32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Lion Air Pakai Ban Pesawat Rekondisi?

lion airJakarta – Penggunaan ban rekondisi sudah lazim terjadi di dunia penerbangan. Ban itu direkondisi dengan divulkanisir sesuai dengan persyaratan ketat. Untuk kasus Lion Air, ban itu direkondisi di pabrik ban pesawat Bridgestone di Hong Kong.

“Untuk ban Lion, laporan yang saya terima, pekerjaan rekondisi dilakukan di pabrik ban Bridgestone Hong Kong yang sudah memiliki persetujuan CASR 145 di Indonesia,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan kepada wartawan, Rabu (23/10/2013).

Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 145 adalah standar peraturan keselamatan penerbangan internasional tentang Approved Maintenance Organization (MRO) atau bengkel perawatan yang telah diperiksa dan disetujui Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub. Pihak maskapai yang ingin merawat pesawat atau bagian suku cadang, imbuhnya, diinspeksi Kemenhub dulu persyaratannya.

“Semua pengadaan suku cadang dan penggunaan suku cadang dilakukan pengecekan. Seperti dijelaskan di awal pengerjaan, ban rekondsii harus dilakukan di MRO yang disetujui. MRO diberi sertifikasi. Sebelum disertifikasi diaudit oleh inspektur,” paparnya.

Saat ban digunakan, dilakukan pengecekan juga oleh inspektur. Pengecekan berupa kondisi suku cadang juga sejarah suku cadang. Beli dari mana, buatan tahun berapa, dll. Pengecekan juga dilakukan di tempat penyimpanan. Ramp check atau pengecekan rutin pesawat oleh inspektur dilakukan 3-4 hari sekali, dan di masa sibuk dilakukan setiap hari.

Retread tire atau ban rekondisi yang divulkanisir ini lazim digunakan dalam dunia penerbangan dengan syarat di atas. Di Indonesia, Bambang mengatakan bukan hanya Lion Air yang memakai ban rekondisi ini.

“Ban rekondisi atau retreat biasa digunakan dalam penerbangan bila pengerjaan memenuhi standar. Di Indonesia tak hanya Lion, namun saya belum memeriksa maskapai apa saja. Mungkin di Indonesia jarang (bengkel/pabrik perawatan ban), makanya ada beberapa yang ke Bangkok dan ke Hong Kong. Ban pesawat kan ada 3 mereknya, Bridgestone, Michellin dan Goodyear,” tuturnya.

Masalah ban ini sebelumnya memicu beberapa penerbangan Lion Air delay belasan jam pada Kamis (17/10) di Terminal I Bandara Soekarno-Hatta. Penumpang yang sudah menunggu dari sore, baru diterbangkan pada Jumat (18/10) dinihari.

Sempat terjadi kericuhan antara penumpang dan petugas Lion Air. Salah seorang penumpang bahkan ada yang pingsan. Keterlambatan penerbangan di Jakarta juga berdampak pada penerbangan Lion Air rute Padang-Jakarta.

“Jadi pilotnya nggak mau nerbangkan pesawat karena bannya belum diganti,” kata Kapuskom Kemenhub Bambang S Ervan saat dihubungi , Selasa (22/10/2013).

Saat kejadian, Lion Air tidak mempunyai ban cadangan. Stok ban mereka ditahan Bea Cukai karena ada persoalan dokumen impor yang tidak sesuai.(int/smg)

lion airJakarta – Penggunaan ban rekondisi sudah lazim terjadi di dunia penerbangan. Ban itu direkondisi dengan divulkanisir sesuai dengan persyaratan ketat. Untuk kasus Lion Air, ban itu direkondisi di pabrik ban pesawat Bridgestone di Hong Kong.

“Untuk ban Lion, laporan yang saya terima, pekerjaan rekondisi dilakukan di pabrik ban Bridgestone Hong Kong yang sudah memiliki persetujuan CASR 145 di Indonesia,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan kepada wartawan, Rabu (23/10/2013).

Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 145 adalah standar peraturan keselamatan penerbangan internasional tentang Approved Maintenance Organization (MRO) atau bengkel perawatan yang telah diperiksa dan disetujui Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub. Pihak maskapai yang ingin merawat pesawat atau bagian suku cadang, imbuhnya, diinspeksi Kemenhub dulu persyaratannya.

“Semua pengadaan suku cadang dan penggunaan suku cadang dilakukan pengecekan. Seperti dijelaskan di awal pengerjaan, ban rekondsii harus dilakukan di MRO yang disetujui. MRO diberi sertifikasi. Sebelum disertifikasi diaudit oleh inspektur,” paparnya.

Saat ban digunakan, dilakukan pengecekan juga oleh inspektur. Pengecekan berupa kondisi suku cadang juga sejarah suku cadang. Beli dari mana, buatan tahun berapa, dll. Pengecekan juga dilakukan di tempat penyimpanan. Ramp check atau pengecekan rutin pesawat oleh inspektur dilakukan 3-4 hari sekali, dan di masa sibuk dilakukan setiap hari.

Retread tire atau ban rekondisi yang divulkanisir ini lazim digunakan dalam dunia penerbangan dengan syarat di atas. Di Indonesia, Bambang mengatakan bukan hanya Lion Air yang memakai ban rekondisi ini.

“Ban rekondisi atau retreat biasa digunakan dalam penerbangan bila pengerjaan memenuhi standar. Di Indonesia tak hanya Lion, namun saya belum memeriksa maskapai apa saja. Mungkin di Indonesia jarang (bengkel/pabrik perawatan ban), makanya ada beberapa yang ke Bangkok dan ke Hong Kong. Ban pesawat kan ada 3 mereknya, Bridgestone, Michellin dan Goodyear,” tuturnya.

Masalah ban ini sebelumnya memicu beberapa penerbangan Lion Air delay belasan jam pada Kamis (17/10) di Terminal I Bandara Soekarno-Hatta. Penumpang yang sudah menunggu dari sore, baru diterbangkan pada Jumat (18/10) dinihari.

Sempat terjadi kericuhan antara penumpang dan petugas Lion Air. Salah seorang penumpang bahkan ada yang pingsan. Keterlambatan penerbangan di Jakarta juga berdampak pada penerbangan Lion Air rute Padang-Jakarta.

“Jadi pilotnya nggak mau nerbangkan pesawat karena bannya belum diganti,” kata Kapuskom Kemenhub Bambang S Ervan saat dihubungi , Selasa (22/10/2013).

Saat kejadian, Lion Air tidak mempunyai ban cadangan. Stok ban mereka ditahan Bea Cukai karena ada persoalan dokumen impor yang tidak sesuai.(int/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/