bakal ditemukan. Yang pasti, tim sekarang sudah di dasar jurang dan menambah luas area pencarian hingga satu kilometer.
Sementara itu, di RS Polri Soekanto Kramat Jati, Jakarta Timur, tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri dan Rusia mengaku telah berhasil mengidentifikasi seluruh jenazah korban. Sesuai manifest, ada 45 penumpang yang terdiri dari 31 pria dan 14 wanita.
“Semua prosesnya didasarkan pada data antemortem dan postmortem. Seluruh potongan tubuh telah diberi label dan diletakkan di posisi masing-masing,” ujar Direktur Eksekutif DVI Indonesia, Kombes Anton Castilani. Jumlah tersebut juga termasuk penumpang warga negara asing yang mencapai 10 orang. (dim/ken/nw/jpnn)