30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Polisi-TNI AD Bentrok di Batam

F-Cecep Mulyana/Batam Pos Kapolda Kepri Brigjen Pol Arman Depari Bersama Danrem 033/WP  Brigjen TNI Bujang Zuirman mengunjungi korban penembakan di RSUD Embung Fatimah , Senin (22/9).
F-Cecep Mulyana/Batam Pos
Kapolda Kepri Brigjen Pol Arman Depari Bersama Danrem 033/WP Brigjen TNI Bujang Zuirman mengunjungi korban penembakan di RSUD Embung Fatimah , Senin (22/9).

BATAM, SUMUTPOS.CO – Gara-gara penggerebekan solar ilegal, personel kepolisian dan TNI Angkatan Darat (AD) terlibat bentrok. Akibatnya, 4 anggota TNI AD terluka tembak. Perseteruan yang terjadi di dua lokasi, di Perumahan Cipta Asri dan di Markas Komando (Mako) Brimob Kepri, itu menimbulkan ketegangan di Batam.

Insiden yang terjadi pada Minggu (21/9) malam tersebut disikapi berbeda oleh Mabes Polri dan Mabes AD. Mabes Polri memilih menunggu hasil investigasi gabungan antara Polda Kepri dan Korem Wira Pratama di Batam. Sedangkan, Mabes AD memilih membeber kronologi versi TNI.

Tidak ketinggalan Pangdam I/BB Mayjen TNI Istu Hari yang langsung bentuk tim khusus, Senin (22/9) pagi. “Sudah saya perintakan komandan batalyon untuk mengapelkan semua termasuk anggota yang di luar untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Istu.

Di samping itu, jenderal TNI berbintang 2 tersebut mengatakan, investigasi dipimpin sejumlah petinggi Kodam I/BB. “Tadi pagi Kasdam sudah berangkat bersama Asintel dan POM. Kebetulan di sana ada Panglima TNI, makanya saya memprioritaskan tersebut. Sesudah itu selesai, saya akan atensi untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkapnya.

Agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, Istu juga memerintahkan Provost TNI untuk menjaga gudang senjata yang ada di Batam. “Selain itu, seluruh anggota diapelkan termasuk yang di luar,” katanya.

Dari Jakarta, Kadispenad Brigjen Andika Perkasa menjelaskan, keempat anggotanya yang tertembak sama sekali tidak terlibat dalam kejadian penggerebekan tersebut. Semuanya berawal dari tembakan yang tidak disengaja oleh anggota Polda Kepri. Keempatnya masing-masing Pratu Ari Kusdianto, Prada Hari Sulistyo, Praka Eka Basri, dan Pratu Eko Syahputra. Mereka merupakan anggota Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti.

Peristiwa bermula saat anggota Ditreskrimsus Polda Kepri dan Brimobda Kepri menggerebek gudang penimbunan solar milik tersangka N di Perumahan Cipta Asri sekitar pukul 20.00. Mengetahui penggerebekan, N kabur menggunakan mobil sedan berwarna merah dan dikejar oleh polisi.

Saat mengejar itulah polisi berupaya menembak ban mobil tersebut dan belum diketahui apakah berhasil atau tidak. Sekitar pukul 21.30, para polisi keluar dari gudang. Di saat bersamaan, Pratu Ari dan Prada Hari yang sedang melintas berhenti karena ada keramaian di lokasi penggerebekan.

“Anggota Polda menembak ke arah tanah, lalu kelihatannya tidak sengaja mengenai Pratu Ari dan Prada Hari,” ujar Andika dalam keterangan persnya kemarin. Akibatnya, Pratu Ari menderita dua luka tembak di pergelangan kaki kiri, sedangkan Prada Hari terluka di kaki kanan. Proyektil peluru bersarang di kaki mereka.

Beberapa saat kemudian, Praka Eka melintas di depan Mako Brimob dan mendapati kedua rekannya berada di sana dalam kondisi terluka tembak. Namun, saat berupaya menanyakan kepada anggota Brimob, terjadi kesalahpahaman yang berujung cekcok dan Praka Eka dipukul dengan gitar oleh salah seorang anggota Brimob.

