27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Tiap Hari Banyak yang Tersesat

Jemaah haji memakai payung dalam cuacan panas di Kota Makkah.
Jemaah haji memakai payung dalam cuaca panas di Kota Makkah.

MADINAH, SUMUTPOS.CO – Tiap hari, calon jamaah haji yang tersesat di Madinah mencapai puluhan orang. Data yang tercatat di petugas Perlindungan Jamaah (linjam) daerah kerja (daker) Madinah, dalam sehari mereka bisa menemukan 50 CJH yang kebingungan dan tidak bisa menemukan hotelnya. Paling banyak mereka tersesat saat setelah berbelanja atau pulang dari shalat wajib di Masjid Nabawi.

Petugas linjam di sektor-sektor pemondokan CJH dilengkapi mobil untuk mengantar jamaah yang tersesat. Sementara di masjid Nabawi terdapat sektor khusus (seksus) beranggota 21 orang. Sebanyak 15 orang dari TNI Polri, empat tenaga musiman, dan dua sopir. Petugas seksus inilah yang paling sering menemukan orang tersesat.

Contohnya sekitar pukul 08.55 kemarin. Seorang CJH bernama Isnan kebingungan ketika keluar melalui gerbang utama (pintu 21) Masjid Nabawi. Diduga karena panik, CJH asal embarkasi Aceh itu bertingkah aneh. Sampai-sampai dia hendak ditangkap polisi untuk dikirim ke rumah sakit.

Kebetulan di sekitar gerbang 21 Masjid Nabawi ada pos petugas sektor khusus (seksus) Panitia Penyelenggara Inadah Haji (PPIH) Madinah. Jasaruddin, anggota seksus yang mengetahui kejadian tersebut sempat eker-ekeran dengan polisi patroli yang menangkap Isnan. ”Kalau sampai dibawa ke rumah sakit oleh polisi Arab Saudi, urusannya bisa panjang,” ujarnya.

Polisi patroli yang bertugas di depan Masjid Nabawi akhirnya bersedia menyerahkan Isnan dengan jaminan nama Jasaruddin dan PPIH pos seksus Masjid Nabawi. ”Pak Isnan kita bawa ke posko, kemudian kita tenangkan, dan akhirnya diantar ke hotelnya,” ujar Ade Chadijah, petugas seksus Masjid Nabawi.

Data seksus Nabawi, hingga pukul 13.30 siang kemarin mereka telah menemukan 18 CJH yang kebingungan dan lupa lokasi hotel. Rata-rata mereka berusia di atas 60 tahun dan terpisah dari rombongannya. Petugas yang menemukan kasus semacam itu langsung memeriksa tas dan dokumen CJH di dalamnya. Sebagian menyimpan kartu nama hotel, namun banyak juga yang tidak. ”Kami sudah punya peta pemondokan jamaah. Tapi tetap saja susah kalau mereka tidak membawa alamat hotel,” ujarnya.

Salah satu CJH yang ditemukan tersesat kemarin adalah Wawi Nasuhim Imail. CJH 76 tahun asal Embarkasi Palembang itu muter-muter dipelataran Masjid Nabawi sekitar pukul 10.00. Dia lantas diantarkan seorang jamaah ke posko seksus. ”Habis belanja oleh-oleh. Tadi empat orang. Tapi saya terpisah,” ujar Wawi sambil menenteng tas plastik berisi sajadah yang barus saja dia beli.

Wawi akhirnya diantar Jasaruddin kembali ke hotelnya. Jaraknya sebenarnya tak terlalu jauh, hanya sekitar 300 meter dari pelataran masjid nabawi. Namun karena suhu udara siang di sekitar Masjid nabawi kemarin berkisar antara 46 sampai 48 derajat celsius, perjalanan terasa sangat melelahkan.

Sesampainya di hotel tempat menginap, Wawi ternyata lupa kamar hotel, bahkan dia memaksa membuka pintu tangga darurat dan akhirnya dilarang petugas hotel. Setekah diajak masuk lift, Wawi juga mengatakan kamarnya ada di runag bawah. ”Kamar saya turun ke bawah sebentar kok,” ujarnya.

Saat berhenti dan keluar lift di lantai sembilan, Wawi mengaku ingat letak kamarnya. Namun beberapa kali dia malah masuk orang lain, dan tidak mengenali orang-orang di kamar itu. Akhirnya Wawi dititipkan ke kamar yang ditempati petugas kloter di lantai 9 hotel tersebut. ”Kadang menemukan hotelnya sangat mudah. Menemukan kamarnya yang sulit,” ujar Jasaruddin.

Dia mengimbau sebaiknya CJH pergi keluar hotel secara bersamaan. Semua saling mangawasi, jangan sampai ada satu yang terlepas. ”Kalau masih dua orang saja, itu lebih mudah. Kalau tersesat sendirian itu yang bahaya,” ujarnya. (fat/jpg)

Jemaah haji memakai payung dalam cuacan panas di Kota Makkah.
Jemaah haji memakai payung dalam cuaca panas di Kota Makkah.

