MADIUN-Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie makin serius membidik kursi RI 1. Bahkan, saat mengunjungi sejumlah wilayah di Madiun kemarin (20/6), politikus yang akrab disapa Ical itu mulai menimang-nimang sejumlah nama bakal cawapres menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Nama yang disebut Ical, antara lain, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Berikutnya, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo, Gubernur DI Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Ical punya alasan di balik alasan memilih Ibas sebagai salah satu bakal cawapresnya. “Ibas itu anak presiden, S-2, dan bibit bobot bebet-nya itu cocok,” ujar Ical saat berdiskusi di meeting room Radar Madiun (grup Sumut Pos), Rabu (20/6).
Mantan Menko Kesra itu kemarin berdiskusi dengan awak redaksi Radar Madiun di sela-sela kunjungannya ke Ngawi, Kabupaten/Kota Madiun, dan Ponorogo. Selain menemui kader Golkar, Ical berdialog dengan tokoh masyarakat, seniman, ulama, pedagang kaki lima, dan wakil buruh.
Penyebutan nama Ibas menjadi topik hangat dalam kunjungan Ical karena muncul spanduk di beberapa daerah seperti Ponorogo. Yakni, ucapan selamat datang kepada Aburizal Bakrie dari Ibas yang anggota DPR dari dapil Jatim VII.
Selain Ibas, Ical menyebut nama Soekarwo. Dia menilai kapasitas dan kapabilitas Soekarwo selama memimpin Jawa Timur cukup bagus. “Pak Karwo itu orang yang berhasil. Kalau Sri Sultan Hamengku Buwono X, tepat juga, beliau raja Jawa,” tambahnya.
Dia juga menanggapi munculnya wacana dari DPD Partai Golkar Kalimantan Timur yang mengusulkan duet Ical dengan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. Hanya, Ical mengatakan belum mengetahui kepastian akhirnya. “Kalau dengan Ibas dan Pakde Karwo (Soekarwo) harus ada koalisi Golkar-Demokrat, tapi belum tahu akhirnya. Saya tidak tahu juga apakah nanti Jatim juga mengusulkan Khofifah (Khofifah Indar Parawansa, Red),” paparnya.
Ical juga menyebut perkembangan soal penentuan pasangan akan melihat hasil pemilu mendatang. Saat ditanya alasannya berniat mencalonkan diri sebagai presiden, Ical mengatakan bahwa hal itu muncul setelah dirinya mendapat “pencerahan” saat menjabat Menko Kesra. “Apakah pengalaman selama menjabat Menko Kesra itu terus dibuang begitu saja dan saya diam menikmati semua. Di usia 66 ini saya masih kuat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung menilai, Ical sebaiknya tidak perlu terburu-buru menetapkan sosok cawapres pilihannya. Akbar mengatakan, Ical masih memiliki banyak waktu untuk mempertimbangkan siapa pendamping yang cocok untuk maju di Pilpres 2014 nanti. “Tidak perlu buru-buru diputuskan di rapimnas nanti,” kata Akbar.
Menurut Akbar, dirinya memang pernah menyebut sosok Pramono Edhie sebagai sosok yang ideal sebagai cawapres Ical. Pertimbangannya adalah selain berlatar belakang Jawa, Partai Golkar selama ini juga identik dengan militer. Namun, tidak ada salahnya Ical juga terus memantau perkembangan survei untuk melihat sosok-sosok lain yang populer. “Sosok-sosok yang muncul dalam survei tentu layak dipertimbangkan,” tegas mantan ketua umum Partai Golkar itu.
Sebelum berkunjung ke Radar Madiun, Ical berdialog dengan siswa di SMK Taman Siswa Kota Madiun dan SMK PGRI 1 Mejayan, Kabupaten Madiun. Menurut Ical, pada Pilpres 2014 mendatang, jumlah pemilih pemula cukup besar. “Harus dirangkul. Puluhan juta pemilih pemula itu merupakan aset membesarkan Golkar. Rata-rata pemilih pemula tersebut adalah anak muda yang baru pertama memilih,” papar Ical saat bertemu dengan warga di Desa Kaibon, Geger, Kabupaten Madiun.
Saat ini Golkar sudah melakukan survei jumlah pemilih pemula di Indonesia. Hasilnya, pemilih yang berusia 17″29 tahun pada Pilpres 2014 mendatang sekitar 69 juta orang. Meskipun, jika ditilik dari kelompok umur yang lebih tinggi hingga 35 tahun, jumlahnya lebih tinggi dan diperkirakan 87 juta orang. (ota/aan/irw/bay/c4/agm/jpnn)