28 C
Medan
Friday, December 6, 2024
spot_img

Latihan di Perairan Bali: Kapal Selam TNI Hilang saat Hendak Tembakkan Torpedo

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang di perairan utara Bali, sekitar pukul 04.30 pagi, Rabu (21/4). Kapal buatan Jerman pada 1979 itu membawa torpedo dan akan menembakkan torpedo saat latihan.

NANGGALA-402 HILANG: Kapal selam milik TNI Angkatan Laut KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4) pagi. Ada 53 awak masih berada di kapal selam tersebut. Kapal diduga tenggelam saat hendak menembakkan torpedo.

“Baru izin menyelam, setelah diberi clearance langsung hilang kontak. Terakhir komunikasi pada pukul 04.30. Ketika mau laksanakan penembakan, sudah tidak ada komunikasi,” ujar Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Rabu (21/4).

Kapal selam itu diduga hilang sekitar 60 mil atau 95 kilometer dari laut Bali. Hadi mengatakan kapal selam itu mengangkut 53 orang personel saat dinyatakan hilang. “Iya, 49 ditambah ada komandan kapal ini, ada yang ikut tiga dari arsenal-nya (artileri senjata AL — red). Kan, mau nembak ini rudalnya,” kata Hadi.

Hingga kini TNI masih mencari kapal selam yang hilang di perairan Bali atau 60 mil (95 kilometer) dari Pulau Dewata. Hingga kini, muncul dugaan bahwa kapal berada di palung di kedalaman 700 meter.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta bantuan Singapura dan Australia untuk mencari kapal selam KRI Nanggala-402. “Iya, kan selama ini punya kerja sama, ya, pencarian dan sebagainya terkait dengan kecelakaan latihan dengan Singapura maupun Australia, sudah dilaksanakan dan dikomunikasikan,” kata Panglima TNI ketika dikonfirmasi.

Tidak hanya meminta bantuan kepada Singapura dan Australia, seluruh kapal milik TNI Angkatan Laut yang memiliki kemampuan pencarian bawah air sedang melakukan pencarian kapal selam itu.

KRI Nanggala-402 adalah salah satu kapal yang mengikuti latihan penembakan rudal di Laut Bali yang direncanakan pada Kamis (22/4). Sesuai rencana, latihan tersebut akan disaksikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudho Margono.

Rencananya, Panglima TNI akan melakukan peninjauan langsung pada Kamis (22/4) hari ini. “Besok saya segera menuju ke lokasi,” kata Panglima TNI.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispen) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengatakan kapal selam tersebut tak hanya mengangkut awak di dalam kapal, tapi juga mengangkut sejumlah torpedo yang akan digunakan untuk latihan menembak di perairan Bali. “Iya benar, bawa torpedo latihan,” kata Julius melalui telepon.

Julius enggan merinci berapa total torpedo yang diangkut kapal tersebut. Namun menurutnya, torpedo ini diangkut untuk digunakan dalam misi latihan menembak di dalam air. “Kita tidak bisa katakan jumlahnya berapa. Tapi memang bawa. Torpedo latihan. Itu untuk latihan, jadi bisa dikembalikan lagi (setelah ditembakan) ditarik gitu, kena tidak,” katanya.

Julius menduga kapal selam tersebut tenggelam di kedalaman 600-700 meter dari permukaan laut.

TNI Angkatan Laut (AL) mengkonfirmasi terdapat 53 orang di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali. “Ada 53 orang di kapal selam,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Laksamana Pertama Julius Widjojono dalam keterangan tertulis, Rabu petang.

Julius menyebut, sebelum kapal selam menembakkan dengan peluru perang, kapal tersebut melakukan latihan dengan menggunakan torpedo pada pagi hari, sebelum melakukan penembakan peluru perang pada siang hari.

Kapal Pabrikan Jerman

KRI Nanggala-402 juga merupakan kapal dinilai cukup tua buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat 1981 tipe U-209/1300.

Nama kapal selam selam KRI Nanggala-402 diambil dari senjata pewayangan Nanggala. Kapal itu memiliki berat 1.395 ton, dengan panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter dengan draft 5,5 meter.

Kapal buatan Jerman itu mampu menyelam selama 3 bulan dengan kedalaman maksimal 500 meter di bawah permukaan laut. Namun berdasarkan informasi KRI Nanggala-402 diduga tenggelam dengan kedalaman 700 meter di bawah permukaan laut.

Berdasarkan data dihimpun dari berbagai sumber, lubuk laut Bali memiliki kedalaman lebih dari 1.500 meter di bawah permukaan laut. KRI Nanggala-402 dilengkapi persenjataan 14 buah torpedo 21 inci dalam 8 tabung dengan jarak tembaknya hingga 2 mil.

Kapal perang TNI AU tipe U-209/1300 ini dilengkapi dengan 4 mesin diesel elektrik dan dapat melaju kurang dari 25 knot atau sekitar 40 kilometer per jam, dan memiliki kecepatan di permukaan 11 knot atau 20 kilometer per jam.

