JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih menular dan menjadi Varian Of Concern oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Seseorang bahkan bisa saja terinfeksi kedua subvarian itu sekaligus.
Dalam sebuah laporan baru-baru ini, pusat pengujian Covid-19 di Kolkata, India mengatakan, seorang pria, yang dites positif Covid-19 tertular 2 virus sub-varian sekaligus. Keduanya adalah subvarian BA.4 dan BA.5.
Menurut laporan, sampel pasien positif virus Corona ditemukan membawa spesies campuran Omicron BA.4 dan BA.5. Spesies campuran telah ditangkap dalam sekuensing genom. “Pemeriksaan dilakukan di NIMMG di Kalyani,” kata dokter yanh memeriksa pria itu kepada Zee News.
Kasus Covid-19 di Benggala Barat terus meningkat selama beberapa minggu ini akibat kedua subvarian tersebut. Para ahli menyebut, lonjakan tiba-tiba dalam kasus sehari-hari ini sebagai situasi mengkhawatirkann
Sementara itu, dilansir dari The Healthsite, Rabu (22/6), seseorang dapat tertular lebih dari satu varian virus Covid-19 secara bersamaan. Benggala Barat bukanlah negara bagian pertama yang melaporkan kasus serupa di mana seseorang ditemukan terinfeksi dua varian. Sebelumnya, banyak ditemukan kasus varian Deltacron, Delmicron (Delta + Omicron) di beberapa kasus.
Hal ini terjadi karena fakta bahwa perlindungan vaksin terhadap virus berkurang seiring waktu, dan orang tersebut menjadi lebih rentan untuk tertular virus. Karena itu, seseorang didorong untuk segera booster. Jangan lupa memakai masker serta mencuci tangan.
Nakes Diminta Waspada
Tenaga kesehatan umumnya sudah mendapatkan vaksinasi booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19. Seiring munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta nakes waspada dua subvarian yang lebih menular ini, dan sudah dinyatakan sebagai Variant Of Concern atau varian yang menjadi perhatian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena lebih menular.
Bidang Advokasi Tim Mitigasi IDI dr Eka Mulyana, SpOT(K) meminta nakes baik dokter umum, maupun dokter spesialis untuk tetap waspada pada kasus Covid-19 dan juga penyakit menular lainnya. Tim Mitigasi IDI meminta apabila ada rekan sejawat dokter dan dokter spesialis menemukan gejala sesuai dengan Covid-19 agar segera melapor.
“Nakes harus waspada dengan Covid-19 subvarian baru ataupun penyakit menular yang sedang menjadi sorotan kewaspadaan agar segera dilaporkan pada Dinas Kesehatan setempat,” ujar Eka dalam keterangan virtual, kemarin (21/6).
Data terakhir dari Tim Mitigasi IDI yang wafat hingga bulan Maret 2022 adalah 752 dokter umum dan dokter spesialis akibat Covid-19. Data tersebut tersebar dari 29 provinsi di Indonesia. Sepanjang pandemi, Tim Mitigasi mencatat sebanyak 252 dokter meninggal pada tahun 2020, 495 dokter meninggal karena Covid-19, dan 5 dokter meninggal karena Covid-19 sepanjang Januari hingga Maret 2022. Setelah bulan Maret 2022, masih belum ada tercatat dokter meninggal karena Covid-19.
“Meski demikian, kami mengimbau rekan sejawat dokter dan dokter spesialis tetap menjalankan protokol Kesehatan ketat dan mengenakan APD lengkap saat penanganan kasus Covid-19,” tegas dr Eka Mulyana.
Adapun rekomendasi dari Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI terkait pencegahan Covid-19 dan penyakit menular lainnya yakni, tetap gunakan masker di ruang terbuka dan di ruang tertutup; tingkatkan kembali kegiatan tracing and testing; tingkatkan Cakupan Vaksinasi termasuk Booster.
Kemudian, mengimbau para pemangku kebijakan spt gubernur dan bupati untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster; cakupan vaksinasi anak juga perlu ditingkatkan terutama menjelang PTM 100 persen di tahun ajaran baru. Aturan PCR negatif untuk pelaku perjalanan kembali diberlakukan; lakukan edukasi masif dan terus menerus tentang upaya pencegahan karena pandemi belum berakhir, mengingat masyarakat sudah jenuh dengan pandemi; tetap patuhi protokol kesehatan; dan jangan lengah walaupun bila nanti kasus menurun.