29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menlu Retno ke Myanmar Bahas Rohingya

Rombongan pengungsi Myanmar dan Bangladesh mendarat di Langsa, Aceh, Jumat (15/05) WIB.
Rombongan pengungsi Myanmar dan Bangladesh mendarat di Langsa, Aceh, Jumat (15/05) WIB.

SUMUTPOS.CO- Usai melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia dan Thailand Rabu (20/5) terkait pengungsi Rohingya, Menlu Retno Marsudi langsung bertandang ke Nay Pyi Taw, Myanmar kemarin (21/5). Retno mengunjungi Myanmar untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Myanmar, Wunna Maung Lwin. Dalam pertemuan tersebut, Retno turut menyinggung masalah pengungsi rohingya.

Hasilnya, pemerintah Myanmar akhirnya sepakat untuk “bergerak” terkait gelombang besar-besaran pengungsi rohingya dari negaranya. Dalam keterangan resmi pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), disebutkan jika pemerintah Myanmar menyanggupi untuk memperkuat langkah dalam rangkah pencegahan terjadinya irregular movement of migrants dari wilayahnya.
Myanmar juga menuturkan kesiapannya untuk bekerja sama dengan negara-negara kawasan dalam pemberantasan human trafficking, yang ditengarai juga menjadi salah satu penyebab banyaknya warga rohingya yang terlunta-lunta di lautan. Selain itu, dalam waktu segera Kedutaan Besar Myanmar akan melakukan kunjungan kekonsuleran ke tempat-tempat penampungan sementara para irregular migrants yang berada di Aceh saat ini.
“Ibu Menlu juga menyampaikan hasil pertemuan dengan Malaysia dan Thailand sebelumnya. Pemerintah Myanmar menyatakan siap berkontribusi dalam upaya merebaknya irregular movement,” tutur Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arrmanatha Nasir di Jakarta, kemarin (21/5). Seperti diberitakan sebelumnya, dari pertemuan bersama Malaysia dan Thailand, ketiga negara sepakat untuk mendahulukan rasa kemanuasian dalam hal pengungsi Rohingya dan Bangladesh. Ketiga negara pun berkenan memberikan temporary shelter selama satu tahun untuk para pengungsi tersebut.
Disampaikan oleh Arrmanatha, kunjungan Retno bukan semata membahas masalah Rohingya. Retno secara khusus mengunjungi Myanmar dalam rangka lawatan bilateralnya sebagai Menlu baru. Karenanya, ada beberapa hal yang turut dibahas dan disepaktai dalam pertemuan kedua menlu.
Pada bidang reformasi dan demokratisasi, Indonesia menyatakan menyampaikan kesiapan untuk memberikan bantuan kapasitas dan kerjasama menjelang pelaksanaan pemilu Myanmar mendatang. Di bidang kerja sama ekonomi, kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan upaya guna mencapai target perdagangan sebesar USD 1 milliar pada tahun 2016.
Tak lupa, kedua Menlu juga turut membahas masalah penganangan nelayan nelayan Myanmar pada kasus Benjina. (mia/jpnn/azw)

Rombongan pengungsi Myanmar dan Bangladesh mendarat di Langsa, Aceh, Jumat (15/05) WIB.
Rombongan pengungsi Myanmar dan Bangladesh mendarat di Langsa, Aceh, Jumat (15/05) WIB.

SUMUTPOS.CO- Usai melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia dan Thailand Rabu (20/5) terkait pengungsi Rohingya, Menlu Retno Marsudi langsung bertandang ke Nay Pyi Taw, Myanmar kemarin (21/5). Retno mengunjungi Myanmar untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Myanmar, Wunna Maung Lwin. Dalam pertemuan tersebut, Retno turut menyinggung masalah pengungsi rohingya.

Hasilnya, pemerintah Myanmar akhirnya sepakat untuk “bergerak” terkait gelombang besar-besaran pengungsi rohingya dari negaranya. Dalam keterangan resmi pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), disebutkan jika pemerintah Myanmar menyanggupi untuk memperkuat langkah dalam rangkah pencegahan terjadinya irregular movement of migrants dari wilayahnya.
Myanmar juga menuturkan kesiapannya untuk bekerja sama dengan negara-negara kawasan dalam pemberantasan human trafficking, yang ditengarai juga menjadi salah satu penyebab banyaknya warga rohingya yang terlunta-lunta di lautan. Selain itu, dalam waktu segera Kedutaan Besar Myanmar akan melakukan kunjungan kekonsuleran ke tempat-tempat penampungan sementara para irregular migrants yang berada di Aceh saat ini.
“Ibu Menlu juga menyampaikan hasil pertemuan dengan Malaysia dan Thailand sebelumnya. Pemerintah Myanmar menyatakan siap berkontribusi dalam upaya merebaknya irregular movement,” tutur Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arrmanatha Nasir di Jakarta, kemarin (21/5). Seperti diberitakan sebelumnya, dari pertemuan bersama Malaysia dan Thailand, ketiga negara sepakat untuk mendahulukan rasa kemanuasian dalam hal pengungsi Rohingya dan Bangladesh. Ketiga negara pun berkenan memberikan temporary shelter selama satu tahun untuk para pengungsi tersebut.
Disampaikan oleh Arrmanatha, kunjungan Retno bukan semata membahas masalah Rohingya. Retno secara khusus mengunjungi Myanmar dalam rangka lawatan bilateralnya sebagai Menlu baru. Karenanya, ada beberapa hal yang turut dibahas dan disepaktai dalam pertemuan kedua menlu.
Pada bidang reformasi dan demokratisasi, Indonesia menyatakan menyampaikan kesiapan untuk memberikan bantuan kapasitas dan kerjasama menjelang pelaksanaan pemilu Myanmar mendatang. Di bidang kerja sama ekonomi, kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan upaya guna mencapai target perdagangan sebesar USD 1 milliar pada tahun 2016.
Tak lupa, kedua Menlu juga turut membahas masalah penganangan nelayan nelayan Myanmar pada kasus Benjina. (mia/jpnn/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/