29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

KPK Geledah Rumah Neneng

JAKARTA-Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah Neneng Sri Wahyuni di Pekanbaru, Riau, Jumat (22/6). Ini terkait penyidikan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2008.
Juru bicara KPK Johan Budi mengatakan bahwa beberapa penyidik KPK memang diterjunkan untuk menggeledah beberapa tempat berkaitan dengan pengembangan penyidikan Neneng Sri Wahyuni. “Seperti pada umumnya, penggeledahan di beberapa tempat bertujuan untuk menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk pengembangan penyidikan,” kata Johan kemarin.

Menurutnya, selain menggeledah rumah di Pekanbaru Riau, tim penyidik juga diturunkan ke Batam untuk menyisir lokasi-lokasi Neneng masuk dari Malaysia ke Indonesia. “Di sana (Batam) tim memeriksa hotel dan lain-lain terkait perjalanan Neneng yang ditemani Malaysia,” kata dia.
Nah, nantinya, barang-barang yang ditemukan di lokasi tentu saja akan dibawa ke markas KPK di Jakarta untuk ditindaklanjuti. Namun apa hasil penggeledahan tersebut, Johan mengaku tidak mengetahuinya karena itu merupakan kepentingan penyidik.

Sementara itu Sekretaris Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPP Demokrat Bertha Herwati kemarin angkat bicara soal tudingan kepada dirinya tersangkut pelarian Neneng Sri Wahyuni. Dalam rilisnya yang dikirim ke koran ini, perempuan yang sudah dicegah KPK ke luar negeri ini membantah terlibat dalam pelarian dan kepulangan Neneng.

Namun dia mengaku memang mengenal keluarga Nazaruddin sekitar tujuh tahun silam. “Nazaruddin kenal saya sekitar tujuh tahun lalu sebagai klien,” kata perempuan yang berprofesi sebagai notaris tersebut.

Sebagai notaris Bertha mengaku sering diajak konsultasi Nazaruddin dan Neneng. Khususnya pada saat mereka hendak melakukan pembelian aset atau hendak mendirikan perusahaan baru. Tetapi tidak semua pembelian aset dan pendirian perusahaan milik mereka diserahkan kepada saya untuk pembuatan aktenya. Nazaruddin, kata Bertha, malah lebih banyak memakai jasa notaris.   Hubungan diantara mereka lebih condong pada persahabatan, bukan lagi hanya sebagai antara Notaris dengan klient.

Bertha mengaku sempat menemui Nazaruddin dan Neneng ketika keduanya berada di Singapura tahun lalu. Tapi ketika Neneng telah menjadi buronan, Bertha mengaku tidak pernah tahu lagi dimana temannya itu bersembunyi. Bahkan soal kedatangannya pun, dia mengaku sama sekali tidak tahu. “Tetapi dari media saya tahu bahwa dia ada di Malaysia,” imbuhnya. (kuh/dyn)

JAKARTA-Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah Neneng Sri Wahyuni di Pekanbaru, Riau, Jumat (22/6). Ini terkait penyidikan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2008.
Juru bicara KPK Johan Budi mengatakan bahwa beberapa penyidik KPK memang diterjunkan untuk menggeledah beberapa tempat berkaitan dengan pengembangan penyidikan Neneng Sri Wahyuni. “Seperti pada umumnya, penggeledahan di beberapa tempat bertujuan untuk menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk pengembangan penyidikan,” kata Johan kemarin.

Menurutnya, selain menggeledah rumah di Pekanbaru Riau, tim penyidik juga diturunkan ke Batam untuk menyisir lokasi-lokasi Neneng masuk dari Malaysia ke Indonesia. “Di sana (Batam) tim memeriksa hotel dan lain-lain terkait perjalanan Neneng yang ditemani Malaysia,” kata dia.
Nah, nantinya, barang-barang yang ditemukan di lokasi tentu saja akan dibawa ke markas KPK di Jakarta untuk ditindaklanjuti. Namun apa hasil penggeledahan tersebut, Johan mengaku tidak mengetahuinya karena itu merupakan kepentingan penyidik.

Sementara itu Sekretaris Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPP Demokrat Bertha Herwati kemarin angkat bicara soal tudingan kepada dirinya tersangkut pelarian Neneng Sri Wahyuni. Dalam rilisnya yang dikirim ke koran ini, perempuan yang sudah dicegah KPK ke luar negeri ini membantah terlibat dalam pelarian dan kepulangan Neneng.

Namun dia mengaku memang mengenal keluarga Nazaruddin sekitar tujuh tahun silam. “Nazaruddin kenal saya sekitar tujuh tahun lalu sebagai klien,” kata perempuan yang berprofesi sebagai notaris tersebut.

Sebagai notaris Bertha mengaku sering diajak konsultasi Nazaruddin dan Neneng. Khususnya pada saat mereka hendak melakukan pembelian aset atau hendak mendirikan perusahaan baru. Tetapi tidak semua pembelian aset dan pendirian perusahaan milik mereka diserahkan kepada saya untuk pembuatan aktenya. Nazaruddin, kata Bertha, malah lebih banyak memakai jasa notaris.   Hubungan diantara mereka lebih condong pada persahabatan, bukan lagi hanya sebagai antara Notaris dengan klient.

Bertha mengaku sempat menemui Nazaruddin dan Neneng ketika keduanya berada di Singapura tahun lalu. Tapi ketika Neneng telah menjadi buronan, Bertha mengaku tidak pernah tahu lagi dimana temannya itu bersembunyi. Bahkan soal kedatangannya pun, dia mengaku sama sekali tidak tahu. “Tetapi dari media saya tahu bahwa dia ada di Malaysia,” imbuhnya. (kuh/dyn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/