Keributan di depan Mako Brimob sampai ke telinga Pratu Eko yang langsung mendatangi lokasi. Namun, dia langsung ditembak oleh anggota Brimob di bagian paha kanan sebelum sempat mengetahui insiden yang terjadi. Sementara, Praka Eka dibawa masuk ke Mako Brimob.

Sekitar pukul 22.30, Pasi Intel Yonif 134, Lettu Irham Irawan mendatangi Mako Brimob dan menemui Wakasat Brimob untuk menjemput keempat anak buahnya. Namun, saat terjadi pembicaraan, terdengar letusan senjata lagi. Setelah didesak, akhirnya Praka Eka dikeluarkan dalam kondisi kepala berdarah dan kaki tertembak.

Insiden tersebut sempat memicu ketegangan. Sebab, sejumlah anggota Yonif 134 berdatangan ke Mako Brimob sebagai bentuk protes atas kejadian tersebut. Keributan mereda setelah Danyonif 134 Mayor Infanteri Abdul Razak Rangkuti turun tangan menenangkan anggotanya.

Andika memastikan seluruh korban saat itu tidak bersenjata dan tidak terkait dengan penggerebekan. Pratu Ari dan Prada Hari misalnya, baru saja pulang Apel. Kemudian, Praka Eka saat itu hendak membeli makanan.

Menurut Andika, KASAD Jenderal Gatot Nurmantyo sudah mengetahui insiden tersebut dan telah memberikan instruksi internal. “KASAD memerintahkan agar seluruh anggota Yonif 134 dan Kodim 0136 Batam untuk bersiaga tidak melakukan tindakan apapun,” tuturnya.

Saat kejadian, Gatot sedang berada di Brisbane, Australia, untuk menghadiri Cihef of Staff Armys Exercise 2014. “KASAD memutuskan pulang lebih cepat siang ini (kemarin, red) untuk menuntaskan insiden ini,” tambah perwira bintang satu itu. Kemudian, KASAD juga menghubungi Kapolri Jenderal Sutarman untuk membentuk tim investigasi bersama mengusut insiden tersebut.

Sementara Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengungkapkan situasi yang berbeda. Menurut dia, kala itu terjadi provokasi oleh warga setempat saat polisi berupaya menangkap N. Alhasil polisi yang tersudut terpaksa mundur dan urung menangkap tersangka maupun menyita barang bukti berupa empat drum solar.

Menurut dia, kondisi saat itu cenderung tidak aman bagi para personel Polda. Bahkan, sejumlah kendaraan polisi dirusak oleh warga. Saat mundur itulah, diketahui ada anggota TNI yang berada di sekitar lokasi penggerebekan. “Secara berurutan terjadi kesalahpahaman komunikasi di lapangan antara petugas dengan anggota TNI dari batalyon 134,” terangnya di Mabes Polri kemarin.

Akibat kesalahpahaman tersebut, anggota Yonif 134 tertembak di bagian kaki. Boy juga membenarkan jika penembakan tidak hanya terjadi di lokasi penggerebekan. “Sepengetahuan saya, selain di sekitar lokasi, juga terjadi di dekat markas (Mako Brimob),” lanjut alumnus Akpol 1988 itu.

Saat ini, telah dibentuk tim investigasi bersama antara Polda Kepri dan Korem Wira Pratama untuk mengetahui detail kronologi tertembaknya anggota TNI. Penyelidikan kronologi dinilai penting karena untuk menentukan apakah penggunaan senpi tersebut sudah sesuai prosedur yang ada atau terjadi pelanggaran.

“Apabila ditemukan penyimpangan di sana tentu dari internal Polri akan ada langkah tegas secara hukum. Terutama, jika keliru dalam menggunakan senpi,” ucapnya. Untuk saat ini, pihaknya tidak bisa menyatakan siapa yang salah dalam insiden tersebut dan memilih menunggu hasil investigasi.