MADINAH, SUMUTPOS.CO – Tiap hari, calon jamaah haji yang tersesat di Madinah mencapai puluhan orang. Data yang tercatat di petugas Perlindungan Jamaah (linjam) daerah kerja (daker) Madinah, dalam sehari mereka bisa menemukan 50 CJH yang kebingungan dan tidak bisa menemukan hotelnya. Paling banyak mereka tersesat saat setelah berbelanja atau pulang dari shalat wajib di Masjid Nabawi.

Petugas linjam di sektor-sektor pemondokan CJH dilengkapi mobil untuk mengantar jamaah yang tersesat. Sementara di masjid Nabawi terdapat sektor khusus (seksus) beranggota 21 orang. Sebanyak 15 orang dari TNI Polri, empat tenaga musiman, dan dua sopir. Petugas seksus inilah yang paling sering menemukan orang tersesat.

Contohnya sekitar pukul 08.55 kemarin. Seorang CJH bernama Isnan kebingungan ketika keluar melalui gerbang utama (pintu 21) Masjid Nabawi. Diduga karena panik, CJH asal embarkasi Aceh itu bertingkah aneh. Sampai-sampai dia hendak ditangkap polisi untuk dikirim ke rumah sakit.

Kebetulan di sekitar gerbang 21 Masjid Nabawi ada pos petugas sektor khusus (seksus) Panitia Penyelenggara Inadah Haji (PPIH) Madinah. Jasaruddin, anggota seksus yang mengetahui kejadian tersebut sempat eker-ekeran dengan polisi patroli yang menangkap Isnan. ”Kalau sampai dibawa ke rumah sakit oleh polisi Arab Saudi, urusannya bisa panjang,” ujarnya.

Polisi patroli yang bertugas di depan Masjid Nabawi akhirnya bersedia menyerahkan Isnan dengan jaminan nama Jasaruddin dan PPIH pos seksus Masjid Nabawi. ”Pak Isnan kita bawa ke posko, kemudian kita tenangkan, dan akhirnya diantar ke hotelnya,” ujar Ade Chadijah, petugas seksus Masjid Nabawi.

Data seksus Nabawi, hingga pukul 13.30 siang kemarin mereka telah menemukan 18 CJH yang kebingungan dan lupa lokasi hotel. Rata-rata mereka berusia di atas 60 tahun dan terpisah dari rombongannya. Petugas yang menemukan kasus semacam itu langsung memeriksa tas dan dokumen CJH di dalamnya. Sebagian menyimpan kartu nama hotel, namun banyak juga yang tidak. ”Kami sudah punya peta pemondokan jamaah. Tapi tetap saja susah kalau mereka tidak membawa alamat hotel,” ujarnya.

Salah satu CJH yang ditemukan tersesat kemarin adalah Wawi Nasuhim Imail. CJH 76 tahun asal Embarkasi Palembang itu muter-muter dipelataran Masjid Nabawi sekitar pukul 10.00. Dia lantas diantarkan seorang jamaah ke posko seksus. ”Habis belanja oleh-oleh. Tadi empat orang. Tapi saya terpisah,” ujar Wawi sambil menenteng tas plastik berisi sajadah yang barus saja dia beli.

Wawi akhirnya diantar Jasaruddin kembali ke hotelnya. Jaraknya sebenarnya tak terlalu jauh, hanya sekitar 300 meter dari pelataran masjid nabawi. Namun karena suhu udara siang di sekitar Masjid nabawi kemarin berkisar antara 46 sampai 48 derajat celsius, perjalanan terasa sangat melelahkan.

Sesampainya di hotel tempat menginap, Wawi ternyata lupa kamar hotel, bahkan dia memaksa membuka pintu tangga darurat dan akhirnya dilarang petugas hotel. Setekah diajak masuk lift, Wawi juga mengatakan kamarnya ada di runag bawah. ”Kamar saya turun ke bawah sebentar kok,” ujarnya.

Saat berhenti dan keluar lift di lantai sembilan, Wawi mengaku ingat letak kamarnya. Namun beberapa kali dia malah masuk orang lain, dan tidak mengenali orang-orang di kamar itu. Akhirnya Wawi dititipkan ke kamar yang ditempati petugas kloter di lantai 9 hotel tersebut. ”Kadang menemukan hotelnya sangat mudah. Menemukan kamarnya yang sulit,” ujar Jasaruddin.

Dia mengimbau sebaiknya CJH pergi keluar hotel secara bersamaan. Semua saling mangawasi, jangan sampai ada satu yang terlepas. ”Kalau masih dua orang saja, itu lebih mudah. Kalau tersesat sendirian itu yang bahaya,” ujarnya. (fat/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/