JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Acara doa bersama Malam Munajat 212 di Lapangan Silang Monas Jakarta berjalan dengan khusyuk. Para jamaah pun membuka acara dengan Salat maghrib bersama pada pukul 18.30 WIB.
Pantauan JawaPos.com (grup Sumut Pos) di lokasi, setelah melakukan salat bersama para jamaah semakin memadati kawasan Monas. Sedangkan yang sudah hadir terus melantunkan zikir, para jamaah pun duduk dengan beralaskan tikar. Salah satu warga Kebayoran Lama, Suhendar (42), mengakun
sudah datang sejak pukul 17.00 WIB bersama keluarga. Dirinya sempat mengaku terkesan dengan kekompakan umat yang tidak pernah luntur dari waktu ke waktu. “Saya suka merinding kalau zikir bareng-bareng gini, semoga semua niat ibadah kita selalu direstui Allah ya. Apalagi salat bareng wah solid banget,” tuturnya saat ditemui di lokasi, Kamis (21/2).
Menariknya, para massa pun melakukan Salat Isya bersama dan menggunakan sajadah yang ala kadarnya. Mereka pun merasa keakraban ini perlu terus dijaga hingga tahun-tahun ke depannya. “Ini sih saya pakai plastik, atasannya sapu tangan nggak apa-apa. Bukan soal alasnya yang penting niatnya anak-anak saya juga ikut nih,” tutur warga Kembangan, Rani (33).
Sampai pukul 19.54 WIB, warga terus mendatangi dan semakin memadati kawasan Monas. Sehingga Monas dipenuhi dengan warna putih, walaupun kerumunan tidak terlihat sebanyak doa bersama Reuni 212. Untuk diketahui acara Munajat 212 ini diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Front (LDF) FPI bersama Persaudaraan Alumni 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Ketua Panitia Pelaksana Munajat 212 Habib Idrus Alhabsyi memberi sambutan dalam acara tersebut di Monas. Habib Idrus mengatakan acara malam munajat itu semata-mata bertujuan meninggikan kalimat Allah SWT. Habib Idrus tidak lupa mengajak massa menjaga persatuan.
“Kita berkumpul di sini hanya untuk meninggikan kalimat Allah SWT. Takbir! Takbir! Dan semata-mata kita yakin pada ulama yang istikamah yang perkataan beliau jujur. Makanya di sini saya tanya, umat Islam siap bersatu? Mau diadu domba atau tidak? Makanya kita umat Islam di sini wajib mengedepankan persatuan, persatuan nomor satu. Jangan mau dipecah belah. Makanya, siap bersatu? Siap bersatu? Takbir!” kata Habib Idrus.
Habib mengaku terkesan oleh partisipasi peserta dalam malam Munajat 212. Tidak lupa, ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Habib Rizieq Syihab yang menyerukan massa untuk hadir pada munajat. “Luar biasa, saya sedih terharu karena ini luar biasa berkat bantuan antum semua yang di mana mereka ikhlas mencari ridho Allah dan tidaklah kita yakinkan, tidak mungkin bisa banyak hadir kecuali gerakan Allah dan juga tidaklah hadir berkat wasilah alim ulama yang hadir ulama minal mukhlasin, wabilkhusus imam besar kita, Mohammad Habib Rizieq Syihab dengan keikhlasan beliau, Allah menggampangkan perkumpulan kita di sini,” kata Habib Idrus.
Habib Idrus menambahkan, malam munajat yang digelar malam ini bersamaan dengan malam ‘212’. Ia berharap semangat 212 untuk meninggikan kalimat Allah SWT dan Rasulullah SAW. “Tidaklah hadir di sini tidak lain tidak bukan bersamaan dengan malam 212,” ujarnya.
Acara di Monas ini diselenggarakan oleh MUI DKI Jakarta. Dalam pernyataannya, MUI DKI menyatakan acara dengan tajuk ‘Senandung Selawat dan Zikir’ ini digelar pada tanggal ‘212’ untuk mencegah ada pihak yang memanfaatkan momentum tertentu berkaitan dengan tanggal acara. MUI DKI juga menyatakan acara ini tidak berkaitan dengan kepentingan politik tertentu.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan juga menghadiri acara Munajat 212 di Monumen Nasional, Jakarta. Ia hadir pada pukul 20.00, bersama Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno, dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Yandri Susanto.
Zulkifli mengatakan, tujuannya hadir dalam acara ini untuk berdoa bersama alim ulama dan seluruh masyarakat. Agar pemilu 2019 damai. Meski begitu ia mengatakan Pemilu damai memiliki syarat, yakni Undang-Undang Dasar Pasal 22E. “Jadi kalau itu dilaksanan secara Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil tiap lima tahun sekali, ini konstitusi,” ujarnya, sembari menunjukkan buku empat pilar demokrasi.(jpc/bbs)