Haul ke-16 Nike Ardilla di Imbanagara, Ciamis
Pamor penyanyi slow rock era 90-an Nike Ardilla tak pernah luntur. Walaupun penyanyi yang melejit dengan tembang Bintang Kehidupan ini telah meninggal 16 tahun lalu karena kecelakaan maut di Bandung. Sampai saat ini Nike masih dipuja ribuan penggemarnya.
Sabtu (19/3) malam menjadi puncak acara doa bersama fans beserta keluarga besar Nike di makamnya yang berlokasi tidak jauh dari rumah orang tuanya di Dusun Cidudu, Desa Imbanagara Kabupaten Ciamis.
Ratusan fans berat Nike Ardila dari berbagai daerah memadati rumah ibunda almarhumah sejak Sabtu (19/3) siang hingga Minggu. Mereka datang dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang dan berbagai daerah di Indonesia. Mereka yang datang ingin mengikuti doa bersama di makam almarhumah.
Sejumlah fans tampak menangis saat doa dipanjatkan. Mereka bahkan ada yang sampai memeluk erat nisan penyanyi Seberkas Sinar ini.
Salah seorang fans Nike dari Jakarta Fitri Fauziah mengatakan, Nike Ardilla adalah sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan tidak pandang bulu dalam bergaul. “Kekuatan Nike karena jiwa sosialnya tinggi, meskipun dia telah tiada tapi tetap membekas di hati saya,” terangnya. Menurutnya hingga saat ini tidak ada artis yang bisa mengantikan posisi Nike.
“Bagi kami sampai 20 tahun kemudian pun Nike Ardila akan tetap ada di hati kami,” katanya. Dia mengatakan, bukti Nike berjiwa sosial yakni mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Bandung beberapa tahun sebelum Nike meninggal. Hingga saat kini sekolah tersebut masih eksis. Hanya saja menurut Fitri untuk saat ini sekolah tersebut agak terbengkalai dan membutuhkan banyak perhatian dari semua pihak terutama dalam operasionalnya.
“Kami sampai saat ini masih sering kesana, memberikan bantuan apapun yang kami punya agar sekolah tersebut tetap berjalan, dan saya harap artis – artis yang dulu pernah mengenal atau dekat dengan Nike mau ikut mambantu untuk meneruskan perjuangan almarhumah mengelola sekolah tersebut “ pungkas Fitri.
Di makam para fans ini mengucapkan janji bersama untuk bersama – sama tetap menjaga nama baik Nike Ardilla, dan tetap kompak tanpa memandang perbedaan antar sesama fans.
Muhamad Muhidin fans Nike yang usianya sudah 67 tahun sengaja jauh – jauh datang dari Jakarta untuk ikut mendoakan almarhumah. “Kenal Nike sejak tahun 95, kebetulan rumah ketua fansnya Nike Ardila dekat dengan rumah saya, maksud kemari ingin ikut mendo’akan agar ia mendapat tempat yang lapang di sisi-Nya,” katanya.
Sementara itu Ema, ketua Nike Ardilla Fans Club (NAFC) Jabodetabek kepada Radar mengatakan bila dijumlahkan se-Indonesia ada sekitar 2.000 fans yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ema mengatakan berbagai kegiatan yang dilakukan para fans dalam memperingati 16 tahun meninggalnya Nike Ardilla.
Diantaranya berdoa bersama yang dilakukan tadi malam di makam sang idola serta dilanjutkan dengan lomba karaoke yang diselenggarakan hari ini di Saung Nike Ardilla yang berada di Ciamis. “Tidak semua fans mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di Ciamis seperti berdoa bersama di makam. Bagi fans yang tidak bisa datang ke sini, mereka melakukan doa bersama di Jalan RE Martadinata Bandung, tempat Nike kecelakaan, juga di daerah masing-masing,” jelasnya.
Bagi para fans, memperingati meninggalnya Nike Ardilla adalah sebuah panggilan jiwa. Hal tersebut diungkapkan Kenie yang wajahnya mirip dengan almarhumah. “Meski sedang sakit atau kerja, kita pasti datang ke Ciamis, untuk bertemu mamih (Nining Ningsih, ibunda Nike Ardilla, red). (*)