KRI Nanggala-402 memiliki kecepatan 11,5 knot hingga 21,5 knot. Kapal ini dapat diisi oleh awak kapal lebih dari 34 orang. Kapal ini dilengkapi dengan persenjataan Torpedo jenis SUT. (kps/cnn/net)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang di perairan utara Bali, sekitar pukul 04.30 pagi, Rabu (21/4). Kapal buatan Jerman pada 1979 itu membawa torpedo dan akan menembakkan torpedo saat latihan.

NANGGALA-402 HILANG: Kapal selam milik TNI Angkatan Laut KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4) pagi. Ada 53 awak masih berada di kapal selam tersebut. Kapal diduga tenggelam saat hendak menembakkan torpedo.

“Baru izin menyelam, setelah diberi clearance langsung hilang kontak. Terakhir komunikasi pada pukul 04.30. Ketika mau laksanakan penembakan, sudah tidak ada komunikasi,” ujar Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Rabu (21/4).

Kapal selam itu diduga hilang sekitar 60 mil atau 95 kilometer dari laut Bali. Hadi mengatakan kapal selam itu mengangkut 53 orang personel saat dinyatakan hilang. “Iya, 49 ditambah ada komandan kapal ini, ada yang ikut tiga dari arsenal-nya (artileri senjata AL — red). Kan, mau nembak ini rudalnya,” kata Hadi.

Hingga kini TNI masih mencari kapal selam yang hilang di perairan Bali atau 60 mil (95 kilometer) dari Pulau Dewata. Hingga kini, muncul dugaan bahwa kapal berada di palung di kedalaman 700 meter.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta bantuan Singapura dan Australia untuk mencari kapal selam KRI Nanggala-402. “Iya, kan selama ini punya kerja sama, ya, pencarian dan sebagainya terkait dengan kecelakaan latihan dengan Singapura maupun Australia, sudah dilaksanakan dan dikomunikasikan,” kata Panglima TNI ketika dikonfirmasi.

Tidak hanya meminta bantuan kepada Singapura dan Australia, seluruh kapal milik TNI Angkatan Laut yang memiliki kemampuan pencarian bawah air sedang melakukan pencarian kapal selam itu.

KRI Nanggala-402 adalah salah satu kapal yang mengikuti latihan penembakan rudal di Laut Bali yang direncanakan pada Kamis (22/4). Sesuai rencana, latihan tersebut akan disaksikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudho Margono.

Rencananya, Panglima TNI akan melakukan peninjauan langsung pada Kamis (22/4) hari ini. “Besok saya segera menuju ke lokasi,” kata Panglima TNI.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispen) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengatakan kapal selam tersebut tak hanya mengangkut awak di dalam kapal, tapi juga mengangkut sejumlah torpedo yang akan digunakan untuk latihan menembak di perairan Bali. “Iya benar, bawa torpedo latihan,” kata Julius melalui telepon.

Julius enggan merinci berapa total torpedo yang diangkut kapal tersebut. Namun menurutnya, torpedo ini diangkut untuk digunakan dalam misi latihan menembak di dalam air. “Kita tidak bisa katakan jumlahnya berapa. Tapi memang bawa. Torpedo latihan. Itu untuk latihan, jadi bisa dikembalikan lagi (setelah ditembakan) ditarik gitu, kena tidak,” katanya.

Julius menduga kapal selam tersebut tenggelam di kedalaman 600-700 meter dari permukaan laut.

TNI Angkatan Laut (AL) mengkonfirmasi terdapat 53 orang di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali. “Ada 53 orang di kapal selam,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Laksamana Pertama Julius Widjojono dalam keterangan tertulis, Rabu petang.

Julius menyebut, sebelum kapal selam menembakkan dengan peluru perang, kapal tersebut melakukan latihan dengan menggunakan torpedo pada pagi hari, sebelum melakukan penembakan peluru perang pada siang hari.

Kapal Pabrikan Jerman

KRI Nanggala-402 juga merupakan kapal dinilai cukup tua buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat 1981 tipe U-209/1300.

Nama kapal selam selam KRI Nanggala-402 diambil dari senjata pewayangan Nanggala. Kapal itu memiliki berat 1.395 ton, dengan panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter dengan draft 5,5 meter.

Kapal buatan Jerman itu mampu menyelam selama 3 bulan dengan kedalaman maksimal 500 meter di bawah permukaan laut. Namun berdasarkan informasi KRI Nanggala-402 diduga tenggelam dengan kedalaman 700 meter di bawah permukaan laut.

Berdasarkan data dihimpun dari berbagai sumber, lubuk laut Bali memiliki kedalaman lebih dari 1.500 meter di bawah permukaan laut. KRI Nanggala-402 dilengkapi persenjataan 14 buah torpedo 21 inci dalam 8 tabung dengan jarak tembaknya hingga 2 mil.

Kapal perang TNI AU tipe U-209/1300 ini dilengkapi dengan 4 mesin diesel elektrik dan dapat melaju kurang dari 25 knot atau sekitar 40 kilometer per jam, dan memiliki kecepatan di permukaan 11 knot atau 20 kilometer per jam.

KRI Nanggala-402 memiliki kecepatan 11,5 knot hingga 21,5 knot. Kapal ini dapat diisi oleh awak kapal lebih dari 34 orang. Kapal ini dilengkapi dengan persenjataan Torpedo jenis SUT. (kps/cnn/net)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/