28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

PKS Terancam Retak

Jakarta- Manuver mantan pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Yusuf Supendi berdampak pada perbedaan sikap kader di tingkat akar rumput. Jika kasus ini tak segera diselesaikan, bukan mustahil PKS akan pecah.

Bagaimanapun, posisi yang ditinggalkan Yusuf Supendi di PKS cukup tinggi. Setidaknya beberapa jabatan penting di PKS pernah ia emban. Dia pernah menjabat sebagai anggota Majelis Syura PKS, Ketua Dewan Syariah PKS, serta mantan anggota DPR dari PKS periode 2004-2009.

Bahkan Sekjen DPP PKS Anis Matta mengakuinya sebagai guru. “Beliau guru saya,” aku Anis. Posisi dan kapasitas Yusuf Supendi ini jelas memiliki tempat tersendiri di internal kader PKS. Aksi Yusuf Supendi ini kendati mendapat reaksi beragam dari internal kader PKS, tapi diam-diam ada pula kader yang mendukung.

“Banyak dukungan yang mengalir ke Ustadz Yusuf Supendi dari berbagai daerah,” ujar orang dekat Yusuf Supendi, Adi Kurniawan, di Jakarta, Selasa (22/3). Namun Adi menegaskan, tindakan Yusuf sama sekali tidak ditujukan untuk merusak PKS. Apa yang dilakukan Yusuf, sambung Adi, untuk memperbaiki PKS. “Tidak ada niat untuk merusak PKS. Kita cinta PKS. Ini untuk perbaikan,” jelasnya.

Situasi saat ini tampaknya cukup disadari oleh elit PKS. Wakil Sekjen DPP PKS Mahfudz Siddiq menuturkan pihaknya telah mengecek ke seluruh daerah terkait soliditas kader PKS. “Umumnya kader PKS solid. Dan melihat ini rangkaian operasi untuk fitnah ke PKS,” kata Mahfudz.

Umumnya, sambung Mahfudz, kader PKS meminta agar DPP PKS agar menjelaskan terkait tudingan Yusuf Supendi yang kini telah masuk wilayah publik. “Sebagian kader menginginkan perlu ada penjelasan,” terangnya.

Namun Mahfudz tidak menampik jika terdapat kader yang mempercayai tudingan Yusuf Supendi. Menurut dia, kader yang percaya tudingan itu adalah mereka yang tidak memiliki informasi yang cukup. “Dan ada masalah pribadi,” sebut Mahfudz. Sementara terpisah, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring menyebutkan tidak ada perpecahan di internal PKS. Menurut Tifatul, struktur PKS dari pusat sampai daerah tetap solid. “1,5 juta orang kader PKS semua solid, tidak ada kepemimpinan ganda. Bukan konflik internal, tapi ada gugatan dari salah seorang yang merasa hukuman yang diberikan atas yang bersangkutan tidak tepat,” paparnya. Kondisi demikian, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika ini, apa yang terjadi saat ini bisa menjadi masukan dan instrospeksi bagi pembinaan kader PKS ke depan. “Para pengurus PKS pusat sangat dituntut, kesabaran dan kearifannya menghadapi berbagai masalah,” imbau Tifatul.

Sebelumnya, guru besar politik Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bachtiar Effendi menyebutkan PKS akan mengalami perpecahan jika pada akhirnya elit PKS tidak bisa menyelesaikan persoalan yang kini dihadapi. Pencitraan PKS sebagai partai bersih, peduli, dan profesional’ akan terganggu. “Meski secara ideologi kuat, PKS terancam perpecahan jika tak mampu mengelola masalah ini,” ingatnya. (net/jpnn)

Jakarta- Manuver mantan pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Yusuf Supendi berdampak pada perbedaan sikap kader di tingkat akar rumput. Jika kasus ini tak segera diselesaikan, bukan mustahil PKS akan pecah.

Bagaimanapun, posisi yang ditinggalkan Yusuf Supendi di PKS cukup tinggi. Setidaknya beberapa jabatan penting di PKS pernah ia emban. Dia pernah menjabat sebagai anggota Majelis Syura PKS, Ketua Dewan Syariah PKS, serta mantan anggota DPR dari PKS periode 2004-2009.

Bahkan Sekjen DPP PKS Anis Matta mengakuinya sebagai guru. “Beliau guru saya,” aku Anis. Posisi dan kapasitas Yusuf Supendi ini jelas memiliki tempat tersendiri di internal kader PKS. Aksi Yusuf Supendi ini kendati mendapat reaksi beragam dari internal kader PKS, tapi diam-diam ada pula kader yang mendukung.

“Banyak dukungan yang mengalir ke Ustadz Yusuf Supendi dari berbagai daerah,” ujar orang dekat Yusuf Supendi, Adi Kurniawan, di Jakarta, Selasa (22/3). Namun Adi menegaskan, tindakan Yusuf sama sekali tidak ditujukan untuk merusak PKS. Apa yang dilakukan Yusuf, sambung Adi, untuk memperbaiki PKS. “Tidak ada niat untuk merusak PKS. Kita cinta PKS. Ini untuk perbaikan,” jelasnya.

Situasi saat ini tampaknya cukup disadari oleh elit PKS. Wakil Sekjen DPP PKS Mahfudz Siddiq menuturkan pihaknya telah mengecek ke seluruh daerah terkait soliditas kader PKS. “Umumnya kader PKS solid. Dan melihat ini rangkaian operasi untuk fitnah ke PKS,” kata Mahfudz.

Umumnya, sambung Mahfudz, kader PKS meminta agar DPP PKS agar menjelaskan terkait tudingan Yusuf Supendi yang kini telah masuk wilayah publik. “Sebagian kader menginginkan perlu ada penjelasan,” terangnya.

Namun Mahfudz tidak menampik jika terdapat kader yang mempercayai tudingan Yusuf Supendi. Menurut dia, kader yang percaya tudingan itu adalah mereka yang tidak memiliki informasi yang cukup. “Dan ada masalah pribadi,” sebut Mahfudz. Sementara terpisah, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring menyebutkan tidak ada perpecahan di internal PKS. Menurut Tifatul, struktur PKS dari pusat sampai daerah tetap solid. “1,5 juta orang kader PKS semua solid, tidak ada kepemimpinan ganda. Bukan konflik internal, tapi ada gugatan dari salah seorang yang merasa hukuman yang diberikan atas yang bersangkutan tidak tepat,” paparnya. Kondisi demikian, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika ini, apa yang terjadi saat ini bisa menjadi masukan dan instrospeksi bagi pembinaan kader PKS ke depan. “Para pengurus PKS pusat sangat dituntut, kesabaran dan kearifannya menghadapi berbagai masalah,” imbau Tifatul.

Sebelumnya, guru besar politik Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bachtiar Effendi menyebutkan PKS akan mengalami perpecahan jika pada akhirnya elit PKS tidak bisa menyelesaikan persoalan yang kini dihadapi. Pencitraan PKS sebagai partai bersih, peduli, dan profesional’ akan terganggu. “Meski secara ideologi kuat, PKS terancam perpecahan jika tak mampu mengelola masalah ini,” ingatnya. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/