Disinggung tentang bentuk provokasi yang dilakukan, Boy menyebut adanya upaya menggagalkan upaya penegakan hukum yang dilakukan polisi oleh warga. Dia menyatakan tidak mengetahui apakah anggota TNI tersebut dipanggil oleh warga atau bahkan menjadi backing solar ilegal yang digerebek.

Boy juga memastikan jika tersangka N yang gagal ditangkap merupakan warga sipil, bukan anggota TNI. “Pimpinan di sana sudah melakukan langkah proaktif agar tidak berkembang lebih buruk,” tambahnya.

Dari Batam, Kapolda Kepri Brigjen Pol Arman Depari menjelaskan penggrebekan gudang penimbunan solar bersubsidi pada Minggu (21/9) malam, sekitar pukul 21.00 WIB Ditreskrimsus kekurangan personel sehingga dibantu anggota Brimob karena lokasi penggrebekan yang berjarak 500 meter dari Mako Brimob. “Saat penggrebekan itu banyak massa, apalagi sudah gelap, mungkin ada kesalahpahaman. Pada saat anggota ke luar dari sana (gudang) ada penembakan peringatan,” kata Armand saat membesuk korban di RSUD Embung Fatimah Batam.

Atas penembakan itu, lanjut Arman, keributan berlanjut hingga ke depan Mako Brimob yang terletak di Tembesi Pos. Namun, katanya, keributan itu dengan cepat di atasi sehingga tidak menimbulkan konflik.

“Tapi intinya bagaimana kita bisa menolong korban dari pihak mana saja,” tegasnya.

Kapolda juga mengimbau kepada pihak anggota TNI dan Polri untuk cooling down agar tidak ada konflik yang menyebar luas. Ia menegaskan Polda Kepri akan bekerja sama dengan unsur TNI dalam melakukan penggrebekan gudang penimbunan solar bersubsidi ilegal. “Tim ini terdiri dari Provost Polda dan PM TNI. Selain penimbunan solar, kita akan berantas Judi, Gelper. Itu memang sudah menjadi komitmen kami,” tutupnya. (cr5/cr3/byu/jpnn/ain/rbb)

F-Cecep Mulyana/Batam Pos Kapolda Kepri Brigjen Pol Arman Depari Bersama Danrem 033/WP  Brigjen TNI Bujang Zuirman mengunjungi korban penembakan di RSUD Embung Fatimah , Senin (22/9).
F-Cecep Mulyana/Batam Pos
Kapolda Kepri Brigjen Pol Arman Depari Bersama Danrem 033/WP Brigjen TNI Bujang Zuirman mengunjungi korban penembakan di RSUD Embung Fatimah , Senin (22/9).

BATAM, SUMUTPOS.CO – Gara-gara penggerebekan solar ilegal, personel kepolisian dan TNI Angkatan Darat (AD) terlibat bentrok. Akibatnya, 4 anggota TNI AD terluka tembak. Perseteruan yang terjadi di dua lokasi, di Perumahan Cipta Asri dan di Markas Komando (Mako) Brimob Kepri, itu menimbulkan ketegangan di Batam.

Insiden yang terjadi pada Minggu (21/9) malam tersebut disikapi berbeda oleh Mabes Polri dan Mabes AD. Mabes Polri memilih menunggu hasil investigasi gabungan antara Polda Kepri dan Korem Wira Pratama di Batam. Sedangkan, Mabes AD memilih membeber kronologi versi TNI.

Tidak ketinggalan Pangdam I/BB Mayjen TNI Istu Hari yang langsung bentuk tim khusus, Senin (22/9) pagi. “Sudah saya perintakan komandan batalyon untuk mengapelkan semua termasuk anggota yang di luar untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Istu.

Di samping itu, jenderal TNI berbintang 2 tersebut mengatakan, investigasi dipimpin sejumlah petinggi Kodam I/BB. “Tadi pagi Kasdam sudah berangkat bersama Asintel dan POM. Kebetulan di sana ada Panglima TNI, makanya saya memprioritaskan tersebut. Sesudah itu selesai, saya akan atensi untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkapnya.

Agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, Istu juga memerintahkan Provost TNI untuk menjaga gudang senjata yang ada di Batam. “Selain itu, seluruh anggota diapelkan termasuk yang di luar,” katanya.

Dari Jakarta, Kadispenad Brigjen Andika Perkasa menjelaskan, keempat anggotanya yang tertembak sama sekali tidak terlibat dalam kejadian penggerebekan tersebut. Semuanya berawal dari tembakan yang tidak disengaja oleh anggota Polda Kepri. Keempatnya masing-masing Pratu Ari Kusdianto, Prada Hari Sulistyo, Praka Eka Basri, dan Pratu Eko Syahputra. Mereka merupakan anggota Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti.

Peristiwa bermula saat anggota Ditreskrimsus Polda Kepri dan Brimobda Kepri menggerebek gudang penimbunan solar milik tersangka N di Perumahan Cipta Asri sekitar pukul 20.00. Mengetahui penggerebekan, N kabur menggunakan mobil sedan berwarna merah dan dikejar oleh polisi.

Saat mengejar itulah polisi berupaya menembak ban mobil tersebut dan belum diketahui apakah berhasil atau tidak. Sekitar pukul 21.30, para polisi keluar dari gudang. Di saat bersamaan, Pratu Ari dan Prada Hari yang sedang melintas berhenti karena ada keramaian di lokasi penggerebekan.

“Anggota Polda menembak ke arah tanah, lalu kelihatannya tidak sengaja mengenai Pratu Ari dan Prada Hari,” ujar Andika dalam keterangan persnya kemarin. Akibatnya, Pratu Ari menderita dua luka tembak di pergelangan kaki kiri, sedangkan Prada Hari terluka di kaki kanan. Proyektil peluru bersarang di kaki mereka.

Beberapa saat kemudian, Praka Eka melintas di depan Mako Brimob dan mendapati kedua rekannya berada di sana dalam kondisi terluka tembak. Namun, saat berupaya menanyakan kepada anggota Brimob, terjadi kesalahpahaman yang berujung cekcok dan Praka Eka dipukul dengan gitar oleh salah seorang anggota Brimob.

Keributan di depan Mako Brimob sampai ke telinga Pratu Eko yang langsung mendatangi lokasi. Namun, dia langsung ditembak oleh anggota Brimob di bagian paha kanan sebelum sempat mengetahui insiden yang terjadi. Sementara, Praka Eka dibawa masuk ke Mako Brimob.

Sekitar pukul 22.30, Pasi Intel Yonif 134, Lettu Irham Irawan mendatangi Mako Brimob dan menemui Wakasat Brimob untuk menjemput keempat anak buahnya. Namun, saat terjadi pembicaraan, terdengar letusan senjata lagi. Setelah didesak, akhirnya Praka Eka dikeluarkan dalam kondisi kepala berdarah dan kaki tertembak.

Insiden tersebut sempat memicu ketegangan. Sebab, sejumlah anggota Yonif 134 berdatangan ke Mako Brimob sebagai bentuk protes atas kejadian tersebut. Keributan mereda setelah Danyonif 134 Mayor Infanteri Abdul Razak Rangkuti turun tangan menenangkan anggotanya.

Andika memastikan seluruh korban saat itu tidak bersenjata dan tidak terkait dengan penggerebekan. Pratu Ari dan Prada Hari misalnya, baru saja pulang Apel. Kemudian, Praka Eka saat itu hendak membeli makanan.

Menurut Andika, KASAD Jenderal Gatot Nurmantyo sudah mengetahui insiden tersebut dan telah memberikan instruksi internal. “KASAD memerintahkan agar seluruh anggota Yonif 134 dan Kodim 0136 Batam untuk bersiaga tidak melakukan tindakan apapun,” tuturnya.

Saat kejadian, Gatot sedang berada di Brisbane, Australia, untuk menghadiri Cihef of Staff Armys Exercise 2014. “KASAD memutuskan pulang lebih cepat siang ini (kemarin, red) untuk menuntaskan insiden ini,” tambah perwira bintang satu itu. Kemudian, KASAD juga menghubungi Kapolri Jenderal Sutarman untuk membentuk tim investigasi bersama mengusut insiden tersebut.

