JAKARTA- Lima hari pascapenetapa masa tanggap darurat banjir Jakarta, kondisi area yang tergenang mulai berangsur pulih. Sebagian besar wilayah yang tadinya tergenang air, kini mulai surut. Begitu pula banjir yang menggenangi 51 desa di Kabupaten Karawang, kemarin mulai berangsur surut.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, masih ada beberapa kawasan di ibu kota yang tergenang hinga kedalaman satu setengah meter. Lokasinya terutama berada di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Yakni, di Muara Baru dan Kapuk Muara. “Untuk Kawasan Pluit sudah turun hingga di bawah satu meter,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin.
Selain Pluit, masih ada sejumlah kawasan seperti Muara Angke dan Penjaringan yang ketinggian airnya sudah di bawah satu meter. Banjir yang masih melanda kawasan-kawasan tersebut lebih disebabkan pengaruh pasang air laut.
Sutopo menyatakan, pompa air di waduk Pluit sebagian telah berfungsi kembali setelah sebelumnya tidak beroperasi akibat terendam banjir. Sementara, Kementerian PU hari ini akan mendatangkan lagi pompa berkapasitas 400 liter per detik ke waduk seluas 80 hektar itu.
Meski banjir mulai surt, bukan berarti aktivitas warga yang terdampak ikut normal kembali. Hingga kini, tercatat 45.954 jiwa masih bertahan di lokasi pengungsian. Rata-rata, mereka bertahan karena rumahnya masih terendam atau masih perlu pembersihan bagi kawasan yang telah surut airnya.
Hingga kemarin, BNPB mencatat banjir Jakarta membawa dampak bagi 100.274 KK atau 245.119 jiwa. Pengungsi sendiri masih menyebar di seluruh wilayah Jakarta. Nyaris separonya berada di wilayah Jakarta barat sebanyak 22.315 jiwa. Kemudian disusul Jakarta Utara (17.237), Jakarta Timur (1.442), Jakarta Pusat (1.268), dan Jakarta Selatan (430).
Khusus di Kecamatan Penjaringan yang terdampak paling parah, masih terdapat 5.053 pengungsi. Yakni, di Kapuk Muara 1.043 jiwa, Pluit 2.525 jiwa, dan Muara Baru 1.485 jiwa. BNPB mengklaim telah mengkoordinir berbagai potensi nasional, seperti Armabar, Kopassus, Paskhas, kesatuan TNI AD, Polri, Basarnas, Tagana, Kemenkes, dan sejumlah relawan lainnya untuk tanggap darurat.
Selain itu, ratusan perahu karet dan truk dikerahkan untuk evakuasi, distribusi logistik dan kebutuhan dasar, serta sarana transportasi masyarakat untuk melalui genangan air. “Logistik mencukupi untuk semua kebutuhan pengungsi,” tegasnya.
Meski begitu, Sutopo tetap mengapresiasi upaya dari kalangan non pemerintah yang telah ikut memberikan bantuan kemanusiaan bagi para korban. (byu/jpnn)