32 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Jatah Air Zamzam Garuda & Saudi Airlines Tak Merata

Air zamzam
Air zamzam

MAKKAH-Kericuhan mewarnai suasana penimbangan barang bawaan di beberapa pemondokan jamaah haji asal Indonesia di Makkah. Umumnya jamaah menuntut ada keringanan berat barang bawaan dan keadilan jatah air zamzam. Maklum, layanan jatah air zamzam antara penumpang pesawat Garuda Indonesia dan Saudi Airlines tidak sama.

Pemandangan di sektor 9 kawasan Bakhutmah, Makkah, misalnya. Banyak jamaah menuntut kepastian jatah air zamzam. Apalagi surat dari kepala daerah kerja (Daker) soal jatah zamzam itu berubah-ubah. Semula disebutkan setiap jamaah mendapat 10 liter, namun belakangan diralat menjadi 5 liter. “Kenapa harus beda” Ini tidak fair,” kata Saharudin, jamaah kloter 9 Ujungpandang, kemarin.

Diceritakan, para jamaah di kloternya telah mendengar bahwa penumpang Garuda Indonesia mendapat jatah zamzam 5 liter, sementara jamaah yang menumpang Saudi Airlines mendapatkan lebih banyak. Yakni, 10 liter per orang. “Bukan soal ikhlas atau tidak, masalah ini menyangkut rasa keadilan. Kita semua statusnya sama. Kenapa ada pembedaan” Garuda yang maskapai nasional seharusnya berpihak ke warga Indonesia,” ujarnya.

Vice President Haji Garuda Indonesia Hady Syahrean kepada anggota tim Media Center Haji (MCH) Indonesia mengaku ada perbedaan soal jatah air zamzam itu. Namun, hal itu lebih dikarenakan perbedaan kapasitas pesawat-pesawat yang digunakan pihak Garuda dan Saudi Airlines. “Saudi itu pesawatnya semua kan besar. Kalau kita kan ada Airbus. Nah, Airbus itu kan terbatas kapasitasnya. Jadi, kita keterbatasan daya angkut,” ujarnya.

Untuk mengangkut jamaah haji ini, Garuda Indonesia memanfaatkan Airbus 330 dengan 440 kursi, Boeing 747-400 (455 kursi), dan Boeing 737-300 (440 kursi). Pada musim haji tahun ini, maskapai milik BUMN itu mendapat jatah mengangkut penumpang lebih dari 90 ribu jamaah dari sekitar 160 ribu jamaah. Semula direncanakan 112.688 jamaah, namun kuota terpangkas 20 persen. Sisanya, jamaah diangkut dengan Saudi Airlines.

Jatah air zamzam bagi jamaah memang setiap tahun musim haji selalu menjadi persoalan klasik. Bukan hanya pembedaan antara penumpang Garuda Indonesia maupun Saudi Airlines. Banyak jamaah yang juga masih nekat menyelipkan air zamzam itu ke bagasi maupun tas kabin. Dalam dua hari pemulangan sejak Sabtu lalu (19/10) saja, petugas di area Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah sudah menyita sebanyak 2 ton air zamzam dari jamaah. (hud/jpnn)

Air zamzam
Air zamzam

MAKKAH-Kericuhan mewarnai suasana penimbangan barang bawaan di beberapa pemondokan jamaah haji asal Indonesia di Makkah. Umumnya jamaah menuntut ada keringanan berat barang bawaan dan keadilan jatah air zamzam. Maklum, layanan jatah air zamzam antara penumpang pesawat Garuda Indonesia dan Saudi Airlines tidak sama.

Pemandangan di sektor 9 kawasan Bakhutmah, Makkah, misalnya. Banyak jamaah menuntut kepastian jatah air zamzam. Apalagi surat dari kepala daerah kerja (Daker) soal jatah zamzam itu berubah-ubah. Semula disebutkan setiap jamaah mendapat 10 liter, namun belakangan diralat menjadi 5 liter. “Kenapa harus beda” Ini tidak fair,” kata Saharudin, jamaah kloter 9 Ujungpandang, kemarin.

Diceritakan, para jamaah di kloternya telah mendengar bahwa penumpang Garuda Indonesia mendapat jatah zamzam 5 liter, sementara jamaah yang menumpang Saudi Airlines mendapatkan lebih banyak. Yakni, 10 liter per orang. “Bukan soal ikhlas atau tidak, masalah ini menyangkut rasa keadilan. Kita semua statusnya sama. Kenapa ada pembedaan” Garuda yang maskapai nasional seharusnya berpihak ke warga Indonesia,” ujarnya.

Vice President Haji Garuda Indonesia Hady Syahrean kepada anggota tim Media Center Haji (MCH) Indonesia mengaku ada perbedaan soal jatah air zamzam itu. Namun, hal itu lebih dikarenakan perbedaan kapasitas pesawat-pesawat yang digunakan pihak Garuda dan Saudi Airlines. “Saudi itu pesawatnya semua kan besar. Kalau kita kan ada Airbus. Nah, Airbus itu kan terbatas kapasitasnya. Jadi, kita keterbatasan daya angkut,” ujarnya.

Untuk mengangkut jamaah haji ini, Garuda Indonesia memanfaatkan Airbus 330 dengan 440 kursi, Boeing 747-400 (455 kursi), dan Boeing 737-300 (440 kursi). Pada musim haji tahun ini, maskapai milik BUMN itu mendapat jatah mengangkut penumpang lebih dari 90 ribu jamaah dari sekitar 160 ribu jamaah. Semula direncanakan 112.688 jamaah, namun kuota terpangkas 20 persen. Sisanya, jamaah diangkut dengan Saudi Airlines.

Jatah air zamzam bagi jamaah memang setiap tahun musim haji selalu menjadi persoalan klasik. Bukan hanya pembedaan antara penumpang Garuda Indonesia maupun Saudi Airlines. Banyak jamaah yang juga masih nekat menyelipkan air zamzam itu ke bagasi maupun tas kabin. Dalam dua hari pemulangan sejak Sabtu lalu (19/10) saja, petugas di area Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah sudah menyita sebanyak 2 ton air zamzam dari jamaah. (hud/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/