JAKARTA-Insiden bentrok ormas Front Pembela Islam (FPI) dengan masyarakat Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, turut memancing emosi Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
SBY mengecam perbuatan FPI yang cenderung main hakim sendiri. Dia pun menyatakan tak akan mentolerir kejadian seperti itu dan meminta polisi untuk menindak.
Usai menghadiri acara buka bersama 5.000 anak yatim yang diadakan oleh Pertamina, SBY mengatakan ingin memberikan penjelasan terkait benturan FPI dengan masyarakat.
Dia mengaku, setelah mendengar kejadian tersebut, Kapolri dan Menkopolhumkam ikut melaporkan kejadian nahas tersebut ke pihaknya. “Yang perlu diketahui adalah kami (pemerintah) sudah bertindak. Polisi juga melaporkan bahwa mereka sudah menindak supaya insiden itu tidak meluas lagi,” jelasnya di JI Expo, Jakarta, kemarin (21/7).
Dia menerangkan, secara hakikat hukum harus mencegah konflik. Karena itu, dia menegaskan tidak ada satu elemenpun yang boleh melakukan tindak kekerasan yang berakibat konflik. “Ini adalah bulan puasa. Yang tidak puasa, harus menghormati yang puasa. Tapi, yang puasa juga harus menghormati yang tidak puasa. Mereka justru harus menahan diri untuk tak melakukan tindakan seperti itu,” jelasnya.
Karena itu, dia mengungkapkan kekecawaan atas sikap FPI. Menurutnya, tidak ada elemen manapun yang berhak melakukan hukuman, kecuali pihak yang berwenang. Ditambah lagi, elemen tersebut melakukan aksi dengan mengatasnamakan agama Islam.
“ Islam tidak identik dengan kekerasan. Islam tidak identik dengan main hakim sendiri. Islam juga tidak identik dengan pengrusakan. Sangat jelas kalau ada elemen melakukan itu dan mengatasnamakan islam justru melukai nama Islam. memalukan agama Islam,” jelasnya.
Meski mengapresiasi kinerja penegak hukum yang bisa melokalisasi sebaran insiden tersebut, dia berharap kejadian tersebut tak akan terjadi lagi. Meurutnya, dia sudah meminta polisi untuk terus mengawal insiden tersebut agar tak ada aksi lanjutan lagi.
“Hormatilah bulan puasa. Latihlah menahan diri. Saya percaya masih ada cara lain untuk menegakkan amar ma”ruf nahi munkar. Dan posisi negara, posisi saya, jelas dalam hal ini. Kami tidak akan mentoleransi orang yang melakukan aksi kekerasan. Kepolisian dan aparat hukum juga saya minta menjalankan tugas dengan porfesional. Pertama harus dicoba sepersuasif mungkin. Tapi, kalau harus ditegaskan ya harus tegas,” imbuhnya. (bil/jpnn)