Sementara Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengungkapkan situasi yang berbeda. Menurut dia, kala itu terjadi provokasi oleh warga setempat saat polisi berupaya menangkap N. Alhasil polisi yang tersudut terpaksa mundur dan urung menangkap tersangka maupun menyita barang bukti berupa empat drum solar.

Menurut dia, kondisi saat itu cenderung tidak aman bagi para personel Polda. Bahkan, sejumlah kendaraan polisi dirusak oleh warga. Saat mundur itulah, diketahui ada anggota TNI yang berada di sekitar lokasi penggerebekan. “Secara berurutan terjadi kesalahpahaman komunikasi di lapangan antara petugas dengan anggota TNI dari batalyon 134,” terangnya di Mabes Polri kemarin.

Akibat kesalahpahaman tersebut, anggota Yonif 134 tertembak di bagian kaki. Boy juga membenarkan jika penembakan tidak hanya terjadi di lokasi penggerebekan. “Sepengetahuan saya, selain di sekitar lokasi, juga terjadi di dekat markas (Mako Brimob),” lanjut alumnus Akpol 1988 itu.

Saat ini, telah dibentuk tim investigasi bersama antara Polda Kepri dan Korem Wira Pratama untuk mengetahui detail kronologi tertembaknya anggota TNI. Penyelidikan kronologi dinilai penting karena untuk menentukan apakah penggunaan senpi tersebut sudah sesuai prosedur yang ada atau terjadi pelanggaran.

“Apabila ditemukan penyimpangan di sana tentu dari internal Polri akan ada langkah tegas secara hukum. Terutama, jika keliru dalam menggunakan senpi,” ucapnya. Untuk saat ini, pihaknya tidak bisa menyatakan siapa yang salah dalam insiden tersebut dan memilih menunggu hasil investigasi.

Disinggung tentang bentuk provokasi yang dilakukan, Boy menyebut adanya upaya menggagalkan upaya penegakan hukum yang dilakukan polisi oleh warga. Dia menyatakan tidak mengetahui apakah anggota TNI tersebut dipanggil oleh warga atau bahkan menjadi backing solar ilegal yang digerebek.

Boy juga memastikan jika tersangka N yang gagal ditangkap merupakan warga sipil, bukan anggota TNI. “Pimpinan di sana sudah melakukan langkah proaktif agar tidak berkembang lebih buruk,” tambahnya.

Dari Batam, Kapolda Kepri Brigjen Pol Arman Depari menjelaskan penggrebekan gudang penimbunan solar bersubsidi pada Minggu (21/9) malam, sekitar pukul 21.00 WIB Ditreskrimsus kekurangan personel sehingga dibantu anggota Brimob karena lokasi penggrebekan yang berjarak 500 meter dari Mako Brimob. “Saat penggrebekan itu banyak massa, apalagi sudah gelap, mungkin ada kesalahpahaman. Pada saat anggota ke luar dari sana (gudang) ada penembakan peringatan,” kata Armand saat membesuk korban di RSUD Embung Fatimah Batam.

Atas penembakan itu, lanjut Arman, keributan berlanjut hingga ke depan Mako Brimob yang terletak di Tembesi Pos. Namun, katanya, keributan itu dengan cepat di atasi sehingga tidak menimbulkan konflik.

“Tapi intinya bagaimana kita bisa menolong korban dari pihak mana saja,” tegasnya.

Kapolda juga mengimbau kepada pihak anggota TNI dan Polri untuk cooling down agar tidak ada konflik yang menyebar luas. Ia menegaskan Polda Kepri akan bekerja sama dengan unsur TNI dalam melakukan penggrebekan gudang penimbunan solar bersubsidi ilegal. “Tim ini terdiri dari Provost Polda dan PM TNI. Selain penimbunan solar, kita akan berantas Judi, Gelper. Itu memang sudah menjadi komitmen kami,” tutupnya. (cr5/cr3/byu/jpnn/ain/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/