SUMUTPOS.CO- PENYEBAB penyakit kerancuan kelamin atau yang menurut istilah kedokteran disebut congenital adrenal hyperplasia (CAH) memang belum jelas.
Karena tidak jelasnya penyebab kelainan kelamin, tidak banyak opsi untuk mencegah. Opsi paling mudah adalah melakukan berbagai tes kesehatan bagi pasangan yang hendak menikah. Dari tes itu, akan diketahui ada tidaknya yang membawa gen kelainan kelamin.
Bagi pasangan yang sudah menikah dan saat ini sang istri hamil, hindari obat-obatan yang tidak perlu. Tetapi, pasangan perlu segera periksa kalau ada riwayat saudara sedarah yang terkena kelainan kelamin.
Selain itu, yang punya peran penting adalah bidan atau dukun bayi. Saat mereka membantu persalinan dan melihat ada yang aneh dengan bentuk kelamin, lebih baik bayi langsung diperiksakan. “Jangan terburu-buru untuk menentukan sendiri apa jenis kelaminnya,” kata dr Achmad Zulfa Juniarto MSi Med SpAnd PhD Senin (16/3) di RS Nasional Diponegoro seperti dilansir Jawa Pos (Induk JPNN).
Seperti dibertakan, penyakit kerancuan kelamin heboh setelah empat anak pasangan Torikin, 42, dan Seni, 39, warga Semarang didiagnonsa mengalami penyakit yang dikenal sebagai congenital adrenal hyperplasia (CAH) itu. Kini keempat anak Torikin sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), Semarang.
Torikin mengungkapkan ihwal diketahuinya kasus kerancuan kelamin pada anak-anaknya. Itu terjadi saat dia menerima keluhan dari anak pertamanya, Siti Damayanti, 18, dua tahun lalu.
Santri di salah satu pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur (Jatim), tersebut sejak lahir terlihat sebagai perempuan. Selain itu, sifat-sifatnya memang cenderung perempuan.
”Namun, setelah menginjak remaja, Siti mengaku terjadi perubahan fisik,” ungkap Torikin. Kelainan muncul terutama pada payudara yang mulai hilang. Suara Siti juga berubah seperti laki-laki serta tumbuh kumis dan cambang pada wajah.(dim/kim/mas)